48. Kanker

236 14 0
                                    

Assalamualaikum semua
Kabarnya gimana? semogga sehat selalu ya

karena saya lagi proses menulis mohon bantuan nya ya. Tolong tandain kalau misal ada typo. Saya fokus ke selesai nya cerita ini dulu. Nanti setelah selesai baru saya periksa lagi, Jadi harap dimaklumi

klik bintang yang ada di bawah dan comment, biar author makin semangat melanjutkan di bab berikutnya.

Terimakasih yang sudah sukarela mengklik bintang nya, semogga kamu selalu dalam lindungan Allah dan semogga sehat selalu jasmani maupun rohani nya.

Author mengucapkan terimakasih yang udah selalu setia menunggu cerita ini update
dan selalu setia vote dan comment❤️

"Allahumma solli ala sayyidina muhammad 💚 jangan lupa perbanyak sholawat ya


Flashback

Lo bisa bahasa jawa?"Tanya Astra dengan melongo karena terkejut seorang Danen bisa bahasa jawa, sejak kapan Danen bisa bahasa Jawa? bukankah dia asli dari Jakarta?

"Gue lahir di jawa. gue pindah karena ikut nyokap gue."

"Hah? jadi lo bukan asli orang Jakarta? ko gue baru tau lo orang jawa?"

Danen terkekeh memang belum ada yang mengetahui jika diri nya asli dari jawa "Buruan buka tuh laptop! masuk ke bagian word kita belajar disitu dulu, karena kebanyakan ngetik."

Astra mengangguk dia mengikuti intruksi dari Danen "Ini gimana sii ngatur ukurannya? kanan kiri gini? gue bingung,"Ujar Astra mengeluh.

Danen mendekat, dia berdiri sedangkan Astra duduk, wajah Danen sangat dekat dengan Astra hanya berjarak 5 cm "Begini cintaa!"Ujar Danen mengarahkan mouse itu. Astra menatap Danen dari dekat, Danen memang begitu tampan jika dilihat dari dekat.

Danen terkekeh melihat Astra yang tidak kedip dan tahan nafas "Nafas! nanti lo bisa mati!"Ujar Danen terkekeh. Astra menghembuskan nafas nya.

Seseorang melihat kedua remaja itu mengepalkan tangan nya "Hm. permisi gue mau ngater berkas ini, sesuai dengan perjanjian perusahaan kita,"Ujar laki-laki itu. Danen dan Astra memutar badan nya dia ingin melihat seseorang yang berbuat tadi, seperti tidak asing mendengar suara nya.

"Rendra?"Panggil Astra dengan nada lirih namun masih bisa di dengar.

Rendra menatap Astra sekilas lalu dia mengangguk "Maaf kedatangan gue ganggu kalian, gue cuma mau anter berkas. gue permisi dulu,"Ujar Rendra lalu keluar.

Astra menatap Rendra berkaca-kaca dia ikut keluar dan berlari mengejar Rendra "Rendra!!! Rendra!!! rend tunggu!" Rendra berhenti di dekat taman kantor.

"Ada apa?"Tanya Rendra dengan wajah dingin. setelah lama dia tidak pernah melihat sosok Rendra, Rendra berubah menjadi orang yang cuek dan dingin kembali bahkan sorot mata nya sudah berbeda. Astra tidak melihat sorot mata teduh lagi.

"Makasih hadiahnya dan maaf waktu itu gue menghindar dari lo,"Ujar Astra setengah terisak.

"Udah aku maafin. aku udah tau kalo kamu di rumah, kamu yang udah menyelimuti tubuh aku pake hody."Ujarnya tersenyum.

"Maaf ya,"Ujarnya menunduk. Astra merasa bersalah dengan sifat ke kanak-kanaknya.

"Jangan nunduk lagi! selamat pertunangannya, semogga lancar sampai hari H ya,"Ujarnya mengucapkan kata itu.

ASTRA ADHARA (Selesai ✔️)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang