Satu jam lamanya Ranan mencari keberadaan Jendra. Sahabatnya itu menyewa beberapa orang murid untuk berjaga di tangga koridor lantai dua untuk mencegah siapapun yang akan naik.
Tapi dengan bantuan Mahesa, Rian dan Morgan, Ranan berhasil naik ke lantai dua.
Dan kejadian berikutnya berhasil menguras emosinya. Ranan meninju Jendra habis-habisan hingga sahabatnya itu tepar dengan keadaan setengah naked.
Mauren menangis meraung-raung sembari memeluk tubuh Anin yang lemas dan tidak sadarkan diri. Gadis itu tak hentinya mengucapkan kata maaf pada Anin yang pingsan.
"Ba—bawa ke rumahku aja."
Ranan menggendong Anin setelah membungkus tubuh mungil itu dengan jaketnya. Bersama Mauren, Ranan keluar dari sekolah ikut pintu belakang agar tidak ada yang melihat.
"Sialan lo ndra!" Teriak Morgan marah.
"Gila lo ndra! Gue tau lo brengsek—tapi? Badjingan anjng!" Rian tidak bisa berkata-kata lagi.
Jendra yang masih setengah sadar tersenyum tipis seraya menatap dua kawannya yang emosi.
"Di—dia nikmat, gan! Kkk.."
BUGH!
Jendra pingsan ketika Rian melayangkan pukulannya. Dan Rian, Morgan dan Mahesa pergi meninggalkan Jendra di UKS.
✧✦✧✧
Mauren merupakan anak tunggal yang tinggal sendiri dirumahnya. Kedua orang tuanya berada di negara yang jauh disana untuk mengurus bisnis, sedangkan ia tinggal di rumah, di Korea.
*ceritanya akan tetap berlatar di korea, ya:)
Saat ini, Anin sudah berada dikamar Mauren.
Mauren sudah membersihkan tubuh Anin dan mengobati lukanya. Dan Mauren juga sudah mengganti pakaian Anin dengan pakaian yang lebih hangat dan nyaman.
"Anin demam.." ucap Mauren pada Morgan dan Ranan.
"Kamu tenang aja, aku udah telfon dokter Lea buat periksa anin.." kata Morgan dengan lembut.
"Makasih, moon.."
Morgan menarik Mauren ke dalam pelukannya. Mulutnya tak henti mengucapkan kata-kata penenang agar kekasihnya itu berhenti menangis.
"i–ini salah aku, moon.. anin pasti benci sama aku.." isaknya tersedu-sedu.
"Enggak.. ini semua bukan salah kamu. Jadi jangan mikir yang enggak-enggak.." ucap Morgan menenangkan.
Sedangkan Ranan.
Lelaki berwajah tegas itu hanya duduk diam tanpa ada niat bersuara.
"Jendra bangst! Sialan lo!"
✧✦✧✧
Pukul dua dini hari.
Anin terbangun karena merasakan remuk diseluruh tubuhnya. Tangisnya pecah saat merasakan bagaimana sakitnya 'area bawahnya' .
Mauren yang tidur disamping Anin tentu terbangun.
"Hiks.. sa–sakit, ren.." isak Anin tersedu-sedu.
"Iya, maaf.. karena aku kamu jadi kesakitan. M—maafin aku nin.." Mauren ikut terisak lantaran menyesal.
"Maafin aku.. ha—harusnya aku nggak ninggalin kam–u. maaf.. tolong jangan benci sama aku.. aku udah gak punya siapa-siapa lagi selain kamu nin.."
Tangis Anin mereda seketika. Sedikit ia melupakan rasa sakit ditubuhnya karena merasa nyaman dengan pelukan Mauren.
"Kamu nggak salah, ren.." ucapnya bergetar.
"Maafin aku.."
Anin mengangguk pelan, ia bahkan tersenyum tipis.
"Iya."
Mauren kembali memeluk Anin dengan lembut. Ia sangat menyayangi Anin lebih dari sahabat. Ia sudah menganggap Anin seperti saudara kandungnya sendiri.
"Makasih, kamu udah nyelamatin aku dari──jendra.." cicit Anin pelan.
Mauren mengangguk cepat. Kedua tangannya menangkup pipi gembil Anin.
"Aku janji gak akan pernah ninggalin kamu sendiri lagi. Aku akan selalu ada buat kamu, seperti kamu yang selalu ada buat aku, nin.. aku janji!" Ucapnya sungguh-sungguh.
Air mata Anin kembali turun. Mauren benar-benar sahabat terbaiknya. Hanya Mauren, satu-satunya manusia didunia ini yang benar-benar peduli padanya.
"Makasih.."
Mauren mengangguk dan kembali menarik Anin ke dalam pelukannya. Keheningan melanda mereka.
"Masih ada yang sakit, nin?" Tanya Mauren lembut.
"Bawahku sama pinggangku, sakit banget.." jawab Anin meringis.
Mauren melepas pelukannya.
"Aku pijitin pinggang kamu yah, yang bawah biar di olesin salep dari dokter lea.." ucapnya lembut.
Dan Anin tidak menolak. Ia memang butuh pijitan di area pinggangnya. Karena sumpah demi GFRIEND comeback 2025, pinggangnya sangat sakit.
Keheningan kembali melanda mereka.
"Kamu tau gak, nin.. siapa yang bantu aku nolongin kamu..?" Celetuk Mauren tiba-tiba bertanya.
"Siapa..?"
"Ranan."
Anin tertegun.
"Jujur, aku kaget banget, nin. Ini pertama kalinya aku liat ranan khawatir sama orang lain selain keluarganya.." tutur Mauren sambil terus memijat area pinggang Anin.
"Ren, ranan emang udah peringatin aku buat gak terlalu dekat sama jendra .." ucap Anin hati-hati.
"Maksud kamu?"
"Sebelum aku di—jebak jendra, ranan sempat ngasi tau aku. dia bilang, jangan terlalu dekat sama jendra, karena jendra baik tapi brengsek.." ujar Anin menjelaskan.
Mauren mengangguk membenarkan.
"Itu bener, tapi aku gak nyangka jendra berbuat sampai sejauh ini.." ucapnya."Jendra emang baik, baik banget malah. Tapi dia juga brengsek. Dia suka semena-mena, dia playboy. Setiap aku ikut kumpul sama mereka, jendra pasti gonta-ganti pacar. Tapi jendra gak sampai making love sama pacar-pacarnya.. aku tau dari morgan.. aku gak nyangka dia bakal ngelakuin itu ke kamu.." tutur Mauren panjang lebar.
"Hhahh.. padahal aku pikir, aku bisa jadi teman sama jendra. Tapi udahlah.." kata Anin pasrah.
Mauren mengusap kepala Anin lembut, "sekali lagi, maafin aku yah, nij.." ucapnya.
"Iya ren.."
Lagi.
Mereka kembali berpelukan.
『 계속해서 』
Hoannyeong nguenkk'nim..
Chap 2 revisi, selesai! Btw, kemaren saia lupa tambahin visualisasi Jendra, waqaqaqa 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
𝑏𝑒𝑠𝑡 𝑝𝑎𝑝𝑎 || 𝖊𝖚𝖓𝖐𝖔𝖔𝖐
Teen FictionBukan Ranan yang menghamili Anin. Tapi Jendra, sahabatnya. "lo mau bahagiain mereka, setelah mereka bahagia sama gue? ck! lo manusia atau iblis?!" PRA fanfic eunkook by'alangkasa- warn! this stori remake!