4.

120 2 0
                                    

Pukul  2 pagi Caitlin benar-benar sudah siap, sudah rapih dengan koper ditangannya, namun Kevin malah sebaliknya, wajah-wajah bangun tidur, kaos biru polos, celana pendek, dengan rambut yang masi berantakan.

"Ayo kak cepet"

"Iya"

"Mama papa ga ikut nganter, kak?"

"Engga, mereka ada kerja pagi nanti"

"Jam berapa?"

"Katanya jam enam dah berangkat"

Caitlin tak mau memikir panjang dengan hal itu, karna sudah menjadi keputusannya sendiri untuk kembali ke Jakarta sendiri tanpa mereka. Mereka segera bergegas menuju bandara dengan banyak tentengan yang dibawa oleh laki-laki berbaju biru itu.

Mereka berpelukan sebagai salam perpisahan, Kevin mengulang semua wejangan yang ia katakan kepada Caitlin semalam. Membantu adiknya membawakan barang dan mengantarnya hingga pintu masuk.

"Aku masuk ya kak, waktu aku masuk kaka langsung pulang ya, terus lanjut tidur"

"Iyaa, hati-hati ya" Ucapnya setelah mengelus rambut adiknya, lalu pergi meninggalkan Caitlin yang sudah berjalan menjauh

Caitlin berjalan melewati jalur khusus tiket first class, membawa beberapa barang dan tas berwarna pink yang ia cangklong dipundaknya, setelah tiket miliknya diperiksa oleh pramugari disana, ia masuk ke dalam pesawat lalu duduk dikursinya.

Saat Caitlin memainkan ponselnya ia merasa ada yang duduk dikursi sebelahnya. Ah tidak masalah, ini bukan pesawat pribadi milik perusahaan ayahnya, sangat normal jika harus duduk disebelah orang asing.

Ah tapi wangi badan orang disebelahnya menarik perhatiannya, Caitlin menjauhkan ponselnya dan menghirup wangi parfum yang dikenakan oleh orang di seblahnya, ia menoleh, melihat laki-laki yang sedang duduk memainkan Ipad ditangannya

"James?" Sapanya membuat laki-laki disebelahnya menoleh. Benar itu James, laki-laki yang temui di acara pembukaan perusahaan baru milik ayahnya di London.

"Oh! Caitlin?" tanyanya tak kalah terkejut dengan Caitlin

"Are you going to Jakarta?"

"Yeaa, as you can see"

"Kamu- i mean, you going to Jakarta for work or meetings?" tanya Caitlin pada James  sedikir terawa lalu mematikan Ipad ditangannya

"Both" mendengar jawaban James, caitlin menatapnya bingung penuh tanya

"After landing i had an important meeting at my company"

"Company? you have company in Jakarta?"

"My mom's company"

"Ah i see! so now you're taking over?"

"Mungkin?"

Caitlin sedikit terkejut mendengar James berbicara dengan bahasa Indonesia, "kamu bisa ngomong bahasa indonesia?"

"Just a lil bit"

"Yeaa, your Indonesian accent is so bad"  ucap Caitlin dengan wajah meringis

James menatapnya datar, antara datat dan kesal menjadi satu diwajahnya, Caitlin hanya tersenyum tanpa beban, memalingkan wajahnya lalu memainkan ponselnya lagi, tetapi dahinya menyirit, ia melirik james yang sudah sibuk dengan Ipadnya lagi.

"James, how old are you?"

Laki-laki disebelahnya menoleh, menaikkan satu alisnya "33"

mendengar ucapan James, Caitlin sedikit membelakkan matanya, 33 tahun dia bilang? Apakah dia sudah menikah? Ah, Caitlin sudah jatuh hati dengan pesonanya, James benar-benar masuk kedalam tipenya, tinggi, wangi, memiliki wajah tampan, brewok tipis, dan memiliki style baju yang sangat sesuai dengan seleranya.

"why?"

"Nothing, do you have a girlfriend? or wife meybe?"

"Ah, c'mon! Why you ask me that?" jawab James frustasi

"I like you, i aksed to make sure whether you're single or not" ucap Caitlin dengan santai

"First, i'm still single, second, i've never been in a relationship, third, you're too young to like me, Caitlin"

"What's wrong with that?" tanyanya sambari tersenyum lebar, karna tipe Caitlin memang yang lebih tua darinya

"I think you need to sleep"  final James lalu mematikan Ipad miliknya, dan memejamkan matanya, Caitlin mendecih pelan lalu kembali memainkan ponsel miliknya tanpa memperdulikan James benar-benar tidur atau hanya memejamkan matanya saja.


08.02 AM

Caitlin terbangun karna mendengar obrolan pramugara yang ada didalam pesawat ini, ia mendorong troli sambari tersenyum padaku. Ah! Sudah saatnya breakfast, melihat pramugara itu meletakkan makanan, Caitlin membalas  senyuman pramugara itu padanya dengan ramah.

Caitlin menoleh pada lelaki sebelahnya yang sudah terlihat segar sembari memakan makanannya dengan senyap, berbeda dengan Caitlin, gadis itu menyalakan tv yang berada didepannya, memilih fim, dan memulai makannya ditemani dengan film yang ia pilih.

Caitlin berdiri dari kursinya setelah menyelesaikan kegiatannya, pergi ke kamar mandi yang ada di pesawatnya, mencuci wajahnya, menggosok gigi, memakai skincare pagi, mengganti bajunya, lalu bergegas kembali ke tempat ia duduk dan mendapati mejanya sudah bersih dari piring dan gelas.

"Landing di Jakarta jam berapa kira-kira?" tanya Caitlin menoleh kepada laki-laki disebelahnya

James yang menoleh singkat lalu kembali menatap Ipadnya, "Mungkin jam 8"

"Uuu, pake bahasa indonesia ya sekarang"

"Saya harus menggunakan bahasa indonesia saat sampai di Indonesia"

"Baguslah, nanti tanyakan ke aku aja kalau ada bahsa indonesia yang buat bingung"

"Good, i think i'll need a teacher too" Jawab James sembari terkekeh meremehkann, membuat Caitlin menyirit dan mendecih mendengarnya

Obrolan mereka hanya sampai disitu saja, sisanya mereka hanya diam, sibuk dengan urusan masing-masing, Caitlin yang sibuk mencaru hadiah untuk ulang tahun Helen, dan James yang sudah sibuk dengan Ipad miliknya.





.......

Tbc...

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LIMBO Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang