3. JEONGHAN

183 18 0
                                    

Aku menatap sengit kearah pemuda yang saat ini tengah menatap ku dengan senyuman liciknya itu. Wajahnya terlihat begitu menyebalkan, bahkan jika tidak ada Appa saat ini kemungkinan aku sudah melemparnya dengan tas milikku yang ku pegang saat ini. Bagaimana, aku tidak merasa kesal padanya. Saat aku membuka gerbang rumahku, aku malah mendapatkan siraman air darinya ditambah dia dengan sengaja mengarahkannya padaku dan saat aku menuduhnya dia malah mengelaknya.

"Haeul-ah. Sebaiknya kau ganti bajumu, iya. Jeonghan Oppa harus bicara dengan Appa dulu, ok. Appa janji tidak akan lama nanti Jeonghan Oppa akan bermain lagi denganmu. Ayo, masuk sana!." ucap Appa pada Haeul, adikku yang berusia 5tahun itu.

Yah, Haeul memang memiliki selisih umur yang cukup jauh dengan ku. Dan Haeul, itu sangat dekat dengan Jeonghan bahkan dia lebih dekat dengan Jeonghan dibandingkan aku kakaknya sendiri. Jeonghan ini sebenarnya adalah tetangga sebelah rumah ku yang sering berkunjung ke rumah ku saat dia punya waktu senggang.

Jeonghan itu seorang Dokter spesialis anak yang tingkahnya melebihi umurnya yang sudah hampir kepala tiga. Kembali pada topik tadi, aku masih menatap sengit kearah Jeonghan. Tentu saja, karna aku belum terima dengan kelakuannya tadi.

"(y/n)-ah, Sudahlah! nak Jeonghan tadi sudah minta maaf dan mengatakan tak sengaja bukan sekarang lebih baik kau masuk ganti bajumu." tukas Appa sembari tangannya mengusap kepalaku.

"Maaf, iya (y/n)-ah aku benar-benar tak sengaja karna terlalu asik bermain air bersama Haeul tadi." ujar Jeonghan sembari tersenyum licik kearah ku.

Aku melenggang pergi tanpa memperdulikan perkataan Jeonghan yang sempat dia ucapkan padaku tadi. Eomma menatapku bingung ketika dirinya baru keluar dari kamar Haeul, tanpa mengatakan atau mengajak Eomma bicara aku langsung masuk ke dalam kamar ku yang bersebrangan dengan kamar Haeul.

"Kenapa, dengan Eonni mu itu? Apa, dia begitu kesal karna nak Jeonghan menyiramnya tak sengaja tadi. Menurutmu, bagaimana. Haeul-ah?."

"Berlebihan, Eomma." Haeul tertawa kecil sembari kaki kecilnya melangkah pergi.

Aku yang baru saja masuk keluar kembali saat melihat kamar ku begitu berantakan. Eomma, yang masih ada disini pun refleks menoleh kearah kamar ku lagi.

"Eomma! Haeul, mengacak-acak kamar ku lagi?." tanya ku dengan melebarkan pintu kamar ku.

"Omo! Haeul-ah, kau masuk ke dalam kamar Eonni mu lagi nak?." tak ada jawaban dari bocah perempuan mu itu, hal itu membuat ku kakiku melangkah untuk melihatnya yang biasanya akan bermain di ruang tengah.

"Haeul, tidak ada Eomma. Dia pasti ke rumah pemuda menyebalkan itu." ujar ku melangkah kembali masuk ke dalam kamar ku.

"(Y/n)-ah, apa kau mau Eomma membantu merapihkan kamar mu nak?." tanya Eomma yang masih berdiri di ambang pintu kamar ku.

"Tak usah, Eomma Haeul hanya mengacak-acak tempat tidur ku. Biar ku rapihkan sendiri nanti." jawab ku sembari tersenyum.

Eomma hanya mengangguk pelan dengan tangannya yang mengusap kepala ku. Begitu Eomma pergi aku kembali menutup pintu kamar ku, merebahkan tubuhku di ranjang tidur menatap langit-langit kamar ku sembari menghela napas panjang.

"Sudahlah, lebih baik aku mandi sekarang." ucap ku melangkah pergi.

Hanya butuh 30menit aku sudah selesai mandi dan berganti pakaian ku. Suara ketukan pintu membuat ku segera membuka pintu kamar ku.

"Nak! Tolong kau jemput adik mu di rumah nak Jeonghan, sekarang. Anak, itu jika tak di jemput pasti tidak akan ingat pulang." ujar Appa menatap ku.

"Kenapa, harus aku kenapa tidak Appa saja." ujar ku malah mendapatkan pelototan dari Appa.

SEVENTEEN IMAGINE (PART 3)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang