Pertemuan

430 41 0
                                    

Flo berdiri di depan mobilnya menyandarkan punggung pada bodi kendaraan yang dingin. Malam itu lampu kota berpendar redup memberikan suasana yang tegang.

Saat menghisap rokoknya suara rintihan lembut menarik perhatiannya. Tanpa ragu ia melangkah menuju bangunan kosong di sampingnya.

"Siapa di sana?" tanyanya, suaranya tegas namun lembut memecah keheningan malam.

Dia menemukan Yora seorang gadis muda yang terikat dan menangis. Wajahnya cantik namun kini dipenuhi ketakutan, "Tolong aku... mereka akan membunuhku," isaknya.

Flo mengamati sekeliling menyadari beberapa gangster dari rivalnya berjaga di dekat situ, "Damn" bisiknya.

Dia merasakan ketegangan di dadanya, "Sabar, aku akan kembali," ujarnya berusaha menenangkan gadis itu sebelum mundur perlahan.

Setibanya di markas, Flo segera mengumpulkan gengnya, "Hei, aku menemukan seorang gadis yang sedang disekap di tempat terakhir kita barusan."

"Resiko besar Bos! Kita bisa jadi target," jawab Tom cemas, yang sebagai tangan kanannya.

"Kalau kita gak bertindak, mereka akan membunuhnya. Kita gak bisa biarin!" tegas Flo, suaranya menggema penuh semangat. Anggota geng saling pandang terpengaruh oleh keyakinan Flo.

Malam berikutnya, dengan rencana matang Flo dan gengnya bergerak menuju lokasi penyekapan. Senjata siap, ketegangan di udara semakin terasa, "Ingat, kita masuk dan keluar secepatnya. Lindungi satu sama lain!" perintah Flo.

Pertarungan pun pecah, suara tembakan dan teriakan mengisi malam. Dalam kekacauan itu, Flo melihat sekilas Yora terkurung di sebuah ruangan kecil, wajahnya tampak cemas namun penuh harapan, Flo pun berusaha menghampirinya perlahan.

Di tengah pertarungan, salah satu gangster berhasil menyerang Flo dari belakang, "Kau pikir kau bisa menyelamatkan gadis itu? Dia sudah terjebak dalam permainan kami!" teriak gangster itu sambil mengacungkan senjata ke arah tengkorak belakang.

Tanpa ragu Flo membalas serangan, mempergunakan semua keterampilan bertarungnya. Namun disaat lengah sebilah pisau menancap di pahanya dan rasa sakit yang sangat menyengat, "Aaargh!" teriak Flo, tetapi ia berusaha melawannya sampai akhirnya bisa menghampiri Yora.

"Kak!" seru Yora, harapan terpancar di matanya.

"Kita harus pergi sekarang!" jawab Flo, mengunci pandangan Yora dengan tatapan penuh semangat, lalu ia membopongnya ke luar meski kakinya pincang.

Namun di depan mereka berdiri pemimpin gangster dengan senyum sinis, "Kau pikir bisa melarikan diri begitu saja? Kalian semua akan membayar untuk ini!" katanya sambil mengacungkan pistol.

Dalam sekejap terjadilah baku tembak. Suara peluru meluncur di sekitar mereka, sementara Flo berusaha menahan rasa sakit.

Dan dengan satu gerakan cepat, Flo berhasil mendekati pemimpin gangster itu, "Ini untuk Yora dan semua orang yang kau sakiti!" ia berteriak, sebelum berhasil menjatuhkan musuhnya dengan satu serangan penuh tenaga.

Setelah mengalahkan pemimpin gangster itu, Flo menoleh ke arah Yora, "Sekarang, kita pergi!" Mereka berlari keluar menyusuri jalan gelap hingga mencapai mobil Flo yang terparkir tak jauh.

Di dalam mobil, Flo melihat Yora dengan penuh kekhawatiran. "Apa kamu baik-baik aja?" tanyanya, suaranya lembut.

Yora mengangguk air mata mengalir di pipinya, "Terimakasih, kalian telah menyelamatkanku. Kak, aku gak tau kalau seandainya tadi gak ada kakak."

"Kak, kamu terluka!" sambungya cemas.

"Jangan mengkhawatirkanku!" tegasnya.

"Lebih baik kita ke rumah sakit dulu sekarang!" serunya pada anak buahnya yang sedang menyetir.

Setelah sampai di rumah sakit, Flo langsung meminta bantuan medis untuk menangani Yora dan juga anak buahnya, tanpa memedulikan dirinya sendiri yang juga terluka.

Kemudian ia berusaha menghubungi keluarga Yora, namun Yora tampak tertegun matanya kosong dengan trauma mendalam menghalangi kata-kata keluar.

"Hei, kamu tenang yaa... Aku di sini untukmu." ucap Flo lembut, ia pun menggenggam erat tangannya berusaha menenangkan.

"Kalau kamu sudah siap, kamu harus memberi keterangan pada polisi, karena itu penting untuk keselamatanmu."

"Kalau aku bicara, mereka akan membunuhku," jawab Yora suaranya bergetar menatap Flo dengan ketakutan yang dalam.

Flo mengertakkan gigi merasakan beban tanggung jawab yang besar, "Kami akan melindungimu. Kita tidak akan membiarkan mereka menyakitimu lagi."

"Emm, kalau aku boleh tau, kenapa mereka mengincarmu?"

"Ayahku bekerja sebagai jaksa yang sedang menangani suatu kasus. Akhirnya mereka menyewa para gangster untuk menyekapku sebagai bentuk ancaman."

"Sudah berapa lama kamu di sana?"

"Sejak dua hari yang lalu."

Ketika Flo sedang menemani Yora di kamar rawat inap, tiba-tiba Tom membisikan sesuatu yang entah itu apa, membuat Flo seketika berdiri.

"Kamu baik-baik di sini yaa, nanti keluargamu akan segera ke sini. Aku pamit, semoga lekas sembuh." tanpa menunggu jawaban dari Yora, Flo dan anggotanya pergi.



[Selesai] "Light of My Life" Cerita Pendek, Sapphic StorieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang