Switch.

906 108 73
                                    

Bandar Udara Internasional Incheon.

Pukul 7.30. Hanya tersisa 30 menit lagi keberangkatan pesawat mereka menuju ke Jepang, namun Ruka, Pharita dan juga Asa belum melihat tanda-tanda kedatangan sahabatnya, Ahyeon.

Bahkan Ruka, Pharita dan juga Asa sudah melakukan check-in, mereka sudah mendapatkan boarding pass mereka masing-masing, Asa dengan cemas menunggu kedatangan sahabatnya, Ahyeon. Keadaan gadis itu sangat gelisah.

"Bagaimana, Asa? Kamu sudah dapat kabar dari, Ahyeon? 30 menit lagi pesawat kita akan segera Take-off." Pharita bertanya kepada Asa, gadis itu sama gelisah nya dengan Asa.

"Aku udah coba hubungi nomer nya, namun ponsel Ahyeon tidak aktif dari semalam." Jawab Asa gusar, Pharita pun segera menggenggam tangan Asa.

"Bagaimana ini, Ruka?." Pharita menoleh kesamping, menatap wajah Ruka. Namun Ruka pun tak kalah gusar nya dengan Asa.

"Aku juga sudah menghubungi nya dari semalam, sama seperti yang Asa katakan, aku sendiri pun tidak tahu harus bagaimana." Jawab Ruka. "Ahhh.. Kamu sudah menghubungi Tante Jennie, Sa?." Ruka bertanya kepada Asa.

"Aku juga sudah menghubungi Mommy, namun Mommy tidak mengakat telfon maupun membalas chat ku." Berbeda dengan yang lain, Asa memang memanggil Jennie Mommy sama seperti Ahyeon.

Drrrrrrtttt~

Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ponsel Asa tiba-tiba saja bergetar menandakan adanya panggilan masuk, baru satu kali getaran, Asa segera mengangkat nya. Tertera nama 'Momny' dilayar ponsel Asa, kontak Jennie yang Asa bernama 'Mommy'.

"Hallo, Mommy? Ahyeon dimana Mom?." Asa yang sudah sangat gelisah pun dengan tidak sabaran segera menanyakan keberadaan Ahyeon kepada Jennie. "Pesawat kami akan segera Take-off 20 menit lagi, Mommy." Asa terus menyerang Jennie  to the point.

"Hallo, Sayang. Maafkan Mommy baru menghubungi mu yaa, Mommy ada urusan yang mendesak Sayang." Jawab Jennie diseberang telfon.

"Tidak apa, Mommy. Tapi dimana Ahyeon, Mom?." Kembali Asa menanyakan keberadaan Ahyeon kepada Jennie.

"Sayang, Mommy minta maaf sebelumnya, jika hal ini akan mengejutkan kamu. Tolong dengerkan Mommy baik-baik, Sayang. Kamu  dan yang lain tidak perlu mengkhawatirkan Ahyeon, Nee. Mommy hanya ingin memberitahu Kamu, bahwa Ahyeon tidak dapat berangkat ke Jepang bersama kalian." Jennie mencoba memberi tahu Asa, sejujurnya Jennie pun di sebrang sana sedang menahan tangisnya.

"Mommy, ada apa? Apa terjadi sesuatu dengan Ahyeon?." Asa sangat terkejut mendengar kabar tersebut. Ruka dan juga Pharita menatap cemas wajah Asa.

"Tidak Sayang, Kamu tidak perlu khawatir Nak, Ahyeon baik-baik saja." Jelas bisa dipastikan. Jennie sedang berbohong saat ini. "Hanya saja, kalian memang harus berangkat ke Jepang tanpa, Ahyeon." Jennie melanjutkan kalimat nya

"Ada apa Mommy? tolong jelaskan kepada ku, sebenarnya apa yang terjadi dengan Ahyeon?." Asa menuntut penjelasan dari Jennie, kenapa Ahyeon tidak jadi berangkat bersama nya ke Jepang hari ini. Yang benar saja Asa tahu betul bahwa moment ini adalah moment yang paling ditunggu-tunggu oleh Ahyeon.

Namun belum sempat Asa mendapatkan jawaban dari Jennie, speaker pengumuman berbunyi keras, menginformasikan bahwa pesawat yang akan mereka tumpangi akan segera take-off dalam 15 menit kedepan, dan mengharuskan seluruh penumpang sudah menaiki pesawat mereka 10 menit sebelum penerbangan.

"Sayang, setelah sampai disana. Tolong kabari Mommy yaa, Mommy akan menjelaskan semuanya kepada mu bagaimana keadaan Ahyeon. Segera berangkat lah Sayang, kamu tidak memiliki banyak waktu, safe flight baby, Mommy tutup telfonnya ya Sayang." Jennie mematikan sambungan telfonnya. Asa semakin gelisah, gadis itu memandang sendu wajah Ruka dan juga Pharita.

Lowkey [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang