14

178 21 0
                                    


"Kakk aku ga bisa tidurr" ucap chika yang sedari tadi tidak bisa tidur dikernakan?

"Aduhh bunda sama ayah ini udh tau kamarnya bukan kedap masih aj bikin di kamar sebelah bikin dikamar bawah kek" gerutu ara

"Gapapa kamu tidur aja kakak mau ke kamar bunda sama ayah bentar ya" ucap ara yang hendak bangun dari baringnya

"Nga ush kakak sama aku aja" ucap chika sembari memeluk ara erat lalu meletakkan tangan ara di telinganya

"Iya sayang, tidur ya selamat mlm sygnya kak cup" ucap ara lalu mencium dahi chika lembut

Tak lama selepas itu chika pun terlelap, sementara itu ara masih lagi tidak merasa ngantuk lalu ia pun melepaskan pelukannya perlahan dengan berhati2 ia berjalan keluar dari kamarnya. Sekarang ia telah pun berada di depan pintu kamar ortunya ia mengetuk

Tok
Tok
Tok

Tetapi adegan panas itu masih lagi berlanjut, ara yg kesal di kernakan ketukannya tidak disahut ia pun membuka pintu yg pertama ia melihat ialah adadeh. Gracio dan shani terkejut apabila melihat anak sulungnya yg berada di depan pintu itu dengan cepat gracio mengambil selimut lalu menutup seluruh tubuh mereka berdua.

"Ara! kamu kenapa ga ngetok dulu" marah gracio

"Udah kali tapi ga di denger" balas ara dengan muka datarnya

"Bisa ngak sih kalo mau bikin di bwh aja! kasian dedek sama chika ga bisa tidur" marah ara kepada ortunya

"Maaf kak..." balas mereka berdua

"Udh sekarang ga ush bikin, kalo mau bikin di bawah ntr mereka kebangun lagi" ucap ara lalu keluar dari kamar itu

Bugh

"Keknya dia marah deh syg" ucap bunda

"Iya tidur yuk udh mlm besok aku ga kerja" ucap gracio

"Kenapa?" tny bunda

"Mau bikin dedek cup" balas gracio lalu mencium bibir shani singkat

Akhirnya mereka pun tertidur dengan posisi memeluk satu sama lain.

Di lain tempat~

Fuhhh

Hembusan angin mlm mengenai salah seorang yang masih belum terlelap ketika itu , ara sedang berada di balkoni kamarnya ia masih lagi terjaga. Ia sedang memikirkan sesuatu, masih ingat dengan surat yg ara terima? iya dia sedang memikirkan tentang itu, setelah ara kembali ke kamarnya ia pun mengambil surat itu dan mengambil satu botol arak yang berkadar rendah lalu membawanya ke meja di luar. Ia pun mendudukkan dirinya di kerusi itu, lalu menarik nafas sejenak dan menghembuskan nafasnya perlahan tangannya dengan perlahan mengambil surat itu lalu membukanya yang ia dapati dari surat itu ialah...

NYAWA HARUS DIBALAS NYAWA,
Lulyvia Zahra Natio Harlan...

Yang ditulis dengan pen berwarna merah.

Ara yang membaca surat itu pun nafasnya memburu tngn nya terkepal erat, jelas mukanya menandakan bahwa ia sedang menahan emosinya. Ia pun membuka botol arak lalu meneguknya dgn perlahan, tekaknya merasa panas apabila air tersebut mengalir memasuki tekaknya. Matanya tiba2 menjadi merah, badannya yg tadinya tegang menjadi getar. Disitulah ara meluapkan emosinya, ia benci dengan dirinya yg tidak bisa menjaga adknya dikernakan dia adknya mati.

Tiba2 seseorang dtg lalu memeluknya

"Kak gpp nangis aja sepuasnya, nangis ga bermaksud kakak cengeng" tutur chika lembut sembari mengulus2 perlahan belakang kakaknya

The PastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang