Ikatan

177 33 1
                                    

Dua tahun berlalu sejak perpisahan yang menyakitkan itu. Yora kini berada di sebuah kafe yang terletak di sudut kota, tempat di mana aroma kopi dan kue segar bercampur menjadi satu. Ia duduk di sudut, menikmati secangkir cappuccino sambil melamun. Ketika pandangannya menelusuri ruangan, tiba-tiba ia melihat sosok yang familiar meski agak sulit dikenali.

Flo, dengan penampilan yang lebih menawan berjalan ke arah meja yang terletak di tengah ruangan. Rambutnya yang panjang dan berkilau tertata rapi dan senyumnya membuat Yora terkesima. Namun, sebelum Yora dapat menyapa, sebuah suara ceria memanggil, "Mami!" dari arah meja lain.

Yora menoleh dan melihat seorang gadis kecil dengan mata bersinar, berlari menghampiri Flo. Keduanya terlihat sangat bahagia dan Yora merasakan sebersit rasa sakit di hatinya. Kenangan indah bersama Flo muncul kembali. Ia merasa sedih dan hendak pergi, tetapi tiba-tiba terdengar suara lembut memanggilnya.

"Yoo," Flo memanggil dengan suara yang hangat, mengalihkan perhatian Yora. "Sudah lama kita nggak ketemu, kan? Apa kabar? Apa kamu baik-baik aja? Aku rindu kamu."

Yora terkejut, dan seketika itu juga dia merasakan pelukan hangat Flo yang membuatnya merasa nyaman. "Kak Flo, aku bahagia kita bisa ketemu lagi,"  jawab Yora dengan senyuman yang tulus.

Mereka pun duduk bersama, menikmati momen yang sudah lama dinanti. Percakapan mengalir dengan lancar, membahas banyak hal. Yora bercerita tentang pekerjaannya, sementara Flo menjelaskan tentang usahanya membuka beberapa kafe dan coffee shop. "Aku buka kafe ini karena ingin memastikan kamu baik-baik aja," kata Flo dengan tatapan penuh kasih.

Yora terkejut mendengarnya. "Kak Flo, kamu memperhatikanku?" tanyanya dengan nada tak percaya.

Flo tersenyum, "Tentu saja. Aku selalu berharap yang terbaik untukmu."

Pandangan Yora tertuju pada gadis kecil yang sedang bermain dengan ceria di sudut kafe. Dengan rasa ingin tahu yang mendalam, ia memberanikan diri untuk bertanya, "Kak Flo, siapa gadis kecil itu? Apa Kakak sudah menikah?"

Flo tertawa lembut, matanya berkilau, "Si kecil itu adalah anak saudaraku yang sudah meninggal. Aku merawatnya, dan aku masih sendiri karena... aku masih menunggumu."

Mendengar jawaban itu, Yora merasa campur aduk. Rasa malu menyelimuti wajahnya tetapi sekaligus ada rasa bahagia yang tak terlukiskan. Ternyata, perasaan mereka selama ini tak pernah padam. Hati mereka saling terikat, meskipun jarak dan waktu memisahkan.

"Kak, aku juga merindukanmu. Selama ini, aku selalu berpikir tentang kita," kata Yora pelan, seolah takut kata-katanya akan mengubah segalanya.

Flo menggenggam tangan Yora, "Kita bisa memulai lagi, jika kamu mau. Aku tak ingin kehilanganmu lagi."

Dengan tatapan saling mengerti, mereka berdua menyadari bahwa cinta mereka masih hidup dan mungkin ini adalah awal dari bab baru dalam perjalanan mereka.


[Selesai] "Light of My Life" Cerita Pendek, Sapphic StorieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang