Bab 6 EAA

27 1 0
                                    

Seperti yang tidak sengaja Fuyuka dengar kemarin, hari ini para siswa dikumpulkan di aula asrama karena NA kedatangan seorang ilmuwan ternama, Dr. Hideon Onryo. Dr. Onryo merupakan salah satu ilmuwan yang telah memberikan kontribusi besar bagi negara. Dia telah menciptakan banyak penemuan baru, mengembangkan teori ilmiah, menciptakan teknologi inovatif, dan berkontribusi dalam berbagai penelitian.

Bukan hanya berkontribusi pada negara, Dr. Hideon Onryo juga telah memberikan kontribusi signifikan terhadap NA. Salah satu penemuannya yang kemudian dia ciptakan kembali adalah Aerion Boots, sepatu yang dirancang untuk menyerap energi pemakai dan mengubahnya menjadi tenaga pendorong untuk terbang. Dan, sepatu inilah yang di gunakan oleh Fuyuka dan Tatsuya saat berlatih kemarin.

Selain Aerion Boots, penemuan Dr. Hideon Onryo selanjutnya adalah Audioscope. Audioscope merupakan alat komunikasi jarak jauh berbentuk headset tanpa kabel. Untuk menggunakannya, hanya perlu menekan tombol kecil yang mengeluarkan cahaya berwarna putih dari tombol tersebut,  menandakan Audioscope telah aktif. Lalu sang pengguna hanya perlu memanggil nama seseorang yang dia inginkan, dan koneksi akan tersambung setelahnya.

Dan, tentunya pengguna Audioscope hanya bisa berkomunikasi dengan sesama pengguna Audioscope.

***

Setelah meninggalkan aula asrama, Fuyuka dan Aiko kembali ke kamar mereka untuk mengecek keadaan Haruka. Gadis itu memang tidak ikut ke aula. Hujan deras semalam membuat Haruka kedinginan hingga dia meringkuk di balik selimut. Pagi ini dia terbangun dengan suhu tubuh yang meningkat.

"Haruka?"

Tidak mendapat jawaban, Fuyuka dan Aiko masuk ke dalam kamar dengan hati-hati. Di dalam, mereka menemukan Haruka tertidur di atas kasurnya dengan mata terpejam. Selimut tebal menyelimuti seluruh tubuhnya, hanya menyisakan kepalanya yang menyembul keluar.

Haruka dan Aiko saling bertukar pandang, lalu perlahan mendekati Haruka yang tertidur miring ke arah mereka. Fuyuka mengangkat punggung tangannya, menempelkannya ke kening gadis itu untuk memeriksa suhunya.

"Sudah mendingan." Fuyuka menarik tangannya kembali. Suhu tubuh Haruka sudah tidak sepanas tadi. Dia melirik nampan berisi makanan yang terletak di atas nakas. Haruka sudah menghabiskannya, seperti yang dia janjikan tadi pagi saat Fuyuka dan Aiko membawakannya nampan berisi makanan dan obat.

Fuyuka menarik tangan Aiko dan membawa gadis itu pergi, meninggalkan Haruka untuk membiarkannya beristirahat agar segera sembuh.

***

Keesokan harinya keadaan Haruka sudah membaik. Terbukti dengan pagi ini gadis itu sudah kembali ke ruang latihan dan berlatih bela diri bersama Aiko.

"Apa yang kau lakukan? Pukulanmu sama sekali belum mengenaiku!" Aiko berucap di tengah-tengah kegiatannya menghindari serangan Haruka.

"Jangan memaksakan diri," Aiko berucap kembali saat Haruka menyempatkan diri menyeka keringat yang mengalir di pelipisnya. Jangan lupakan jika gadis itu baru saja sembuh dari demamnya kemarin.

"Aku tidak memaksakan diri!" Di tengah serangan pukulannya yang tak kunjung mengenai sasaran, Haruka melancarkan serangan lain. Kali ini, tendangannya mengarah ke kepala lawan. Namun, Aiko dengan gesit menghindar, dan tak mau kalah, dia langsung membalas dengan tendangan ke perut Haruka. Serangan Aiko tak bisa dihindari Haruka, membuatnya terhuyung mundur sambil memegangi perutnya yang terasa nyeri.

"Sial, aku berlebihan." Aiko berlari menghampiri Haruka dengan perasaan cemas dan guratan khawatir yang terpatri jelas di wajahnya. "Haruka, ma-maaf—"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Essence Abilities : AbsorptionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang