Chapter 1

128 10 0
                                    

Pagi itu, sinar matahari yang hangat menembus tirai jendela kondominium modern yang telah Parvez dan Calvin tempati selama dua tahun terakhir. Kondominium ini merupakan hadiah dari kedua orang tua mereka, tempat di mana mereka berdua berbagi kehidupan sebagai pasangan yang telah berpacaran selama tiga tahun.

seperti biasa Parvez lah yang pertama bangun. Dia sudah berada di dapur untuk membuat sarapan sederhana berupa roti bakar dengan selai stroberi dan cokelat. beberapa saat kemudian Calvin dengan rambut acak-acakan dan mata setengah terbuka keluar dari kamar tidur dengan mengenakan kaos oblong dan celana pendek.

"Pagi, yang," sapa Calvin dengan suara serak dan masih mengantuk.

"Pagi juga, sayang. Lo mau sarapan roti bakar atau mau apa?" tanya Parvez sambil tersenyum lebar ke arah pacarnya.

"Roti bakar aja, gak usah ribet-ribet," jawab Calvin sambil merenggangkan tubuhnya dan duduk di meja makan.

Mereka menikmati sarapan sambil mengobrol santai tentang perkuliahan dan lainnya. Pagi itu terasa penuh kehangatan dan optimisme, menandai awal dari semester terakhir mereka di universitas.

Setelah sarapan, Parvez dan Calvin merapikan meja makan dan kemudian mandi di kamar mandi yang berbeda. Calvin yang lebih dulu selesai, ia mengenakan pakaian serba hitam yang sederhana berupa kaos dan jeans sedangkan Parvez memilih setelan hitam serupa dengan sedikit sentuhan aksesoris untuk menambah gaya.

setelah siap, keduanya pun berjalan menuju mobil hitam kesayangan mereka yang sudah lama menemani perjalanan mereka ke kampus. Parvez yang mengemudi sementara Calvin duduk di kursi penumpang, keduanya terus berdiskusi tentang rencana hari itu, termasuk tugas akhir yang segera mereka hadapi. Meskipun Calvin tampak sedikit cemas namun Parvez selalu punya cara untuk menenangkan Calvin dan selalu berhasil.

Sesampainya di kampus, mereka memarkirkan mobil di tempat yang biasanya dan berjalan bersama menuju ruang kelas, sesekali saling menggoda dan tertawa ringan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya di kampus, mereka memarkirkan mobil di tempat yang biasanya dan berjalan bersama menuju ruang kelas, sesekali saling menggoda dan tertawa ringan. Mereka menyapa teman-teman sekelas yang sudah hadir dan menunggu dosen untuk memulai perkuliahan.

Hari itu, perkuliahan dimulai dengan penjelasan teknis mengenai tugas akhir yang akan mereka kerjakan. Proyek film ini menjadi fokus utama semester terakhir mereka, sesuatu yang sangat penting untuk kelulusan. Parvez dan Calvin mendengarkan dengan seksama, memastikan mereka tidak melewatkan satu detail pun.

Ketika dosen mulai membagikan kelompok untuk tugas akhir, mereka berdua merasa sedikit tegang, tetapi senyum kecil muncul di wajah mereka ketika mengetahui bahwa mereka berada dalam satu kelompok yang sama. Ini adalah kabar baik karena mereka tahu, mereka bisa bekerjasama dengan baik.

Setelah pengumuman kelompok, diskusi pun dimulai. Parvez dan Calvin langsung terlibat dalam percakapan dengan anggota kelompok lainnya, membahas ide-ide awal untuk proyek mereka. Semangat dan antusiasme mulai terasa di antara mereka, membuat Parvez dan Calvin semakin yakin bahwa mereka siap untuk tantangan ini.

Setelah pertemuan kelas, Parvez dan Calvin memutuskan untuk pulang karena tidak ada kelas lagi di semester akhir ini. Mereka berjalan menuju mobil sambil terus membahas ide-ide film mereka.

Dalam perjalanan pulang, mereka mampir di sebuah restoran favorit mereka, tak jauh dari kampus. restoran ini dikenal dengan suasananya yang nyaman dan makanannya yang enak, tempat yang sempurna untuk menikmati makan siang dan melanjutkan diskusi mereka.

"Jadi, menurut lo yang, kita harus mulai dari mana?" tanya Calvin sambil menyendok makanannya.

"Bahas ntar aja bareng yang lain ya. Sekarang makan dulu, sayang," jawab Parvez sambil tersenyum lalu melanjutkan makannya. Calvin pun mengangguk patuh.

Setelah makan siang, mereka kembali ke mobil dan melanjutkan perjalanan pulang ke kondo dan siap untuk merencanakan langkah selanjutnya dalam proyek mereka.

Layar TerkunciTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang