Mamahku sudah sangat percaya dengan wanita ini, tapi ternyata selama ini hanya dibodohi dan dimanfaatkan.
Aku tinggal di sebuah desa di jawa tengah. Aku berprofesi sebagai guru begitu juga dengan suamiku. Kami berdua tinggal bersama ayahku yang sudah pensiun sementara ibuku masih dinas sebagai guru SD dengan masa bakti tinggal 1 tahum lagi.
Saat aku hamil besar ibuku mulai mencari art karena art yang dulu bekerja di rumahku sudah tidak bisa lagi bekerja. Beberapa kali mencari akhirnya bertemulah dengan seorang wanita yang katanya dulu bekerja di jakarta tapi sekarang pulang kampung karena menikah lagi untuk yang kedua kalinya. Dia juga bilang alasan kembali ke kampung karena ingin dekat dengan anaknya yang masih sd kelas 3.
Pembantu ini mulai masuk kerja saat aku masih hamil besar. Saat itu aku yang masih bekerja hingga akan melahirkan belum merasakan hal hal aneh. Lama-lama aku mulai menaruh rasa ketidaksukaan terhadap pembantu baru ini.
Ketidaksukaanku muncul karena orang ini terkesan tidak tahu malu dan suka meminta dikasih barang. Tapi saat itu karena aku bekerja dan ibuku cocok dengannya, tak ada pilihan lain selain menerima wanita ini menjadi pembantu. Apalagi ketika aku sudah melahirkan dan harus bekerja kembali. Aku harus menyerahkan tugas mengasuh anak ini pada pembantu. Untuk memudahkan sebut saja pembantu ini Narti.
Bulan demi bulan berlalu. Anakku sudah masuk masa mpasi. Disini aku merasa sebal dengan Narti karena makanan yang sudah aku siapkan jarang diberikan ke anakku. Alasannya selalu "dilepeh bu jadine nggak tak kasihkan". Sebagai penggantinya anakku diberi makan bubur polos dan jajanan. Berat badan anakku naik pelan sekali kadang malah stuck.
Aku mengusulkan ganti pembantu tapi mamah terutama papahku tidak terima. Sebelum aku lanjutkan keluhanku tentang anakku sekarang akan aku ceritakan kelakuan Narti dirumah.
Kata mamahku Narti suka menceritakan keburukan keluarganya. Katanya dia tidak diberi nafkah oleh suami, menantu dan anak tirimembenci diringa, bahkan anak kandungnya membenci dia.
"Kasihan banget ya nasib Narti" ucap mamahku diakhir ceritanya.
"Kalau anak kandung sampai benci pasti ada alasannya mah." Aku mencoba menyadarkan mamahku.
"Iya sih. Memang Narti rumor-rumornya merebut suami orang. Suaminya yang sekarang dulu masih punya istri tapi selingkuh sama Narti. Padahal istri sah sakit keras. Akhirnya meninggal dunia. Baru Narti dinikahkan sama suaminya yang sekarang"
"Ganti orang aja mah. Takut gimana-gimana" usulku
"Halah nggak akan terjadi apa-apa. Setiap hari mamah awasin koh. Lagian kasihan nggak ada yang mau nerima dimana-mana."
Aku terdiam. Kuakui mamahku ini mudah sekali dicuci otaknya.
Padahal aku menemukan banyak sekali kejanggalan. Seperti Narti yang sebelum pulang mandi dirumahku, meminta baju mamahku, mulai berdandan memakai lipstik dan bedak, dia juga tidak menuruti apa kataku. Yang lebih aneh lagi, bapakku itu orang yang paling pelit. Bahkan perkara uang 10 rb untuk cucuknya dia perhitungan. Tapi bapakku sering mengingatkan untuk membungkuskan makanan untuk dibawa Narti pulang. Hal yang sering ditentang oleh bapakku di awal narti kerja disini.
Bapakku juga meringankan pekerjaan harian narti dirumah seperti mencuci baju, menjaga anakku, dan menidurkan anakku. Narti sering diizinkan pulang cepat tapi saat aku pulang aku yang dimarahi karena mereka capek menjaga anakku. Aku sampai berucap untuk resign saja. Tapi hal itu malah menbuat keributan.
Kejanggalan itu merujuk pada satu kesimpulan, yaitu ada apa-apa antara Narti dan bapakku. Tapi aku belum punya bukti.
Aku mulai menemukan titik terang ketika aku mengalami sebuah musibah.
Disuatu malam, saat hendak menidurkan anakku yang berusia 1 tahun tiba-tiba putraku kejang. Aku dengan panik bersama suami dan ibuku membawa anakku ke rumah sakit. Kebetulan bapakku sedang pergi keluar kota. Benar saja, menurut dokter berat badan anakku kurang.
Pulang dari rumah sakit aku usul lagi untuk mengganti pembantu. Mamah dan bapakku langsung murka. Aku dan suami dimarahi habis-habisan. Mereka masih ingin mempertahankan Narti dan hanya mau Narti yang bekerja dirumah.
Meski ditentang aku dan suami masih mencari-cari pengganti. Biar saja nanti ada dua orang yang bekerja. Karena memang selama ini yang menggaji Narti ibuku. Biarlah nanti aku yang akan menggaji pengasuh baru.
Disaat aku masih belum mendapatkan pembantu, ada sebuah petunjuk tentang hubungan narti dan bapakku.
Saat ini suamiku berjualan bakmi chili oil sambil bekerja sebagai guru. Di hari itu dia berangkat ke sekolah pagi, tapi pulang ke rumah sekitar jam 9 untuk membuat pesanan bakmi. Dirumah tidak ada siapa-siapa. HP Narti tergeletak di samping meja setrika. Saat di lihat, ada chat dengan bapakku
Sungguh mencurigakan. Agar mendapat bukti, jalan keluarnya harus menyadap hp bapakku. Beberapa hari aku memutar otak bagaimana mencari cara agar punya alasan logis untuk meminjam hpnya. Akhirnya dengan alasan ingin mendaftarkan pengobatan rumah sakit aku punya akses untuk menyadap hp bapak.Benar saja ternyata selama ini bapak sudah berkhianat.
Dua hari aku kumpulkan bukti-bukti chat mereka. Dari hari sabtu dan minggu. Rencananya aku akan menunggu sampai hari jum'at akan aku konfrontasi pembantuku. Namun, sayangnya situasi berkata lain.~Bersambung~
KAMU SEDANG MEMBACA
Pembantu menjadi Duri (Kisah Nyata)
Historia CortaPembantuku penghancur keluarga