#1

79 15 2
                                    

"Jadi, apa kau memilihnya sebagai manusia yang akan kau jinakkan?"

Pria itu mengangguk yakin.

"Bukankah justru akan lebih sulit jika kau memilih manusia dengan jenis albino untuk di jinakkan?"

"Aku tidak peduli. Jika aku mengatakannya, maka akan aku lakukan. Bisakah kau sekarang pergi?"

Pria lainnya hanya menghela napas. "Aku hanya dapat mengingatkanmu, jika manusia albino yang kau pilih memiliki sifat dan temperamental yang buruk."

"Aku tidak peduli. Pergilah kau Hwang sialan Hyunjin."

Hyunjin, pria dengan balutan kemeja mewah hitamnya itu menggedikkan bahu acuh, lalu setelahnya pergi.

"Tuan, pesanan yang anda inginkan telah siap dikirim ke mansion anda."

"Bagus. Lakukan dengan cepat, karena aku ingin segera menjinakkannya."

"Baik tuan, akan kami usahakan."

••

"Apa yang sekarang dia lakukan?"

"Sedari tiba di mansion sekitar 30 menit yang lalu, dia terus melakukan hal yang sama. Membenturkan kepalanya pada daun pintu."

"Kami memutuskan untuk mengikatnya pada sisi ranjang, tuan."

Setelah mendengarkan laporan sang anak buah, tungkai besarnya itu pun kemudian melangkah masuk kedalam ruangan yang sudah sepenuhnya hancur berantakan.

Mendengar suara langkah kaki yang berjalan mendekat, membuat pemuda yang tengah terikat pada sisi ranjang kembali memberontak.

"Aku tidak menyangka kulitmu terlihat jauh lebih putih jika aku mengurungmu di dalam ruangan."

"Apa yang ingin kau lakukan!?"

Gertakan dari si pemuda tentu tidak membuatnya takut.

"Aku Seo Changbin. Mulai sekarang kau adalah target manusia yang akan aku jinakkan."

Meski kedua tangan dan kakinya terikat, pemuda itu dengan luwesnya mengacungkan jari tengah kehadapan Changbin.

"Get the hell, bitch!" Sarkasnya.

Lontaran kalimat tersebut tentu membuat Changbin mulai tersulut emosi.

Tangannya dengan ringan berayun menampar pipi kiri milik si pemuda.

"Lee Felix, atau perlukah ku sebut dengan Lee Yoongbok?-"

"Jangan kau berani menyebutkan nama itu dengan mulut kotor mu, banjingan!"

"Oh, tentu saja aku tidak akan melakukannya. Jika kau bersedia untuk aku jinakkan, Felix."

"Aku tidak memintamu untuk menjinakkan ku, sialan."

"Benarkah? Apa kau pikir kau adalah manusia yang tidak perlu di jinakkan?"

"Nghh...fuck! Apa yang kau lakukan!? Lepaskan aku, keparat!"

"Berhenti bekata kasar, atau mulut kecilmu akan ku masukan penis seorang pria."

Felix mau tidak mau hanya terdiam tanpa melakukan sebuah perlawanan, saat Changbin melakukan 'pemeriksaan' pada tubuhnya.

"Buka bajumu."

"Apa!?"

"Aku tidak suka jika harus mengulangi perkataan ku."

"Apa yang sebenernya ingin kau lakukan, sialan? Kau melecehkanku."

"Cepat lakukan, sebelum aku kembali menamparmu."

"Setidaknya lepaskan ikatan pada tanganku. Kau bodoh atau apa?"

Changbin berjalan mendekat untuk membuka untaian tali yang mengikat tangan si pemuda.

"Bukankah itu bukti lain, jika kau memang manusia yang patut di jinakkan?"

Changbin berujar, saat dirinya melihat luka pada sekujur tubuh kurus milik Felix.

"Aku melakukannya untuk bertahan hidup." Balasnya.

"Jadi, jenis obat-obatan apa saja yang kau perlukan?"

"Apa kau pikir aku bergantung pada obat-obatan?" Tanya Felix dengan satu alis yang terangkat.

"Tentu. Seorang albino seperti dirimu pastinya akan sangat bergantung pada obat-obatan."

Felix tertawa remeh. "Albino merupakan kelainan genetik, bukan sebuah penyakit. Jadi tidak ada jenis obat apapun yang dapat menyembuhkan ku."

"Apa Heterochromia mu merupakan sebuah kelainan genetik juga?"

Melihat Changbin yang menyadari perbedaan pada warna matanya, membuat Felix segera mengalihkan pandangannya.

"Bukan urusanmu."

Changbin menggedikkan bahu acuh.

"Bersihkan tubuhmu. Aku akan segera kembali saat waktu makan malam tiba."

"Sialan. Pria sialan. Apa dia pikir aku ini binatang buas? Dia terus saja mengatakan kata 'menjinakan'. Itu sangat menjengkelkan." Dengus Felix kesal.

Meski begitu, ia tetap melakukan perintah yang Changbin katakan.

••

"Aku membuat beberapa peraturan untukmu."

Tangan besar milik si pria terulur kehadapan Felix yang tengah menyantap makanannya.

"Lihatlah, dan katakan padaku jika ada beberapa peraturan yang tidak kau setujui."

Felix hanya menggedikkan bahu acuh dan membaca sekilas selembaran kertas dihadapannya.

Kedua alisnya bertaut begitu membaca rentetan kalimat yang tidak ia pahami. "Apa maksudmu dengan melayani?"

"Tentu saja kau harus melayaniku saat aku membutuhkan tubuhmu." Balasnya ringan.

"Aku tidak menyetujuinya."

"Kau tidak boleh menolaknya."

Felix membanting garpu yang di pegangnya ke atas meja, "Kau bilang aku boleh menolaknya jika aku tidak setuju dengan peraturan yang kau buat."

"Tapi tidak dengan yang itu."

"Sialan! Kau pria sialan!"

Changbin segera memberikan suntikan bius pada Felix, sesaat ketika melihat pemuda itu yang mulai melayangkan garpu ke hadapannya.

"Naughty boy. Kau memang perlu di jinakkan."

15/09/24

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

15/09/24

Eaaaa, tes ombak dlu deh, tak bwt dikit dlu bwt liat reaksi klian pda minat ama book ini atau enggak.

Ini spesial ulang tahun anak ayam kesayanganku, makanya ku bwt book baru dengan pairing ChangLix.

[1] 𝗧𝗔𝗠𝗘 || ChangLixTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang