Semenjak peristiwa di taman, Julia tidak lagi coba-coba untuk mencelakakan Victoria. Namun, tetap bersikap sinis dan kurang ajar. Sering memaki secara terang-terangan dan memancing emosi Victoria. Demi keberhasilaa rencananya, Victoria menahan diri untuk tidak memukul mulut gadis itu. Ia bisa saja melakukannya dan akan sangat memuaskan melihat Julia terdiam. Untuk sekarang ini, keributan bukan hal yang diinginkannya. Ia lebih suka mengamati dalam diam.
Dengan alasan ingin berlatih berjalan, Victoria meminta Nita memindahkan treadmill ke kamar, berikut alat-alat terapi dan olah raga yang lain. Ia ingin melatih kebugaran tubuh secara diam-diam tanpa diketahui keluarga ini. Mereka hanya perlu tahu kalau kakinya masih sakit dan belum bisa berjalan sempurna. Tidak perlu tahu hal lain. Dibantu Nita, Victoria berolah raga, memastikan kalau kakinya sudah sembuh dari cidera.
"Miss, besok waktunya ke dokter untuk memeriksa rambut."
Victoria mengangguk. "Bagus, aku ingin keluar. Rasanya sesak sekali terus menerus di rumah ini. Nita, apakah aku bisa menyetir?"
Nita mengangguk. "Iya, Miss. Anda belajar menyetir dan mendapatkan sim."
Selama masa penyembuhan, Victoria secara khusus meminta Nita memasak makanan bergizi untuknya dan memasukkan ke dalam kamar. Ia tidak bisa makan dengan tenang saat bersama Putri dan anak-anaknya. Mereka selalu mencela, membuat makanan yang masuk ke mulutnya terasa hambar.
"Apakah aku dulu punya hobi khusus?"
Nita berpikir sesaat. "Nggak ada, Miss. Anda hanya suka membaca novel dan bercita-cita menjadi guru."
"Kamu yakin?" Victoria tidak ingin kehilangan informasi sekecil apa pun tentang Isabela.
"Yakin, Miss. Saya juga sudah tanya pada pelayan lain, apakah Miss punya permintaan khusus untuk makanan dan minuman. Semua pelayan mengatakan Miss Isabela tidak pernah pilih-pilih soal makanan."
Victoria mendesah, berpura-pura memijat keningnya. "Aku hanya takut kalau lupa tentang masa lalu secara permanen. Aku ingin sekali ingat soal almarhum Papa dan Mama."
"Miss, jangan sedih. Anda pasti ingat lagi semuanya. Pelan-pelan saja ingatnya."
Itu adalah hal yang tidak mungkin dan tidak akan pernah terjadi. Bagaimana Victoria bisa membawa ingatan orang lain? Sebelum pembunuh Isabela diketahui, ia harus tetap dalam penyamaran.
"Semoga saja begitu. Tolong ambilkan kertas lagi. Aku harus belajar tanda tangan."
Untungnya Nita tidak curiga saat Victoria mengatakan kalau lupa cara tanda tangan. Nita mengeluarkan beberapa contoh tanda tangan Isabela, dan Victoria dengan tekun mempelajarinya sampai mirip. Isabela adalah gadis yang sederhana, tanda tangannya pun tidak rumit. Gadis yang baik dan lembut, jiwanya musnah karena keserakahan orang-orang.
Saat sembuh nanti, Victoria berniat masuk kantor dan belajar tentang jasa pengiriman dari Sebastian. Ia tidak akan membiarkan otaknya lumpuh karena tidak digunakan untuk berpikir. Selagi bisa membantu, ingin membuat perusahaan jasa milik Isabela menjadi lebih maju dari sekarang.
"Ngapain kamu ke kantor? Mau merepotkan Sebastian?" cela Putri saat mendengar niat Victoria yang ingin bekerja. "Kamu ini cuma gadis kampung. Memang kamu punya pendidikan tinggi, sarjana pula tapi dari kampus murah dan jelek. Mana mungkin kamu bisa bekerja dan membantu Sebastian? Yang ada kamu malah membebaninya."
"Benar, Ma. Bikin repot orang aja. Kak Sebastian itu sibuk banget, tahu!" Julia ikut mencela.
Victoria tidak menanggapi mereka, sibuk mengunyah makanan dan memikirkan cara untuk menambah berat badannya yang menyusut. Bisa jadi ia kurus bukan karena kurang makan tapi karena tekanan batin. Tinggal bersama orang-orang berlidah tajam. Victoria mengeluh dalam hati, karena di mana pun tinggalnya tetap saja bertemu dengan perempuan yang suka mencela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Secret
RomanceKisah pertukaran identitas secara tidak sengaja antara Victoria dan Isabela. Victoria terbangun setelah koma yang panjang dikelilingi orang-orang yang tidak dikenalnya. Mereka semua memanggilnya 'Isabela' . Histeris setelah melihat perubahan dalam w...