Bahu keduanya saling bertemu, saat mereka bergerak merapat dan dekat, berdiri bersisian di depan sebuah meja gambar dengan kemiringan berkisar kurang lebih lima belas derajat.
Menyaksikan kolase sketsa awal dan denah dari desain sebuah rumah yang masih digambar secara konvensional.
“Ini ...”
Sebagai perempuan yang kurang memiliki wawasan dibandingkan pria yang baru saja mengucapkan satu kata itu, dia mendongak, mencari penjelasan lebih. Wajah pria itu, yang dalam beberapa bulan terakhir memiliki hubungan ambigu dengannya, kini berada begitu dekat, menghadirkan jarak yang sulit untuk tak terasa.
Alih-alih meneruskan ucapannya, pria itu malah membalas tatapannya, menundukkan wajah untuk memandangnya lebih dalam. Saling beradu pandang, keduanya terjebak dalam hening yang terasa panjang. Hening yang seolah memberikan ruang bagi imajinasi mereka berdua untuk bermain liar di tepi jurang.
✿✿✿
Meira dan kemalangan adalah sahabat karib. Hidupnya tak pernah jauh dari sesuatu bernama kesusahan. Memiliki seorang ibu tunarungu yang sekarang sedang dirawat di rumah sakit, karena penyakit berat yang telah menggerogoti tubuhnya sedari lama. Tinggal di kontrakan kumuh, di kelilingi oleh para manusia yang sering disebut sebagai ‘sampah masyarakat’. Hanya bekerja sebagai tukang cuci piring di sebuah restoran. Mungkin belum seberapa menderita, karena dia masih harus bersinggungan dengan seseorang yang memiliki kuasa di setiap pilihan dan langkahnya.
Sedangkan Arkan, dia hanya berupaya melindungi adiknya dari rasa patah hati, dengan mencoba menyingkirkan sumber patah hatinya sejauh mungkin.[]
Rabu, 06 November 2024
Catatan: Trope cerita ini adalah Cinderella story dengan gaya alur yang sudah umum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Entangled; The Home We Dream Of
ChickLitMeira dan kemalangan adalah sahabat karib. Hidupnya tak pernah jauh dari sesuatu bernama kesusahan. Memiliki seorang ibu tunarungu yang sekarang sedang dirawat di rumah sakit, karena penyakit berat yang telah menggerogoti tubuhnya sedari lama. Tingg...