Belum menggunakan kepala, maskot kelinci itu masih termenung duduk mengingat scene tiga bulan yang lalu di benaknya. Perkataan aku ingin pulang saja, tidak mau kuliah di Taipei, aku mau bantu Mama di sawah dan panen kesemek saja! Selalu menjadi aduan kecil dalam rengekan malu yang tak kunjung hilang. Takut juga ada. Takut jika saja semua orang tau bahwa dia menyukai si wanita hidung mancung itu. Tsk.
Tapi apa daya, Ibunya malah melarangnya pulang dan harus kuliah, agar nasib Lin tidak sama seperti beliau. Ibu Lin merasa bekerja kantoran penuh AC lebih baik daripada berkebun. Juga, saat SMP, Lin selalu mengeluh ketika diminta memetik kesemek untuk tamu. Dia selalu berkata, 'Panas Ma! Nanti kulit Lin bisa hitam!' Namun sekarang Lin malah sibuk menelepon mau pulang dan ingin menolongnya. Bagi Ibu Lin, omong kosong apa ini!? Kuliah sana!
Berat rasanya napas yang dihelakan. Lin menunduk dengan ekspresi itu lagi. Sifat riang, ceria dan selalu tertawa cengengesan hilang untuk sementara dalam tiga bulan ini. Lin benar-benar dihantui oleh imajinasi takut dihakimi oleh orang banyak dan dijulid oleh teman-temannya yang kebetulan kebanyakan, homophobia. Termasuk ketua kelas dan bendahara kelas itu. Namanya kalau tidak salah, Bong dan Song? Dua orang yang kuat dan pintar karena punya follower banyak di Instagram dan Facebook mereka. Jika saja ketahuan dia menyukai perempuan, mati sudah martabatku. Mama pasti kecewa dan mungkin akan dibicarakan oleh orang desa. Aish.
Mengungkapkan perasaan itu memang adalah sikap gegabah. Lin tau itu. Tapi apa daya, nasi sudah menjadi bubur. Sekarang aku harus menikmati bubur yang lembek dan sangat tidak aku suka! Tsk.
Pintu terbuka, suara lagu ceria khas acara promosi terdengar samar-samar meriah. Lelaki dengan baju merah khas pegawai mall itu segera berkata, "Lin Tong, acara sebentar lagi dimulai. Kamu bisa keluar sekarang." Dengan sigap, Lin mengangguk dan menggunakan kepala kelinci yang penuh senyum tak ada beban kehidupan.
Sedikit berat ketika berdiri, perut kelinci ini sedikit buncit, sepatunya juga kebesaran. Dari dalam, dia bisa melihat melalui mata kelinci itu. Juga, hangat dan perlahan menjadi panas. Sirkulasi udara hanya masuk lewat celah kain transparan di mata dan mulut. Selebihnya, tertutup dengan kain tebal berbulu halus. Tapi tak mengapa, sebab ini adalah satu-satunya cara agar Lin tak berkecamuk dengan perasaan ini itu, dia harus bekerja dan melupakan banyak hal.
Oh. Benar. Belum perkenalan.
Perkenalkan, namanya Wu Lin Tong. Anak satu-satunya Ibu Wu Lan yang membesarkan Lin sendirian sejak bayi. Ayahnya? Beliau meninggal sebelum Lin dilahirkan. Alasan meninggal? Ajal. Perkenalan selesai.
Belum juga melambaikan tangan dan membaur pada ramainya shopping center itu. Lin sudah merasa keringatnya perlahan mengairi seluruh kulitnya. Ini hari pertamanya kerja, Yuan Jing, teman dekatnya menawarkan pekerjaan ini sebelumnya. Tanpa pikir panjang, Lin mengambil pekerjaan ini, hari Minggu dia libur sebagai pengantar makanan.
Tugas maskot: Bagi-bagi famplet promosi yang diikat di balon-balon lucu. Isi promosi itu tak dibaca oleh Lin, dia hanya sekadar mengambil tali-tali balon dan mulai berjalan-jalan di sekitar mall untuk membagikan balon itu pada orang tua yang membawa anak.
"Panas wei." Sempat-sempatnya mengeluh sejenak. Lalu berjalan dan melambaikan tangan pada ibu-ibu dengan dua anaknya. Lin juga tersenyum dari balik kepala kelinci itu, dia membagikan satu balon pada masing-masing anak, lalu menggerakkan tubuhnya agar si kelinci itu terlihat lucu dari luar. Dari jauh, si manajer melihat tingkah Lin dan mengangguk puas. Dia merasa, syukurlah dia pekerja yang profesional. Sebelumnya, maskot kelinci dipecat karena berlari sepanjang mall sambil melompat-lompat tak membagikan balon. Malah, si pekerja sebelumnya membawa pulang semua balon tanpa pamit dan bisa-bisanya mengambil baju maskot tersebut. Namun pihak manajer tutup mulut tak melapor ke polisi, karena tas pekerja itu tertinggal di ruang ganti dan ada banyak cukup uang di sana. Manajer pun membeli baju maskot kelinci baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keep It or Break It
Fanfiction"Kath mengancamku?" - Lin -On going di Karyakarsa _________________________________ ⚠️ Cerita ini hanyalah fiksi belaka.