"Nama saya Bernvard Surya Divantoro kalian boleh panggil saya Mr. Surya, saya di sini akan mengajar bahasa inggris menggantikan Mr. Martin yang sedang melanjutkan studi ke Jerman. Baik, saya rasa cukup perkenalan kali ini, ada yang ingin ditanyakan?" kata Mr. Surya.
Memang sih seharusnya kalau di luar negeri harus pake nama belakang atau nama keluarga, tapi di Indonesia sering banget bahkan semua pake nama panggilan atau nama depannya. Ck, jadi lebih enak di panggil Mr. Surya dari pada Mr. Divan lagian kan ini di Indonesia bukan di luar negeri. Wkwkwk.
"Panggil sayang, boleh?"
Heh?
"Masi single, Sir?"
Eh?? Pertanyaan apaan tuh?
"Ada id line gak?"
"Mr. Surya rumahnya dimana? Boleh saya main?"
Dan masih banyak lagi. Ciih gak malu kali ya tanya-tanya begitu. Dasar cabe keriting!
"Saya rasa tidak ada. Tolong jangan mengajukan pertanyaan yang tidak penting atau saya beri sanksi." kata Mr. Surya dingin dan datar.
Yaelah, kaga ada bedanya sama guru lain. Dikit dikit hukum, dikit dikit hukum, ngeselin.
"Psst..Key itu beneran adiknya Pak Arvel?" bisik gue ke Keyra yang ada di samping gue.
"Iya dia orangnya. Ganteng ya?" jawab Keyra menaik turunkan alisnya.
"Cuih!"
Oh jadi bener, pantesan sifatnya gak ada bedanya sama Pak Arvel, orang dia adiknya. Laah, kenapa harus tambah guru model begini sih. Sekali-kali yang ramah, murah senyum, sabar biar belajar kan juga enak.
"Hei kamu yang ngelamun! Perhatikan depan!" Keyra cepet-cepet menyadarkan gue dari lamunan dengan memyenggol siku gue.
"Heh! Lo di panggil Mr. Surya tuh." peringat Keyra
"Eh..i-iya, Sir." jawab gue dengan gugup. Gimana gak gugup coba kalau baru aja dikagetin habis itu langsung dipelototin kaya gitu. Itu mata gak copot apa?
"Perhatikan! Saya akan mengabsen kalian."
"Abigail Dennissa Amila."
"Yes, Sir."
"Adhelia Novayla Alexis."
"Ya."
Setelah gue jawab itu guru bukannya langsung melanjutkan kegiatan absensinya malah diam melihat ke arah gue. Kenapa sih? Emang gue ada yang aneh ya? Setelah beberapa detik kemudia dia melanjutkan manggil nama satu-satu.
"Nayla Sekarwangi."
"Ada."
"Fando Daniel Pratama"
"Hadir, Sir."
...
"Baik sudah saya absen semua. Kita mulai pembelajaranya. Buka modul halaman 112."
Selama dia mengajar, banyak anak-anak perempuan yang gak fokus sama materinya, justru malah fokus sama wajah Mr. Surya. Sampe ratu cabe di kelas gue, Diva hampir ileran saking terpesonanya. Iyuh!
Apa bagusnya sih itu guru? Kalo dilihat-lihat sih emang ganteng, keren, badannya tegap, tinggi pula. Weh? Ngapain gue muji dia? Amit-amit!
Gue langsung menggelengkan kepala untuk mengusir pemikiran laknat itu.
"Adhelia! Ngapain kamu geleng-geleng? Kamu tidak fokus dengan materi saya ya?!"
Gue yang tiba-tiba di bentak sama si guru killer langsung terkejut, untung gak sampai terjungkal.
"Gak, Sir. Saya fokus kok sama materinya." elak gue. Tapi bohong.
"Kalau kamu fokus sama materi saya, coba jelaskan apa yang sudah saya sampaikan barusan!"
Mampus gue!
"Eh? Euhm, gak tahu, Sir. Apa ya?" jawab gue sambil menyengir. Wuaduh kayanya dia udah mau marah deh soalnya udah keluar asap di atas kepalanya.
"Jadi kamu memang benar tidak memperhatikan. Berdiri di depan papan tulis sekarang sampai jam pelajaran saya selesai!"
"Tapi-"
"Tidak ada tapi-tapian. Sekarang!"
Gue pun berjalan ke depan dengan lemas. Bener bener penghinaan nih. Yang bener aja gue berdiri depan papan tulis sampe jam pelajaran selesai, sedangkan pelajaran bahasa inggris baru selesai 2,5 jam lagi yang artinya sampe istirahat. Emang bener-bener sial hari ini!
===========================
Hai udah part 2 nih. Gimana?? Semoga kalian suka ma ceritanya ya.. aku udah berusaha sebagus mungkin
Jangan lupa Vote dan Commentnya ya.
lope lope readers :* ;*
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Love [KaryaKarsa dan KBM]
Teen FictionAwalnya Adhelia hanya gadis SMA yang sama sekali tidak tertarik dengan namanya cinta. Padahal tak jarang teman-temannya berganti pasangan. Sampai ketika datang guru Bahasa Inggris baru yang menggantikan gurunya yang sedang menjalani pendidikan dan m...