Sadriana - Part 27

5.7K 367 1
                                    

"Apakah Sherly tahu cerita ini?" tanya Joshua mengamati Sadriana termenung lama sesuai dia menyatakan sebuah kisah yang cukup mengejutkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apakah Sherly tahu cerita ini?" tanya Joshua mengamati Sadriana termenung lama sesuai dia menyatakan sebuah kisah yang cukup mengejutkan.

"Aku hampir tidak pernah bercerita tentang diriku. Aku menyembunyikan itu sebaik mungkin. Karena selama ini yang dibutuhkan Sherly bukan ceritaku, melainkan cerita hidupnya." Entah kenapa sejak kapan Sadriana menganggap bahwa dia tidak punya bagian dari kisah Sherly. Dia berulang kali berpikir, pemeran pedukung jangan sampai merusak alur cerita utama. Meski terkadang dia memberontak dengan pemikiran yang aneh itu. Namun berujung dia kembali terjebak sebagai pemeran pendukung.

"Sewaktu SMA, aku melihat Sherly begitu banyak sorotan. Mudah bagi dia mendapatkan seorang teman, perhatian guru dan bahkan dia orang yang berbakat sekaligus pintar. Dia juga terlahir di keluarga yang kaya raya, mempunyai kakak yang begitu perhatian dan menyayanginya. Dan tanpa sadar aku membandingkan itu lalu mempertanyakan peranku di hidupmu. Jujur, saat itu aku tidak menyukai Sherly di antara banyak orang yang juga iri dengannya.

"Tapi aku berusaha untuk menjadi pemeran utama dihidupku sendiri. Aku adalah pemeran utama di keluargaku. Aku senang ketika adik-adikku membutuhkanku, mengantar mereka sekolah, memakaikan baju, menyiapkan sarapan, berlibur bersama. Aku berhenti bersaing dengan Sherly. Mudah bagiku untuk memutuskan pertemanan, mengabaikan dia, membiarkan dia menderita oleh masalahnya sendiri. Waktu itu aku menjadi seorang yang hanya mengamatinya dari kejauhan, apalagi kita dulu beda kelas dan ketika 2 SMA barulah kita satu kelas. Aku menolak dekat dengannya.

"Berulang kali aku berkata sarkas, menyindir topeng palsu yang menutupi dukanya. Aku marah pada penderitaan dia yang dibuat berlebihan. Dan aku senang ketika dia terdiam dengan sikapku."

Joshua bisa membayangkan bagaimana sikap Sadrana di awal kedekatannya bersama Sherly. Itu kisah remaja biasa.

"Tetapi semua berubah ketika dia memohon padaku, meminta tolong sampai ke titik putus asa. Hati nuraniku terkoyak. Aku tidak punya kewajiban untuk membantunya, lagipula banyak teman disisi dia. Lalu kenapa harus aku? Bahkan aku harus menghadapi seseorang yang tidak bisa aku hadapi. Aku takut luar biasa padamu Joshua." Suara Sadriana bergetar. Pengakuannya seketika membuat sekujur tubuh mengigil.

"Aku seperti kejar-kejaran dengan temperamenmu, sikap tak menentumu, bahkan banyak konsekuensi buruk bisa terjadi jika kamu marah. Kamu orang yang paling tidak stabil yang pernah aku temui. Mudah bagimu menyingkirkan seorang siswi SMA dari sekolahnya, terlepas bagaimana kondisi keluargaku saat itu. Aku lebih tahu dari siapapun."

Entah Joshua harus perekspresi apa. Dia akhirnya menyadari betapa mati-matiannya Sadriana menyelamatkan kehidupan Sherly. Pandangan Joshua seperti berputar ketika menatap tangan kananya yang terangkat, dia sangat sadar meski tubuhnya sedang sakit. Betapa mengerikan dirinya jika lepas kendali, karena dia sudah banyak melakukan hal buruk yang bahkan bisa memutus kehidupan orang lain.

"Aku tidak mengharapkan apapun pada kalian. Karena aku tahu betapa beratnya mengubang diri sendiri menjadi lebih baik. Aku tidak mau memaksa kalian, menggurui kalian, tetapi terkadang perasaanku sulit dibendung dan akhirnya pecah. Aku berulang kali memarahi Sherly yang suka tidak berpikir jernih dan ceroboh, meski begitu aku mengakhirinya dengan sebuah pelukan. Lalu aku menyadari satu hal lain, ternyata merasa sendirian di dunia ini, itu sangat mengerikan. Tidak mengerti benar salah. Berjalan seorang diri sedang matanya buta dan telinganya tuli. Kondisi yang hampir tidak ada orang yang mengetahuinya."

Sadriana menolehkan kepalanya ke arah Joshua, mereka kini saling betatapan satu sama lain. "Aku bersyukur kalian sudah menjadi seseorang yang lebih baik. Berani melewati rasa sakit. Dan terus membenahi diri. Itu pencapaian bagus. Aku cukup bangga dengan kalian. Yang paling tidak disangka adalah aku mendengar permintaan tulus darimu. Kamu berjuang menebus kesalahanmu walaupun bingung bagaimana caranya. Sekarang kamu tidak perlu lagi khawatir. Aku benar-benar sudah memaafkan kamu. Semua kesulitan demi kesulitanku di masa lalu sudah terbayarkan. Aku juga sangat bersyukur Sherly bisa menikahi pria yang dia cintai. Dan kamu merestui Sherly tanpa mempersulitnya." Sadrina mengulas senyuman tipis.

Terbayangkan, jika Sadriana memilih menyembunyikan uluran tangannya. Sherly mungkin akan menangis keras di dalam kamar, pintunya dikuncikan dari luar dan melarang bertemu Keanan karena lamaran pernikahan Keanan akan seperti noda di mata Joshua. Atau paling buruknya, dia akan membuat Keanan tidak menginjakan kaki di negara ini, menghancurkan karirnya serta lingkungan sosial yang sudah dia bangun.

Sadriana sudah berhenti berbicara. Dia mulai menghadapkan tubuhnya ke punggung sofa dan matanya kini terpejam. Tak lama dia akhirnya jatuh tertidur, alur napasnya terdengar nyenyak.

Sedangkan di sudut hati Johsua dia merasa begitu bersyukur. Jarang sekalian mendengar pengakuan orang lain tanpa dia merasa tersinggung melukai hatinya. Dulu mudah baginya mengancam, memaki di depan wajah orang lain. Kini dia seperti menikmati sebuah ketulusan yang sangat lembut.

.......\

Joshua harus tetap istirahat banyak, meski dia sudah diizinkan untuk pulang. Sadriana lekas mengurus administrasi perpulangan kemudian mengantar pria itu ke rumah menggunakan mobilnya. Sedangkan mobil Joshua sendiri katanya nanti akan di ambil oleh orang suruhannya.

Di sisi lain, ini pertama kali Sadriana mengemudikan mobil untuknya. Meski wanita itu kelihatan lamban, tapi dia menjalankannya dengan baik tanpa melanggar aturan lalu lintas. Dulu Joshua sulit memberikan kepercayaan pada Sherly untuk menyetir mobil, hanya karena sebuah perasaan takut, beresiko, berbahaya dan pikiran buruk lainnya. Padahal jaman sekarang banyak wanita yang bahkan lebih pro mengemudikan mobil. Joshua kini benar-benar menertawakan pikiran kunonya.

Sesampai di rumah Joshua, Sadriana mengantarkan Joshua ke kamarnya lalu masih menyempatkan diri memasak bubur dan sup menyesuaikan bahan-bahan yang tersedia di dapur.

"Setahu aku di rumah ini kamu punya ART." Sadriana berkatas sembari membawa nampan di atasnya semangkuk bubur dan sup ayam.

"Dia udah keluar setelah Sherly menikah. Aku belum dapat pengganti yang tepat. Paling ada tukang bersih-bersih yang datang seminggu tiga kali tapi dia nggak nyiapin aku masakan." Joshua memang sedikit sulit mendapatkan ART yang cocok.

"Kalau gitu ya kamu belajar masak yang paling mudah. Masa, masak telor goreng nggak bisa? Si Andreas aja bisa goreng sosis nugget sendiri. Atau jangan-jangan kamu nggak bisa masak nasi?" Sadriana memberikan tatapan aneh ke seseoran yang tidak bisa masak nasi. "Emang mudah untuk delivery makanan, tapi aku tahu kadang orang pesan makanan aja malas. Atau setidaknya telpon asisten kamu untuk pesanin makanan."

Joshua menunjukkan ekspresi sedih ketika melahap makanan di depannya. Rasa masakan Sadriana sederhana tetapi ini membuat perasaannya cukup hangat. Ternyata Joshua merasa jauh lebih kesepian di rumah ini.

Sadriana kemudian bergegas berpamitan. Dia harus kembali ke kampus untuk melanjutkan revisiannya, setidaknya ada teman seperjuangannya yang membuat dia tetap semangat menuntaskan tugas.

"Sehari sebelum maju sidang, kabarin aku. Aku tahu terkadang kita butuh orang lain disaat menghadapi ujian semester akhir. Hitung-hitung sebagai tanda terima kasih udah nemenin aku di rumah sakit." Perktaan Joshua membuat Sadriana berpikir sejenak.

"Ya udah nanti aku kabarin." Akhirnya Sadriana melenggang pergi. Tak lama mobil Sadriana mulai keluar dari pekarangan rumah Joshua.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.









You're my Allergic - Sadriana Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang