1

300 25 7
                                    

Sudah 4 hari berturut-turut rava berpindah kota dari satu kota kekota lainnya untuk mempromosikan single barunya berjudul "Angin Rindu" yang ia tulis sendiri berdasarkan pengalaman pribadinya ini.
Disalah satu event yang mengundang dirinya rava berkata "single ini gue tulis disaat gue merindukan orang yang mungkin tidak bisa gue gapai lagi, gue hanya bisa merasakan bayangan dan mengingat segala memori tentang dia"
Rava sudah memiliki beberapa single bahkan ia sedang mempersiapkan album pertamanya, di lagu pertama sampai single terbarunya ini memang bukan semua ciptaan rava tapi disetiap lagunya rava tunjukan untuk seseorang yang dia bilang tidak bisa ia gapai lagi katanya.

"rav abis ini lo istirahat dulu, gua mau cek venue" bang denis berkata sambil meletakan koper disudut kamar saat ini rava dan tim sudah berada disalah satu hotel dibandung dikota terakhir tour single barunya
"gue gak perlu cek sound bg? " rava menimpali pernyataan bang deni dengan pertanyaan itu sambil merebahkan dirinya disalah satu kasur twinbed yang berada dikamar hotelnya

"muka lu udah pucet begitu mending dipake tidur biar ntar malem seger"

"halah gue belum ngerokok aja inimah bang, amanlah"

"aman aman tapi mata lu merem" bang denis berbicara sambil melempar baju berniat menyuruh rava berganti pakaian dulu sebelum terlelap

"5 menit doang bang, abis itu kita cek sound" rava sudah tidak memperdulikan baju yang dilembar bg denis dan memilih menelungkupkan badannya dan langsung terlelap

"dasar bocah, dikasih tau yang tua ngeyel bener" dumel bang denis sambil berjalan kearah balkon

Matahari bandung sore ini lumayan membakar kulit walaupun hawanya tetap dingin, bang denis masih sibuk mengobrol dengan salah satu panitia event yang mengundang anak asuhnya itu sampai dimana dering telfon menganggunya

"bang lu dimanasih? kenapa gue bangun tidur gaada orang? gue kekamar sebelah juga gaada yang bukain pintu? lupada ninggalin gue?" suara rava disebrang sana sangat terdengar begitu kesal

"lu tidur kayak orang mati bego, gue udah bilang lu gausah ikutan check sound tapi lu maksa giliran gue tungguin pas dibangunin gue ditendang, kan bangsat" bang denis menjawab tidak kalah kesalnya

"ya maaf gue ngantuk banget bang"

"yaudah mending lu mandi, kita bentar lagi balik abis itu cari makan"

"anjing, gue berasa anak kecil yang ditinggalin keluarganya"

"bukannya emang ya?"

"anjing lu bang"

Setelah itu terdengar suara bang denis yang tertawa sangat puas dan membuat rava mematikan telfonnya secara sepihak. Bukannya melakukan apa yang diperintahkan oleh bang denis, rava memilih berjalan kebalkon dan menyalakan rokoknya dan membuang tinggi-tinggi asap itu kelangit dengan harapan kacau yang ia rasakan bisa ikut bersama hilangnya asap rokok itu

Tentang rava, lelaki itu bisa menjadi dirinya sendiri disaat dia bersama orang-orang terdekatnya, ya seperti disaat dia bisa mengomel seperti tadi kepada bang denis manager dan tim bandnya.
Sehari sebelum mereka berada dibandung mereka sudah memutuskan untuk kembali kejakarta, sebelum salah satu rekan bang denis menghubunginya dan meminta rava untuk menggantikan salah satu rekan penyanyi yang satu label dengannya yang tidak bisa hadir dikarnakan kecelakaan, padahal bang denis dan tim rava sudah mengeluh lelah karna sudah 3 hari pola tidur mereka berantakan dan badan mereka sudah remuk redam rasanya tapi rava bersikeras untuk mengambil job itu padahal dirinya sendiri sudah merasakan badannya mulai demam tapi ia enggan bicara kepada bang denis.

Jam sudah menunjukan 17.00 disaat bang denis dan tim sampai dikamar hotel mereka memutuskan untuk bebersih terlebih dahulu sebelum turun kembali untuk makan dan mempersiapkan diri untuk malam nanti.
Rava yang sudah segar memilih untuk duduk kembali disalah satu kursi santai disudut balkon

OSADHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang