Dan Oh dan Baek Kyung melanjutkan waktu mereka di kafe kampus. Kafe tersebut penuh dengan mahasiswa yang lagi bersantai, belajar, dan ngobrol. Aroma kopi dan makanan ringan memenuhi udara, menciptakan suasana yang hangat dan nyaman.
“Kyung, makasih banget udah nemenin aku sampai malam kayak gini. Aku jadi lebih tenang,” kata Dan Oh sambil mengatur buku-bukunya di meja.
“Gak masalah. Senang juga bisa ngabisin waktu bareng kamu lagi. Kita kan udah lama gak kayak gini,” balas Baek Kyung sambil tersenyum.
Sementara Dan Oh fokus pada tugas kuliahnya, Baek Kyung memperhatikan sekeliling kafe. Dia melihat beberapa mahasiswa yang sibuk dengan aktivitas mereka, dan dia merasa bersyukur bisa berada di sini bersama Dan Oh, ngerjain sesuatu yang produktif.
“Jadi, gimana nih tugasmu?” tanya Baek Kyung sambil memerhatikan layar laptop Dan Oh.
“Aku harus bikin presentasi tentang manajemen perusahaan. Rencananya, aku mau nyusun data yang aku butuhin sekarang,” jawab Dan Oh sambil mengetik di laptopnya.
“Kalau gitu, biar aku bantu. Kasih aja data yang kamu punya, nanti aku cari informasi tambahan,” tawar Baek Kyung.
Dan Oh kasih beberapa dokumen dan catatan ke Baek Kyung, yang langsung mulai mencari data tambahan di laptopnya. Sementara itu, Dan Oh fokus pada bagian lain dari presentasinya, sesekali bertanya tentang data yang mereka temukan.
Beberapa saat kemudian, suasana di kafe semakin tenang karena sebagian besar pengunjung mulai pulang. Hanya tersisa beberapa pasangan dan kelompok kecil yang masih ngobrol santai. Baek Kyung dan Dan Oh terus kerja dalam keheningan yang nyaman.
“Aku masih gak nyangka kita bisa nyelesain ini di sini. Rasanya kayak baru kemarin kita ngerjain tugas bareng di rumah,” kata Dan Oh, memecahkan keheningan.
“Memang udah lama banget. Tapi aku senang bisa balik ke rutinitas lama sama kamu. Rasanya kayak gak ada waktu yang terbuang,” jawab Baek Kyung, mengedipkan mata.
Tiba-tiba, Dan Oh menoleh ke arah Baek Kyung dengan ekspresi serius. “Kyung, ada satu hal yang mau aku omongin. Aku merasa banyak hal yang berubah sejak kamu ngilang, terutama tentang diriku sendiri.”
Baek Kyung mengangkat alisnya. “Maksudnya gimana?”
“Aku merasa harus ngadepin banyak hal sendirian, dan itu bikin aku stres banget. Tapi sekarang, setelah kamu balik, aku merasa dapet semangat lagi,” jelas Dan Oh, matanya penuh dengan perasaan campur aduk.
Baek Kyung memandang Dan Oh dengan penuh perhatian. “Aku ngerti. Aku juga ngerasa bersalah karena ninggalin kamu lama. Tapi kita harus ambil pelajaran dari pengalaman ini dan terus maju.”
Dan Oh tersenyum. “Benar. Aku rasa aku udah banyak belajar tentang diriku sendiri selama waktu itu. Aku belajar gimana cara ngadepin kesulitan dan gimana cara menghargai setiap momen yang kita punya bareng.”
“Dan Oh, jangan terlalu keras sama diri sendiri. Kita semua pasti ngalamin tantangan dalam hidup, dan yang penting itu gimana kita bangkit dari setiap kesulitan,” ujar Baek Kyung, memberikan dorongan dan dukungan.
Setelah beberapa jam bekerja, Dan Oh dan Baek Kyung merasa tugas mereka sudah hampir selesai. Mereka memutuskan untuk istirahat sejenak dan makan camilan yang ada di meja.
“Aku lapar. Gimana kalau kita pesan sesuatu buat dimakan?” tanya Dan Oh, membuka menu yang ada di meja.
“Yuk, aku bakal pesan beberapa makanan ringan. Kamu mau apa?” tanya Baek Kyung.
“Aku suka camilan ringan kayak kue atau sandwich,” jawab Dan Oh.
Baek Kyung mengangguk dan segera memesan makanan untuk mereka berdua. Sementara itu, Dan Oh mengatur dokumen dan menyiapkan diri untuk melanjutkan pekerjaan setelah makan.
Ketika makanan datang, mereka mulai makan sambil ngobrol tentang berbagai topik, mulai dari rencana masa depan hingga kenangan indah yang mereka bagikan selama masa sekolah. Suasana di kafe semakin akrab, dan tawa mereka saling bersahutan.
“Ngomong-ngomong masa lalu bikin aku ngerasa nostalgia. Kadang aku pengen banget balik ke waktu itu,” kata Dan Oh sambil mengunyah makanannya.
“Ya, masa lalu punya kenangan indah. Tapi kita juga harus liat ke depan dan rencanain masa depan kita,” balas Baek Kyung.
Setelah selesai makan, Dan Oh merasa sangat bersyukur karena Baek Kyung sudah bantu dia nyelesain tugas kuliah. Mereka berdua mengemas barang-barang mereka dan siap untuk pulang.
“Makasih banget, Kyung. Aku bener-bener gak tahu harus gimana tanpa bantuanmu,” kata Dan Oh dengan tulus.
“Gak perlu berterima kasih. Aku selalu ada buat kamu,” jawab Baek Kyung, memberikan pelukan singkat sebagai tanda persahabatan.
Dan Oh melambaikan tangan sambil masuk ke rumah, merasakan kebahagiaan dan ketenangan setelah malam yang menyenangkan bersama Baek Kyung.
KAMU SEDANG MEMBACA
First love : Baekkyung - Dan oh
Teen Fiction𝐔𝐍𝐎𝐅𝐅𝐈𝐂𝐈𝐀𝐋 𝐒𝐄𝐐𝐔𝐄𝐋 𝐃𝐑𝐀𝐌𝐀 𝐄𝐗𝐓𝐑𝐀𝐎𝐑𝐃𝐈𝐍𝐀𝐑𝐘 𝐘𝐎𝐔 kata siapa akhir kisah drama 'Extraordinary you' Baekkyung dan Dan oh tidak bersama? nyatanya setelah 1 tahun Hilangnya haru dan bertemu lagi dengan Baekkyung, Dan oh jat...