Chloe's POV
Kuhentikan laju mobilku, lalu kuparkirkan di pinggir jalan. Aku menunggu William di dalam mobil. Sekarang sudah pukul 1.55. Tinggal 5 menit lagi. Baiklah, akan kutunggu.
***
"Hey, Nona!", panggil seseorang di luar mobilku. Jika kalian bertanya-tanya, kenapa aku bisa mendengarnya. Itu karena jendela mobilku kubuka sedikit.
Aku pun turun dari mobil, sembari membawa tas yang kubawa dari rumah.
"Hey, sayang!". Aku kenal lelaki ini. Dia adalah William Andreas.
"Basa-basi saja kau, jerk! MANA IBUKU?!", kataku geram.
"Shut up, bitch! Kalu kau ingin Ibumu kembali, ikuti aku ke gedung itu.", kata William sambil menunjuk ke arah sebuah gedung tua yang menyeramkan.
Aku hanya terdiam dan mengikutinya dari belakang.
***
"Mom!", teriakku saat melihat Mom terikat dikursi yang sedang didudukinya. Saat aku hendak menghampirinya, anak buah William segara mengarahkan pistolnya ke arah kepala Mom.
"Jika kau maju satu langkah, peluru ini akan dengan senang hati keluar dari kandangnya.", kata William sambil menyeringai ke arahku, membuatku tercekat.
"Baiklah... lalu aku harus melakukan apa supaya Momku dapat bebas?!", kataku tegas.
Momku sekarang sedang meronta-ronta hendak dilepaskan. Dia seperti ingin berbicara tetapi mulutnya ditutup dengan kain.
"Sangat mudah, gadis cantik! Cukup menyerahkan nyawamu, lalu Ibu mu bebas."
Author's POV
Chloe hanya diam dan berpikir keras apa yang harus dilakukannya. Mom Bella hanya berisyarat kepada Chloe untuk kabur. Dia tidak ingin anaknya terluka apalagi--yang lebih meneyedihkan lagi--mati.
"Tidak semudah itu, jika kau benar-benar ingin menadapatkan nyawaku, JERK!", kata Choe lantang.
"Kurang ajar! Jaga mulutmu! Cepat kurung bocah ini!", perintah William kepada anak buahnya.
Chloe yang mendengar teriakan William, segera berlari hendak keluar gedung. Tepat saat gadis itu sampai di lantai bawah, anak buah William sudah mencegat Chloe terlebih dahulu. "Mau kemana, gadis manis?"
"Minggir kau!", teriak Chloe.
"Oh, oh, oh! Beraninya kau teriak padaku.", ujar anak buah William yang berkepala plontos tersebut. Dia pun segera menarik tangan Chloe. Sayangnya, Chloe sudah menendang lelaki itu duluan.
"Jangan kau pikir gadis kecil sepertiku tak bisa bela diri!", gertak Chloe yang mulai mengingat-ngingat gerakkan taekwondo yang 2 tahun lalu ia pelajari.
"Jadi kau mengajakku bermain kekerasan? Baiklah, kalu begitu.", ujar si Kepala Plontos dengan santai.
Seketika lelaki itu segara bangkit dan melayankan tinju ke arah Chloe. Tetapi Chloe berhasil menghindar dan melemparkan batu tepat ke kepala lelaki itu.
Lelaki itu segera mengeluarkan pistol dari balik tubuhnya dan menembakkan pelurunya ke arah Chloe. Chloe langsung menunduk dan mengeluarkan pistol yang sudah dia siapkan di dalam jaket yang ia gunakan.Chloe berguling ke belakang laki-laki botak itu dan menembak kaki orang itu. Orang itu pun lemas dan tak kuat berdiri lagi.
"Jangan lagi kau berani-berani denganku!".
Tak lama setelah Chloe mengalahkan si Kepala Plontos, seseorang menepuk pundaknya. Chloe segera berbalik badan dan mengarahkan pistolnya ke orang tersebut.
"Hey, calm down, Chloe!", kata orang tersebut sambil mengangkat tangannya. "Nicholas!! Kau mengagetkanku! Untuk apa kau datang ke sini?!", ujar Chloe geram kepada kakaknya.
