3

145 12 2
                                    

            Hari ini Bandung sangat cerah, matahari tepat berada diatas kepala seorang gadis yang sedang sibuk dengan ipad dihadapannya.
Wanita yang hari ini sangat terlihat manis dengan balutan jilbab berwarna pink soft ini memilih masuk kebagian dalam cafe karna rupanya mulai tidak bersahabat dengannya, padahal ia masih ingin menghirup udara segar dari pohon-pohon yang mengelilingi cafe tersebut.

"Kai, bahan-bahan masih aman semua?"

"Aman teh, kemarin baru restock semua"

"Okee good job. Oh iya kai, aku mau istirahat sebentar diruangan, aku juga buat janji sama zora, jadi kalau dia dateng suruh langsung keruangan aja ya"

"Baik teh"

          Belum lama dari kepergian Ownernya itu Kaira  salah satu karyawan di Nias Cafe dikagetkan oleh suara seseorang yang menyentuh pundaknya.

"Astagfirlulah"
"Teh zora ngarerewas waee"
(Teh zora mengagetkan saja)

"Maneh kunaon kai, gawe sambil ngahuleng kitu"
(Kamu kenapa kai, kerja sambil melamun gitu"

"Haha hapunten teh, tadi nuju mikirken si teh elaa"
(Maaf teh, tadi lagi mikirin teh elaa)

"Emang kunaon elaa?"
(Emang kenapa elaa)

"Ti datang ka cafe katingali pias pisan"
(Dari datang kecafe mukanya pucat sekali)

"Ayena dimana elaa na?"
(Sekarang elaanya dimana)

"Diruanganna teh"

"Yaudah aku samperin dulu"
"Gawe nu bener kai, tong ngahuleng waee bisi disenggol ku aki-aki"
(Kerja yang bener kai, jangan melamun terus nanti disenggol kakek-kakek)

"Mit amittt teh zoraaaa"

        Pelaku yang menepuk bahu kaira dan yang baru saja iseng kepadanya itu adalah Izora Aneska salah satu sahabat syabil dan bekerja sama juga dengan syabil dalam menjalankan Nias Cafe.

Setelah beberapa kali mengetuk pintu dan belum mendapatkan jawaban dari pemilik ruangan, zora akhirnya mencoba membuka pintu yang ternyata tidak terkunci itu.
Dan melihat pemilik ruangan sedang tertidur duduk disalah satu sofa yang berada diruangan tersebut.

Benar kata kaira, wajah syabil terlihat pucat.
Wajah yang biasanya selalu terlihat ceria itu kini terlihat begitu lelah, entah apa yang sedang syabil pikirkan tapi zora yakin kalau sahabatnya itu sedang tidak baik-baik saja.

        Zora berniat meninggalkan ruangan itu, lebih baik membiarkan syabil melanjutkan istirahatnya daripada harus melanjutkan meeting yang sudah mereka janjikan.
Belum sempat zora menyentuh gagang pintu langkahnya terhenti saat ia mendengar lenguhan dari gadis yang sedang tertidur itu.

"Aa jangan tinggalin elaa, elaa butuh aa"

Terdengar begitu menyakitkan ditelinga zora disaat sahabatnya itu meneteskan airmata dalam tidurnya, dan ia memutuskan membanggunkan syabil sebelum mimpi buruk itu lebih lama menganggu tidur sahabatnya.

"Laa, elaaa bangun laaa"

"Aa elaa kangen aa"

"Laaa ayok bangun dulu"

Zora masih berusaha menepuk pipi syabil agar gadis tersebut bangun.

"Laaa bangun yuk, kita beli silverqueen laa"

Ajaib, dengan hanya mendenger kata Silverqueen gadis yang pipinya sudah dipenuhi airmata itu terbangun.

"Hisss giliran ngadangu silverqueen we maneh hudang elaa"
(Giliran mendengar kata silverqueen aja kamu bangun)

OSADHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang