1.

800 10 0
                                    

Cerita baru ya gays!

Vote and coment 🍻

"Bian, Ibu laper" Ucap ibu

Bian yang sedang memilih botol rongsokan yang baru ia kumpulkan lantas bergegas menghampiri sang ibu.

"Nanti ya bu, bian rapihkan dulu botol botol ini baru nanti bian jual buat beli nasi ibu. Ibu sabar ya" Ucap bian

Bian seorang anak berusia 6 tahun bertaruh nyawa seorang diri untuk mengais rejeki. Membelikan ibunya makan adalah tujuan bian berkerja keras walau belum waktunya. Usia tidak menghalangi bian untuk berkerja demi ibunya. Ibunya yang telah lansia susah untuk bergerak seperti sedia kala. Maka dari itu bianlah yang mencari makan untuk dirinya sendiri dan juga ibunya.

"Bu ini udah selesai, bian hantar dulu ya, biar bisa beli nasi ibu" Ucap bian sambil membopong karung berisi botol botol yang baru ia sortir.

"Iya, hati hati ya dijalan" Ucap sang ibu

"Iya ibu, bian berangkat, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

Walau cuaca sedang hujan tak menghentikan langkah bian untuk berjalan menjual botol yang sudah ia kumpulan, yang hanya di pikirannya saat ini adalah setelah botol itu ia jual, ia mendapatkan uang, uang itu ia gunakan untuk membeli makan ibunya.

10 menit bian berjalan ditengah hujan, akhirnya bian sampai di tempat pengepul botol bekas tersebut. Disana bian menghampiri bos pengepul botol itu untuk menjual botol miliknya.

"Om, om Anto. Bian mau jual botol om" Ucap bian

"Eh bian, loh basah semua gini, om bilang kan jangan sering hujan hujanan, tunggu hujan reda baru bian jalan" Ucap om anto

"Hehehe, gpp om. Lagian ibu udah laper di gubuk. Jadi el jalan aja, supaya bisa beliin ibu makan" Ucap el sedikit tertawa

"Yowes, No, yono. Coba timbang karung si bian ini" Ucap om anto memanggil om yono karyawannya

Om yono membawa karung botol el untuk ditimbang, supaya lebih mudah memberikan harganya.

"7 kilo pak" Ucap om yono

Om anto mulai menghitung uang, dia mengeluarkan 2 lembar uang berwarna ungu, dan 1 lembar berwarna kuning.

"Nih 25rb uangnya. Terimakasih bian" Ucap om anto

Mata bian berbinar, biasanya ia hanya mendapatkan 15 ribu sekarang ia bisa mendapatkan lebih dari usahanya mengumpulkan lebih banyak botol.

"Makasih om anto, bian pulang dulu, assalamualaikum" Ucap bian langsung berlari pulang

"Ehh tunggu dulu, sini sebentar!" Ucap om anto

Bian berhenti dan berbalik karena ia dipanggil oleh om anto, om anto menyerahkan 2 bungkus nasi warteg untuk bian dan ibunya.

"Nih bian sama ibu makan, uang itu bian simpan saja untuk keadaan mendesak ya, dah sekarang bian boleh pulang" Ucap om anto

Bian benar benar senang bukan main, om anto ini benar benar orang yang dermawan bian sangat menyayanginya. Sebelum pulang tak lupa bian memeluk om anto sebagai ucapan terimakasih

"Om, makasih ya udah baik sama bian dan ibu. Semoga om anto sehat terus, Banyak rejekinya, dan diberikan umur panjang" Ucap bian

"Aamiin" Ucap om anto

"Bian pulang dulu ya om, assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati hati" Ucap om anto lagi

-

-

-.

-

Bian berlari dengan perasaan riang gembira, ia mendapat uang yang banyak dan juga nasi untuk ia dan sang ibu makan. El terus berlari hingga tak melihat sebuah lubang, bian tersandung dan nasi yang ia pegang terlempar cukup jauh dan pecah berserakan dijalan.

"Aduhhhh" Ucap bian

Bian meringis menahan sakit di kedua kakinya. Bian berusaha berdiri dan mengecek keadaan kedua kakinya. Setelah dilihatnya kedua kakinya luka dan berdarah. Bian terus menringis menahan sakit, ia berusaha bangkit. Setelah bangkin bian merasa ada sesuatu yang hilang dari genggamannya.

"Nasi bian sama ibu kemana" Bian celingak-celinguk mencari keberadaan nasi itu, sampai ia melihat sebuah kantong plastik hitam yang ia yakini adalah nasinya sudah hancur tergeletak di jalan.

"Yahh nasinya hancur" Ucap bian sambil menghampiri kantong plastik hitam itu

Bian mengumpulkan nasi yang setidaknya masih bisa ia makan dan ibunya, tanpa bian sadari ada orang dari jauh yang memperhatikan keadaannya. Ya dia om anto, om anto pergi keluar menggunakan payung untuk pergi kewarung saat ditengah jalan ia melihat seorang anak kecil yang sedang nemilih nasi yang terjatuh dijalan, om anto terus memperhatikan sambil menerka nerka siapa anak kecil itu, seperti tidak asing baginya. Setelah sekian lama ia baru menyadari bahwa anak kecil itu adalah bian. Om anto sedikit berlari menghampiri bian.

"Bian kamu ngapainn?" Ucap om anto memastikan

Om anto memperhatikan gerakan bian, ternyata ia sedang mengumpulkan nasi yang sudah jatuh kejalan dan tercampur dengan air hujan yang menggenang.

"Nasinya jatuh om, tadi bian kesandung lubang itu" Ucap bian sambil menunjuk lubang itu

"Terus ada yang luka ga? Coba om liat kakinya" Om anto melihat keadaan kaki bian, dia kaget ternyata kedua lutut bian berdarah cukup banyak

"Loh berdarah, kenapa bisa jatoh bian, duhhh gusti. Hayu hayu ke gudang lagi biar om anto obati" Ucap om anto

"Tapi, hmmm, kaki bian sakit om, susah buat jalan cepet" Ucap bian

"Gpp, biar kamu om gendong aja, sini naik kebelakang om" Ucap om anto berjongkok membelakangi bian

"Tapi, nasinya ini---" Ucap bian

"Udah nanti aja, nanti om beliin yang baru" Om anto langsung memotong omongan bian

"I-iya om"

"Dah cepet naik, biar om bisa cepet obatin lukanya" Ucap om anto

Bian segera naik ke punggung om anto, dan om anto segera berjalan kegudangnya untuk mengobati luka bian

Bersambung

Hehehe, Cerita baru! Semoga kalian suka

Vote and Coment 🍻

Gumawoyooooo💜


Anak JalananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang