"Perempuan yang kehilangan peranan kedua orangtuanya akan hanyut perasaan saat bersama laki-laki yang berhasil memberikan kasih sayang yang selama ini dicarinya"
-F-
-----------------------------------------
Dalam kehidupan, ada satu sosok yang tidak mampu diukir dirinya seperti apa bagi orang lain. Bagaimanapun akhir dari hubungan bukan alasan untuk membencinya, kan?Perempuan, jangan pernah jatuh karena seorang laki-laki. Berhenti memikirkan perasaan kecewa berlebihan adalah upaya menyakinkan diri pada hal hal indah selanjutnya. Untaian diksi yang indah tentangnya, selalu terkenang dan abadilah hingga waktu yang memudarkan perasaan itu.
Padanya, rasa ini akan bertahan hingga waktu yang memudarkannya tanpa paksaan, ujar seorang Balqis, menatap langit yang berwarna jingga sembari tersenyum tipis.
Alya datang dengan tote bag pada tangannya, menghampiri Balqis yang sedang diam menatap kearah langit.
Sebelum mendekat pada sisi Balqis, Alya menatap Balqis heran karena sedang tersenyum menatap langit, Alya merangkul sahabatnya itu setelah meletakkan tas disebelahnya. Mereka sedang berada dibalkon rumah Balqis. Pepohonan yang rindang begitu menyejukkan ketika melihatnya.
"Kenapa, Balqis?"
"Ah, tidak, langitnya, indah ya," Jawab Balqis kaget dengan kedatangan Alya yang sudah merangkulnya.
"Memikirkan apa? Jujur, aku nggak suka kalau ada yang disembunyikan,"
Balqis menghela nafasnya dan menatap Alya seksama. Alya yang mendapat tatapan itu bingung, dan memutuskan untuk menatap Balqis dengan seksama juga.
"Kalau Balqis bilang, ada sosok yang berhasil memikat perasaan Balqis, bagaimana menurut Alya?"
"Senang dong, jaga perasaan itu yaa. Bumi ini terlalu luas jika dinikmati sendiri. Tapi, jangan salah memilih orang dalam menikmati kehidupan fana. Namun, Balqis paham sendiri jika melalui pandangan agama seperti apa bukan? Semisal, kita menaruh perasaan pada lawan jenis,"
Balqis menggangguk paham dengan pemikiran Alya tentang syariat agama dalam menaruh perasaan pada salah satu insan.
Islam itu indah, tidak ada larangan dalam menaruh rasa kepada siapapun. Jika pemeluk agama islam memandang dari satu arah akan muncul pemikiran seperti, agama muslim banyak tantangannya.
Dalam kehidupan yang singkat, menaruh rasa adalah hal yang lumrah. Maka berdekatan, bercanda, berbicara, dan aktivitas yang dilakukan bersama sosok itu merupakan hal diimpikan, bukan?
Tapi, islam mempunyai batasan tersendiri atas interaksi yang terjadi. Hal kecil berisi sesuatu yang romantis, lucu, menggemaskan, adakah manusia yang tidak ingin terjalin didalam hubungan itu?
Alya menatap Balqis dengan tatapan teduh. Setelah teriakan yang membangunnya karena begitu menggelegar, Alya paham Balqis sedang memikirkan sesuatu.
"Papa ada bilang apa sama Balqis?" Tanya Alya memecahkan keheningan diantara keduanya, sedangkan Balqis memilih tetap diam untuk beberapa detik sebelum menghembuskan nafas pasrah.
"Tidak ada, mungkin sekedar nasihat tentang remaja," Gadis berjilbab biru itu tersenyum tipis, menerawang pembicaraannya dengan papanya beberapa waktu lalu.
Flashback on
Balqis menatap heran abang serta papanya yang sudah berdiri didekat sofa.
Balqis menghampiri kedua pria tersebut.
Gazala, papanya menatap Balqis dengan tajam seolah sedang mengintrogasi dirinya."Kau pacaran?" Tanpa basa-basi, papa bertanya dengan nada sinisnya.
"Tidak pa,"
"Bagus, pertahankan itu. Papa juga tidak mau ada anak papa yang pacaran!"
Ucapan sarkas papanya, membuat balqis mengernyit bingung.
Siapa yang berpacaran disini? Dirinya? Berdekatan sama lawan jenis saja susah. Bagaimana mungkin dirinya pacaran? pikir Balqis menatap wajah papanya.
Flashback off
Alya menatap Balqis bingung. Jarang sekali Balqis seperti sekarang, hal itu memicu pertanyaan bagi Alya tersendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sepasang Netra Hazel
Teen FictionTentang gadis yang gagal dalam hubungan percintaan, tapi beruntung dalam hubungan keluarga. Keluarga yang utuh, lengkap dan harmonis adalah salah satu impian banyak anak. Keluarga lengkap dan jati diri kedua orang tua ada didalam rumah hangat terseb...