Setelah menempuh perjalanan udara kurang lebih15/18 jaman, akhirnya aqilla sampai di mansion kakeknya.
Ia turun dari pesawat jat itu, lalu melangkah menjauh dari pesawat itu. Memandangi bangunan mansion itu dengan tatapan sedih. Kemarin rasanya ia belum lama meninggal tempat ini, dan sekarang ia kembali ke sini dengan keadaan berbeda.
Aqilla menarik nafasnya pelan lalu menghembuskannya lagi "siap ga siap, gue harus bisa ngejelasin semuanya sama kekek."
Amora menggandeng aqilla sambil tersenyum "tenang ada gue. gue yakin lo ga bakal di usir, secara lo satu satunya cucunya ga mungkin kan mereka tega ngusir lo," ujar Amora menenangkan aqilla
Aqilla menoleh ke arah Amora lalu ikut terseyum, benar juga ucapan Amora. Emang kakeknya setega itu? Ia rasa tidak "yaudah yuk masuk, kayanya kekek udah nungguin di dalam."
Mereka berjalan beriringan menuju pintu utama mansion itu, dan semua koper mereka sudah di urus oleh salah satu bodyguard kakeknya.
Setelah berberapa saat mereka berjalan, akhirnya mereka sampai di depan pintu besar itu. Bodyguard kakek haris yang melihat nona aqilla sudah sampai akhirnya membukakan pintu itu dengan hormat "selamat datang kembali nona aqilla," ujar bodyguard itu sambil menundukkan sedikit badannya.
Aqilla mmengangguk lalu tersenyum ramah. Mereka dengan perlahan masuk kedalam bangunan besar itu. Amora yang melihat berapa besarnya mansion itu tercengang. Ia tidak menyangka bahwa mansion ini bisa sebesar ini. Bahkan mansion papahnya tidak sebesar ini. "Woww! Besar banget gille."
Aqilla menyikut Amora pelan "biasa aja kali, liur lo netes tuh," ledek aqilla sambil tertawa pelan.
Amora mendengus mendengar ledekan aqilla "gua ga ngeces! Sembarangan aja lo." aqilla hanya terkekeh melihat Amora yang terus mendumel.
"Kakek!," aqilla berlari menuju tempat kakeknya berdiri lalu langsung memeluknya dengan erat.
Kakek haris mengusap pucuk kepala cucunya dengan penuh kasih sayang "gimana kabarnya hmm? Baik? gimana sekolahnya?."
"Udah udah, duduk dulu baru lanjut ngobrolnya. Cucu baru nyampe bukannya di suruh duduk malah di tanya tanya. Gimana si!." gerutu nenek adora pada suaminya. Kakek haris hanya terseyum menanggapi ucapan sangat istri
"Nenek kangenn," ujar aqilla sambil beralih memeluk neneknya. Nek adora membalas pelukan aqilla dengan lembut "nenek juga kengen, yaudah duduk dulu yuk."
"Ehh ini siapa qil? Temen kamu?." heran nek adora
Aqilla menghampiri Amora lalu mengajaknya duduk mendekat ke arah nenek dan kakeknya "oh ya qilla lupa, ini temen aku yang dari jakarta. Anaknya om candra inget ga?."
Kakek haris menaikan satu alisnya heran "candra....? candra anaknya si Yudha bukan?."
Amora mengangguk mengiyakan "iya om, ehhh."
KAMU SEDANG MEMBACA
GarQil {Revisi}
Teen FictionHamil di luar nikah? Di saat umur nya baru menginjak 18 tahun? Bahkan dengan cowok yg sudah memiliki kekasih?! *** siapapun pasti tidak ada yang mau bernasib sama seperti Aqilla, gadis malang yang pulang dari Jerman ke Indonesia, berniat untuk me...