Harapan Baru

0 0 0
                                    

Matahari telah lama tenggelam, menyisakan gelapnya malam yang diterangi oleh gemerlap bintang-bintang. Hana dan Ikeda-san masih betah duduk di taman, mengobrol dengan hangat. Setelah berbagi keluh kesah, suasana hati Hana sedikit membaik. Kehadiran sahabatnya itu memberinya kekuatan.

"Terima kasih, Ikeda-san," ucap Hana tulus.

Ikeda-san tersenyum lembut. "Hana-chan, kau tahu, aku akan selalu ada untukmu, kapan pun kau membutuhkanku."

Hana membalas senyuman itu, merasakan hangat yang menjalar di hatinya. Ia benar-benar beruntung memiliki Ikeda-san di sisinya, saat hatinya sedang terluka.

"Ngomong-ngomong, Hana-chan," Ikeda-san tiba-tiba bersuara, "apa kau lapar? Bagaimana kalau kita mampir ke kedai ramen langganan kita? Aku traktir deh."

Hana tersenyum mendengar ajakan itu. "Boleh, Ikeda-san. Aku juga sedang ingin makan sesuatu."

Kedua remaja itu lalu bangkit dari duduknya dan berjalan beriringan menuju kedai ramen favorit mereka. Sepanjang perjalanan, mereka terus mengobrol, sesekali bercanda dan tertawa bersama.

Sesampainya di kedai, mereka segera memesan dua porsi ramen. Aroma sedap dari mangkuk ramen itu membuat perut Hana semakin keroncongan.

"Itadakimasu!" seru Hana gembira, lalu mulai menyantap ramennya dengan lahap.

Ikeda-san tersenyum melihat Hana yang kembali ceria. Ia senang bisa membuat sahabatnya itu merasa lebih baik.

"Pelan-pelan saja, Hana-chan. Jangan sampai tersedak," ujar Ikeda-san sambil terkekeh.

Hana mengangguk, lalu melanjutkan makan dengan tempo yang lebih santai. Setelah beberapa saat, mangkuk mereka sudah bersih, menandakan bahwa mereka berdua telah menghabiskan ramen masing-masing.

"Aaahhh, perutku kenyang sekali," ujar Hana sambil mengelus-elus perutnya. "Terima kasih, Ikeda-san. Ramennya enak sekali."

"Sama-sama, Hana-chan. Aku senang kau menikmatinya," balas Ikeda-san.

Keduanya lalu beranjak dari kedai ramen, bersiap untuk kembali ke rumah masing-masing. Sepanjang perjalanan, mereka terus bercengkerama, sesekali bercanda dan tertawa riang.

"Oh iya, Hana-chan," ujar Ikeda-san tiba-tiba, "bagaimana kalau besok kita pergi ke taman kota? Aku ingin mengajakmu jalan-jalan. Kau mau?"

Hana tertegun sejenak, lalu tersenyum lebar. "Tentu saja aku mau, Ikeda-san! Aku sangat suka jalan-jalan ke taman kota."

"Bagus! Kalau begitu, besok aku akan menjemputmu jam 10 pagi, oke?" kata Ikeda-san bersemangat.

"Siap, Ikeda-san!" seru Hana tak kalah antusias.

Mereka akhirnya sampai di depan rumah Hana. Gadis itu berbalik menghadap Ikeda-san.

"Terima kasih untuk hari ini, Ikeda-san. Aku... benar-benar merasa lebih baik," ucap Hana tulus.

"Aku senang bisa membantumu, Hana-chan," balas Ikeda-san dengan senyum hangat. "Ingat, aku akan selalu ada untukmu, kapan pun kau membutuhkanku."

Hana mengangguk pelan, lalu tanpa ragu memeluk Ikeda-san. Pemuda itu membalas pelukan itu, memberikan kekuatan dan dukungan yang sangat dibutuhkan Hana.

Setelah beberapa saat, mereka melepaskan pelukan. Hana menatap Ikeda-san dengan tatapan penuh terima kasih.

"Sampai jumpa besok, Ikeda-san," ucap Hana.

"Sampai jumpa, Hana-chan. Selamat malam," balas Ikeda-san, lalu berbalik dan berjalan menuju rumahnya.

Hana menatap punggung Ikeda-san yang menjauh, lalu tersenyum lembut. Ia sangat bersyukur memiliki teman seperti Ikeda-san di sisinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Virgo dan Hati Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang