BAB-20

8.8K 495 132
                                    


Beberapa saat lalu...

"Sekali lagi terimakasih tuan Kalindra atas waktunya untuk datang di metting kali ini, kami merasa terhormat sekali" kata jons-kepala sekolah, membuat Kalindra mengangguk kecil

"Tidak masalah, kalau begitu saya permisi"

Mereka semua mengganguk cepat, dan menunduk saat Kalindra melangkah keluar ke ruang metting, di kawal empat orang bodyguard berbadan besar

"Tuan, metting dengan tuan Roby sepuluh menit lagi, apa kita tidak langsung pergi ke perusahaan?" Tanya Steven-sekertaris nya sopan

Kalindra melirik jam tangannya sejenak, lalu mengedarkan pandangannya ke koridor yang lumayan sepi

Dia ke mana?

"Undur satu jam"

"Tapi tuan, proyek kali ini dua miliar"

"Saya tidak peduli" Kalindra meneruskan langkahnya, membuat Steven tanpa sadar menghela nafas berat

Tau betul sifat Kalindra,

Sepatu kulit hitam itu, melangkah memasuki satu kelas, membuat beberapa siswa yang lagi mengobrol jadi menoleh

"Eh itu bukannya tuan Kalindra?!!"

"Astaga, mimpi apa sih gue semalam bisa ketemu sama dia"

"Ya tuhan, ganteng banget"

Garis wajah Kalindra berubah datar, dan mengalihkan pandangannya, mencari kursi gadis itu

Tak ada, membuat Kalindra melangkah keluar, enggan merespon teriakan para gadis

Dia melangkah, dan belok ke koridor kanan

"Tunggu" langkah Kalindra berhenti di ikuti Steven dan ke-empat bodyguard itu yang menunduk

"Ya, tuan?"

"Kembali duluan ke kantor, saya masih ada urusan" katanya tenang, membuat mereka mengganguk patuh

"Baik"

Kalindra kembali melangkah, dengan garis wajah tertata datar

BRAKK!!

Langkahnya berhenti, dan perlahan menoleh ke-samping.

"Hahaha, dia nangis GUYS"

"Ayok geya, Lo nggak mau senyum di kamera gue"

"BERHENTI ANJING"

"Utututu, simpanan doang belagu Lo"

Samar-samar Kalindra mendengar suara dari sebrang, membuat kakinya berbelok arah

"PERGIII!!!"

"Ayok geya, senyum tengil Lo mana"

Terdengar suara teriakan seseorang, membuat langkahnya semakin cepat

"SETAN LO YA"

Hingga...

BRUK!!

Kalindra tersentak, dan reflek memeluk pinggang ramping gadis itu

"Om.."

Kalindra mendongak ke bawah, menatap gadis itu dengan penampilan kacau, membuat rahangnya tanpa sadar mengeras

"Are you okay Beby?" Dia melirik dingin segerombolan siswa yang terdiam, mematung, membuat tatapan Kalindra semakin tajam

"Aku nyerah.."

KALINDRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang