Part 48 - After Ending

4.2K 353 17
                                    

Pukul setengah lima pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul setengah lima pagi. Ponsel Joshua tidak berhenti berdering, setiap kali mati karena panggilan tak terjawab, dering itu kembali terdengar hingga si pemiliknya mau mengangkat. 

Merasa terganggu tidurnya, terpaksa Sadriana membangunkan Joshua yang tertidur pulas dengan tubuh telungkup tanpa atasan. Joshua masih belum bergeming, sedangkan Sadriana kesulitan bergerak karena kaki pria itu menindih kakinya.

"Joshua! Hp kamu itu berisik banget!" omel Sadriana menepuk-nepuk keras wajah Joshua. Padahal dulu pria itu mengaku sering insomnia dan mudah terbangun ketika mendengar sedikit suara. Tapi rasanya semua itu hanya kebohongan bagi Sadriana. Joshua jauh lebih sulit dibangunkan.

Sadriana terpaksa mencubit lengan pria itu sampai akhirnya bangun mengaduh kesakitan. Mata Joshua terbuka, lekas dia merayap meraih ponselnya.

Sadriana memperhatikan pembicaraan Joshua saat panggilan telpon berlangsung. Pria itu seketika langsung terduduk, memijit keningnya dan tak butuh waktu lama panggilan itu berakhir.

"Hendri, rekan bisnis aku meninggal. Aku harus pergi ke tempatnya." Joshua mendesah berat. Pasalnya, sejak kemarin Joshua mengambil alih urusan Hendri hingga pulang larut. Termasuk berulang kali menjenguk pria itu ke rumah sakit, dan memastikan pengobatan berjalan baik.

"Apa aku harus ikut?" Tanya Sadriana. Ia mengerti jika dirinya tidak bisa membantu apa-apa di situasi ini.

"Nggak perlu. Aku akan antar kamu ke rumah orang tua kamu. Disana pasti banyak keributan antar keluarga Hendri." Joshua tidak mau Sadriana lelah karena proses pemakaman yang panjang. Apalagi Joshua sebenarnya adalah orang luar, namun Hendri lebih memberikan kepercayaan kepadanya dari pada sanak-saudaranya.

Lekas Joshua bergegas mandi dan bersiap. Mengenakan kemeja dan celana hitam. Sedangkan Sadriana masih menggunakan pakaian tidurnya serta dilapisi jaket tipis, dia juga sekedar membawa tas kecil berisi ponsel dan dompet.

"Aku belum tahu akan pulang jam berapa. Nanti aku akan kabarin."

Sadriana mengangguk paham sambil dalam posisi merebahkan diri menghadap ke sisi kiri, mengamati Joshua sibuk.

"Kalau kamu ada perlu apa-apa, segera hubungi aku."

"Iya." Jawab Sadriana singkat menuruti permintaan suaminya. Setelah Joshua selesai bersiap, diapun bergerak turun dari ranjang dibantu Joshua. Kemudian mereka berjalan menuju garasi mobil.

Jalanan masih lenggang karena pagi belum terbit, jadilah mereka tiba di rumah orang tua Sadriana lebih cepat. Joshua tidak ikut turun, namun dia tetap menunggu Sadriana sampai pintu rumah dibukakan oleh Mama dan istrinya itu melambaikan tangan lalu masuk ke dalam. Joshua akhirnya bisa berangkat dengan tenang.

......

Sepanjang hari, Sadriana merasakan perasaan tidak nyaman tentang Joshua. Pria itu belum kunjung memberi kabar dan panggilannya sangat sibuk hingga menjelang siang. Namun Sadriana mengingatkan ke diri sendiri agar tenang, tidak boleh terlalu berpikir berlebihan karena dia sedang hamil.

You're my Allergic - Sadriana Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang