Ahyeon masih mematung ditempatnya, mencoba untuk mencerna kalimat terakhir yang di ucapkan Kai pada dirinya."Ahyeon, Sayang.. Nak.. Ahyeon.. Hei.." Jennie mengguncangkan tubuh Ahyeon, mencoba mendapatkan kesadaran Putri nya. "Ayok kita ke rumah sakit, Sayang. Kita obati luk--"
"Apa yang di maksud suami mu, Mom. dengan 'anak haram'?."
Ucapan Jennie terpotong oleh pertanyaan tiba-tiba dari Ahyeon. Ahyeon menatap kosong wajah Jennie. Tatapan yang tidak pernah Jennie lihat sebelumnya, Jennie segera memeluk tubuh Putri semata wayangnya.
"Jangan dengarkan omongan si brengsek itu, Sayang." Ucap Jennie dibalik punggung Ahyeon.
"Jelaskan kepada ku, Mom." Desak Ahyeon kepada Jennie.
"Tidak, Sayang. Ayok lebih baik kita ke rumah sakit saja. Luka-luka mu harus segera ditangani." Jennie tidak ingin segera memberi tahu Ahyeon, apa yang sebenarnya terjadi.
"TIDAK! AKU TIDAK MAU KE RUMAH SAKIT! MOMMY JELASKAN PADAKU APA YANG SEBENARNYA TERJADI?!." Ahyeon berteriak histeris, Ahyeon berontak dalam pelukan Jennie.
"Ahyeon! Tolong jangan seperti ini, Sayang." Jennie memohon agar Ahyeon lebih tenang didalam pelukannya. Jennie menangis tersedu-sedu.
"TIDAK AKAN! SEBELUM MOMMY MENJELASKAN KEPADA KU, APA YANG SEBENARNYA TERJADI PADA KU?!." Ahyeon menuntut jawaban kepada Jennie. Akhirnya Jennie menyerah.
"Kamu sedang mengandung, Sayang. Usia kandungan mu baru berumur 2 pekan." Jennie melepaskan pelukannya, memegang pundak Ahyeon. Lutut Ahyeon begitu lemas setelah mendengar penjelasan dari Mommy nya, tubuh nya linglung, keseimbangan nya menghilang. Bagaimana bisa hal ini terjadi kepada nya?.
"Ahyeon!" Jennie segera menompang tubuh Ahyeon sebelum benar-benar menyentuh lantai. "Bibi Han! Tolong panggilkan Joseph! Cepat!" Jennie berteriak memerintahkan Bibi Han.
Fikiran Ahyeon begitu bercabang saat ini, setelah mendengar fakta dari Mommy nya, bahwa Ahyeon tengah mengandung. Tidak! Seharusnya ini tidak boleh terjadi. Bagaimana dengan kuliah nya di Jepang? Bagaimana dengan mimpi-mimpi Ahyeon? Bagaimana dengan cita-citanya? Bagaimana dengan sahabat-sahabatnya? Ahyeon akan berangkat ke Jepang besok pagi. Ahyeon tidak mau hal ini terjadi. Akan tetapi kenapa hal ini terjadi pada dirinya.
Ahyeon tidak pernah berfikir akan ada disituasi ini, Ahyeon tidak mungkin kehilangan cita-citanya begitu saja, setelah semua usaha yang Ahyeon lakukan untuk mendapatkan mimpi nya, Ahyeon mati-matian belajar agar diterima di universitas impian nya bersama para sahabatnya, Ahyeon tidak akan sanggup jika harus kehilangan itu. Bahkan Ahyeon berusaha semaksimal mungkin untuk menerima takdir nya kalau Ia telah kehilangan sesuatu yang sangat berharga bagi dirinya. Yang di renggut begitu saja, Ia kehilangan itu tanpa atas dasar landasan cinta. Bukan atas dasar keinginannya juga. Akan tetapi, Apa lagi? Ahyeon tidak mungkin merelakan hal yang satu ini, tidak mungkin!
"Aaaaaaarrrrrrghhhhh!!! Mommy pasti bohong! Tidak! Aku tidak akan mungkin hamil Mommy!" Ahyeon tiba-tiba saja berteriak histeris, Jennie terkejut bukan main melihat Ahyeon seperti ini. "Katakan Mommy, kalau Mommy bercanda kan?! Iyaa kan Mom?." Ahyeon menatap lekat wajah Jennie, gadis itu mengguncang-guncang kuat tubuh Mommy nya, tangis nya semakin pecah, wajah cantiknya yang dipenuhi luka tamparan, dibasah oleh derasnya air mata.
"Ahyeon, Sayang.. sadarlah Nak. Mommy mohon jangan seperti ini, Sayang." Jennie memeluk Ahyeon.
"Mommy! Percaya lah padaku! Aku tidak pernah melakukan hal itu, Mom! Semua ini terjadi bukan atas dasar keinginanku, Mom! Aku harus bagaimana?! Aku tidak ingin melahirkan anak ini!." Ahyeon menangis histeris, menatap dalam wajah Mommy nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lowkey [END]
Teen FictionAhyeon dikenal sebagai anak yang sangat berprestasi, tidak ada riwayat buruk dalam hidupnya, tidak pernah membully, atau melakukan hal hal yang tidak seharusnya dilakukan.. Namun tiba tiba terjadi suatu peristiwa yang sangat tidak tertuduga di hidu...