"Aku hanya tidak mau kau kenapa - kenapa. Jadi aku mengikutimu.", jawab Nicholas.
"Dasar bodoh! Sudah kubilang, kau tak perlu ikut! William mengancam nyawaku, sekarang. Ibu menjadi bahan pertukarannya! Kalau kau di sini, bisa-bisa kau menjadi yang selanjutnya! Aku tidak ingin sesuatu terjadi pada kalian berdua!", kata Chloe.
"Tetapi kalau kita bedua, pasti akan lebih mudah mengalahkannya! Begini saja... Kau tampil sendiri terlebih dahulu. Aku akan bersembunyi di dekat situ. Ketika William menyerangmu, aku akan keluar dan segera menyerangnya balik. Sudahlah, tenang saja. Aku tidak akan merepotkanmu.", tutur Nicholas.
"Okay... Huufft, aku setuju.", ucap Chloe kurang bersemangat.
"Yey!! Hahaha... Ayo sekarang kita lepaskan Mom!", ujar Nicholas semangat.
Chloe berjalan menuju tempat dimana Mom Bella diculik. Tempat tersebut dibatasi dengan pintu kawat dan dijaga oleh dua bodyguard. Chloe dan Nicholas mengintai dari jauh dan mulai membidik bodyguard tersebut.
Yang pertama, Chloe menarik pelatuknya lebih dulu dari Nicholas.
DOR! DOR!
"Arrggh!", teriak kedua bodyguard yang ditembak oleh kedua kakak-beradik itu.
Setelah memastikan kedua bodyguard tersebut sudah tak berdaya, Chloe segera memasuki tempat Mom Bella diculik. Nicholas bersembunyi dibalik sebuah drum minyak supaya tidak diketahui keberadaannya. Chloe segara berlari menuju Mom Bella, hendak membukakan tali yang mengikat Momnya.
"Chloe! Tolong cepat bukakan tali ini!", kata Mom Bela setelah kain dimulutnya dibuka oleh Chloe.
"Hey, gadis manis! Kukira kau tak peduli dengan Mom mu ini?", kata seseorang yang rupanya William Andreas.
"Shut up, dumbass!", teriak Chloe sambil mencari-cari pistol miliknya.
DOR!
Chloe's POV
Aku menutup mataku saat mendengar suara tembakan yang sangat keras. Tak ada rasa perih ataupun sakit disekujur tubuhku.
"Aahh.." Aku menoleh ke sumber suara.
"MOM!!!", teriakku.
Tanpa pikir panjang, aku segera menembakkan peluru ke arah William. Shit!--Tembaknnya meleset. Tepat saat William hendak menembakku lagi, Nicholas keluar tempat persembunyiannya dan mengarahkan pistolnya ke arah William.
"Angkat tanganmu, brengsek!", teriak Nicholas.
William terkaget lalu menoleh ke arah sumber suara. Bibirnya menyeringai.
"Heuh, jadi anak idiot ini datang juga?", sindir William sembari menurunkan tangannya.
"Jangan berani-berani kau turunkan tanganmu!", ujar Nicholas geram. Lalu menembakkan pelurunya ke arah William dan--Great!--tepat sasaran!
"Argh!", teriak William. Ya, pelurunya tepat mengenai dadanya.
"Chloe! Kenapa kau diam saja! Cepat lepaskan Mom dan bawa beliau ke mobil!", ucap Nicholas menyadarkanku.
"Ahh ya." Aku segera melepaskan tali yang mengikat Mom, lalu menggotongnya bersama Nicholas ke dalam mobil.
* * * * *
A/N : Here is the sixth chapter!! VOMMENT(S)!Author,
Me, salsabilaf1, heyitselvara
KAMU SEDANG MEMBACA
Dangerous Choice -new edit-
FanfictionSURAM. Inilah kata yang bisa menggambarkan kehidupan gadis belia dari Oxford tersebut. Chloe Adler, namanya. Pada awalnya, semua baik-baik saja. Tak ada yang disakiti, tak ada yang tersakiti. Tak ada yang dilukai, tak ada pula yang terluka. Tetapi s...