𝐨𝐜𝐜𝐮𝐫𝐫𝐢𝐭 𝐢𝐥𝐥𝐢 ᯓ

13 1 0
                                    

Sinar mentari sudah menyapa jendela kamar Gracetta. Sorot cahaya yang langsung menembus ke wajah sang Lady, membuatnya langsung terbangun dari tidur nyenyaknya.

"Sudah waktunya untuk sarapan bersama, Lady" Hiraeth datang dan membuka tirai, berusaha untuk membuat lebih banyak cahaya masuk ke kamar tersebut.

Lady Gracetta melenguh sebentar sebelum akhirnya mendudukan diri, meski matanya masih terpejam rapat "Apa agendaku hari ini?" tanya nya dengan suara serak khas bangun tidur.

Hiraeth berdiri dan memperhatikan lemari dengan serius "Setengah jam lagi kau sudah harus berada di ruang makan untuk melaksanakan sarapan bersama, Lady. Lalu, pada pukul setengah sembilan kau ditunggu Pangeran kedua di Castil Fox untuk minum teh bersama. Terakhir, pada pukul setengah tiga sore kau harus kembali ke kediaman untuk berlatih pedang dengan Grandduke Alland, sekian." jawab Hiraeth dengan panjang lebar "Ah ya, kau ingin gaun yang seperti apa untuk hari ini, Lady?" tanya nya sambil jari jemarinya sibuk memilh gaun

Mendengar ucapan panjang lebar pelayan pribadinya itu membuat Gracetta tanpa sadar tertidur lagi, Hiraeth yang merasa tak ada jawaban pun membalikkan badannya  "Ya Tuhan, Lady... kau hampir terlambat! Grandduchess akan menghukum mu bila kau tak segera hadir di meja makan" ucap Hiraeth setengah frustasi

Suara Hiraeth yang lumayan memekakkan telinga itu membuat kesadaran lady Gracetta kembali "Kurasa lonceng peringatan gempa bumi akan kalah nyaringnya dengan suaramu, Hira!" balasnya kesal

"Tolong siapkan aku gaun yang tidak membuatku merasa Aestuosi¹ disiang hari ini, Hira. Oh, jangan berikan aku gaun berwarna hitam karna itu akan terasa sangat panas." titah Lady Gracetta sebelum masuk kedalam balneo².

Seperti apa yang diperintahkan oleh majikannya, Hiraeth memilihkan gaun berwarna hijau dengan motif bunga bunga yang berada disekelilingnya.

---------------

Gracetta datang dengan harum semerbak yang mampu membuat siapa saja terlena saat menghirupnya, tak terkecuali Grandduchess Adena yang juga baru memasuki ruang makan.

"Kau harum sekali, Grace" puji Adena yang disertai dengan senyuman manis khasnya

Yang mendapat pujian pun ikut tersenyum saat mendengarnya "Gracias, ibu" balas Lady Gracetta lembut sembari menduduki dikursi bangiannya

"Sajikan hidangannya sekarang, Ambra" titah Grandduke pada kepala pelayan saat melihat semua anggota keluarganya sudah hadir diruang makan.

Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit untuk mereka menyelesaikan sarapan pagi ini, Gracetta pun membersihkan mulutnya dengan Sudario³ yang sudah tersedia disaku gaunnya.

"Apa tubuhmu sudah lebih baik, Grace?" tanya Alland seraya meletakkan alat makanya dengan rapih diatas piring

Gracetta mengangguk kala sebuah pertanyaan diajukan untuk dirinya "Sudah lebih baik, ayah.." jawabnya seraya tersenyum kecil

Tunggu, ini aneh. Austin mengernyitkan dahinya bingung melihat sang adik bersikap seramah ini "Perubahanmu cukup membuatku terkejut, Grace" ucap Austin secara tiba-tiba 

Putri bungsu dari Grandduke of Basilia itu terdiam sebelum akhirnya memaksakan sebuah senyum kecil "Ah.. benarkah? m-maksudmu perubahan dalam hal apa, Kak?" tanya Gracetta berpura-pura bodoh

Austin menatapnya dengan pandangan rumit "Kau... Tidak terlihat angkuh seperti saat terakhir kali aku melihatmu sebelum aku dan Casper berangkat ke perbatasan," jawabnya yang membuat Gracetta keringat dingin

"Bukankah itu perubahan yang baik?" timpal Casper saat melihat suasana yang sedikit menegang. Dalam hati ia meringis, adik keduanya itu tampak seperti orang bodoh yang saat berbicara benar-benar tidak ada hentinya.

THE MAGNIFICENT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang