"Tidak, Pangeran! Aku bersumpah bukan aku yang mencoba membunuh lady Eveny!" Lady Gracetta bersujud dengan kedua tangan yang disatukan, gadis itu memohon dengan penuh air mata di pipinya.
Pangeran Gareth tertawa sinis mendengar ucapan memohon dari lady Gracetta "Lalu kau pikir aku akan percaya? Lady... hanya kau yang memiliki dendam dengan Lady Eveny,"
Putri dari Grandduke Basilia itu menggelengkan kepalanya dengan cepat "Kalau aku dendam padamu aku juga tidak harus membunuhmu, kan? Aku lebih suka menyiksa mangsaku terlebih dahulu daripada langsung membunuhnya, Pangeran."
"Tidak usah berlagak didepanku, Lady. Bukti yang ada disekitar tempat kejadian mengarah padamu, kau sudah tidak memiliki secercah pembelaan apapun. Terima saja ajalmu!"
Setelah berkata demikian, Pangeran Gareth menyuruh ksatria andalannya untuk memenggal kepala Lady Gracetta. Kapak yang akan digunakan untuk proses penghukumannya sudah diayunkan hingga membuat tubuh sang Lady semakin bergetar takut dibuatnya.
"TIDAAAAAKKK!!!"
Semua orang yang berada di dalam kamar itu mendengar teriakan tersebut, mereka pun mendekat dengan seksama kearah sumber suara
"Kau sudah sadar, putriku?" Grandduchess Adena memegang tangan sang putri dengan lembut dan disertai air mata keharuan
Grandduke Aland ikut merapat kearah istri dan putrinya "Grace? kau sudah sadar? apa yang kau impikan? kenapa berteriak seperti itu?" tanya Grand duke of Basilia tersebut dengan penuh kekhawatiran
Lady Gracetta yang baru sadar dari pingsannya mengernyit bingung "A-ayah...? I-ibu..? A-aku tidak m-mati?" tanya nya dengan nada bergetar yang sedikit serak.
Adena mengusap pipi putrinya dengan senyuman "Kau selamat, sayang.. Pangeran Gareth menyelamatkanmu ketika kau terjatuh dari kudamu di Hutan dua hari yang lalu.." jelasnya dengan penuh lembut serta tangan yang senantiasa mengusap pipi putrinya
"Kau harus segera berterimakasih padanya, Grace," Sebuah suara berat menimpali percakapan antara Adena dan Gracetta, membuat sang Lady segera menoleh ke sumber suara
"Kakak? Bukankah kau sedang berada di perbatasan untuk menangani kekurangan pangan?" tanya Gracetta dengan bingung
Seorang pria yang berada di depan ranjangnya berdecak "Kakak pertamamu yang bodoh itu buru-buru kembali ketika ayah mengutus Cedric untuk mengabari kami bahwa kau terjatuh dari kudamu, Grace" jawab Austin, kakak kedua Gracetta, dengan panjang lebar disertai nada malasnya
Casper berdecak "Aku mengkhawatirkan adikku, bodoh!" sinisnya sambil menjitak kepala adik keduanya itu.
"Tapi kau hampir meninggalkanku, kak! sungguh pilih kasih!" sungut Austin dengan wajah ditekuk
Grand duke Aland dan Grand duchess Adena tertawa kecil melihat kedua putra mereka berdebat, sementara Lady Gracetta masih menatap heran mereka semua.
"Lady, apakah tubuhmu baik-baik saja? apakah ada bagian yang masih terasa sangat sakit hingga kau berteriak, Lady?" tanya Hiraeth, pelayan pribadi Lady Gracetta.
Gracetta bergeleng pelan "Aku merasa cukup baik sekarang, Hira. Hanya saja barusan aku mengalami mimpi buruk.." jawabnya dengan nada memelan
Casper mengernyitkan dahinya "mimpi apa yang membuatmu sampai berteriak seperti itu, Grace?" tanya nya dengan sedikit cemas
"Ceritakan pada kami, Grace.. Agar kami tak khawatir.." timpal grand duchess Adena
"Justru jika aku menceritakannya maka kalian akan semakin khawatir, ibu.."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE MAGNIFICENT
FantasyLady bangsawan yang terkenal dingin dan anggun itu terjatuh dari kudanya saat sedang berburu di hutan, kepalanya terbentur oleh bebatuan keras dan pingsan seketika. Anehnya, saat sadar dua hari kemudian, lady bangsawan yang biasa dipanggil Gracetta...