Di tengah keramaian pasar loak yang penuh warna, Alya merasa seolah menemukan sebuah oase di antara lautan barang-barang bekas yang terlupakan. Cahayanya redup, dan debu halus menari di udara saat dia melintasi deretan meja kayu yang dipenuhi barang antik dan barang-barang usang. Setiap sudut pasar ini menyimpan kenangan, dan Alya, dengan mata yang tajam dan hati yang gelisah, selalu merasa terhubung dengan kisah-kisah yang tersembunyi di balik barang-barang itu.
Hari itu, saat dia mengamati deretan buku-buku tua, sebuah buku harian kecil dengan sampul kulit yang pudar menarik perhatiannya. Terlalu menonjol di antara buku-buku lainnya, seolah memanggilnya dengan suara lembut yang hanya bisa didengar oleh hati yang peka. Alya meraihnya dengan hati-hati, merasakan berat dan tekstur kertas yang sudah berusia puluhan tahun.
Dengan rasa penasaran yang menggebu, dia membuka halaman-halaman yang mulai menguning itu, dan yang dia temukan adalah deretan surat-surat cinta yang ditulis dengan tinta berwarna cokelat tua. Nama Adrian dan Livia muncul berulang kali di setiap halaman, menuturkan kisah cinta yang tampaknya tidak pernah selesai. Surat-surat itu menggambarkan keindahan, keputusasaan, dan harapan yang tidak terungkapkan—sebuah cinta yang seolah tersangkut dalam waktu, menunggu untuk ditemukan kembali.
Ketika Alya membaca kata-kata yang penuh emosi itu, sesuatu dalam dirinya mulai bergetar. Cinta yang tertulis di dalam buku itu terasa begitu nyata, seolah bisa melompati waktu dan menyentuh jiwanya. Dia tahu bahwa dia harus melanjutkan pencarian ini, meskipun dia tidak sepenuhnya mengerti apa yang sedang dia cari. Apa yang sebenarnya terjadi pada Adrian dan Livia? Dan mengapa kisah cinta mereka tampaknya begitu penting?
Di tengah kebisingan pasar loak, Alya merasakan ketenangan aneh, seolah keputusan untuk membeli buku harian itu adalah langkah pertama menuju perjalanan yang belum pernah dia bayangkan. Dengan tekad baru dan rasa ingin tahu yang membara, dia pulang dengan buku harian itu di tangannya, tidak menyadari bahwa pencariannya akan membawanya lebih jauh dari yang dia kira—ke dalam sebuah kisah cinta yang melintasi waktu dan membuka pintu-pintu yang selama ini tertutup rapat.
"Cinta Dalam Goresan Waktu" akan dimulai dengan langkah kecil namun penuh makna ini, sebuah awal yang akan memandu Alya dan pembaca menuju sebuah perjalanan emosional penuh rahasia dan penemuan yang tak terduga.
---
Semoga prolog ini dapat memberikan pembaca rasa penasaran dan membuat mereka ingin mengikuti perjalanan Alya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Goresan Waktu
Short StoryAlya, seorang seniman muda dengan masa lalu yang rumit, menemukan kedamaian dalam melukis. Kehidupannya yang sepi berubah ketika ia menemukan sebuah buku harian kuno di pasar loak, berisi surat-surat cinta yang tidak pernah terkirim. Surat-surat ter...