Part 01

1K 26 8
                                    

Bagiku menari bukan hanya sekedar hobi. Melainkan sudah menjadi separuh dari hidupku. Dengan menari aku bisa mengekspresikan diri. Entah itu saat senang, sedih atau marah sekalipun.

Aku mulai suka menari saat pertama kali aku melihat film Bollywood. Tariannya yang indah dengan iringan lagu yang merdu, membuatku langsung love at the first sight. Sebenarnya bukan hanya alasan itu aku jadi suka menari. Alasan lainnya adalah karena dia. My beloved idol, Shah Rukh Khan.

Aku berjalan mendekati sebuah poster besar yang sudah terpampang di dinding kamar. Kemudian aku mengikuti gaya orang di poster itu. Melebarkan kaki dan merentangkan kedua tangan. Seketika aku tertawa geli melihat tingkah anehku.

"Apa anda tau? Setiap hari aku selalu berharap, semoga suatu saat nanti aku bisa bertemu dengan anda. Memang sih, sebenarnya agak mustahil. Aku disini dan anda disana. Taaapiii, di dalam kamus hidup Anjani, tidak ada kata mustahil. Dan anda tau, aku bela-belain bisa nari seperti ini untuk apa? Untuk bisa bertemu dengan anda. Siapa tau aja kan, ada sutradara dari Bollywood main ke Indonesia, trus tidak sengaja liat aku nari, trus tertarik dengan tarianku, finally aku diajak main di salah satu project filmnya si pak sutradara. Film yang aku bintangi laku keras di pasaran. Dan otomatis dengan begitu, anda juga pastinya tidak akan segan melirikku, trus mengajakku untuk main film bareng, trus..."

"Trus semua itu ternyata hanya sebuah mimpi yang tidak akan mungkin bisa terwujud. Sampai kapan pun", sambar seseorang dari arah belakang ku. Intonasinya penuh dengan penekanan. Membuatku segan untuk menggubrisnya.

Aku kenal betul dengan suara itu. Itu adalah Arman, sahabatku.

Aku dan Arman sudah hampir 15 tahun bersahabat. Selama itu pula, kami sudah saling memahami sifat satu sama lain. Salah satunya sifat aku yang terlalu fanatik dengan Shah Rukh Khan, dan Arman yang terlalu fanatik dengan makhluk bernama wanita.

Hampir semua wanita yang ada di kampus pernah masuk kedalam rayun gombalnya Arman. Dan rata-rata dari mereka jarang aku lihat bertahan dalam waktu yang cukup lama. Atau bahkan memiliki pemikiran untuk bisa menjalani hubungan serius.

Sebagai seorang wanita, aku kadang merasa kasihan melihat mereka dipermainkan oleh Arman. Tapi mau gimana? Arman juga sahabatku. Toh, aku juga pernah komplain dengannya untuk masalah ini. Dan kalian tau apa yang dikatakan dia saat itu? Dia mengatakan apa yang dikatakan Shah Rukh Khan di film Kuch Kuch Hota Hai.

"Kita hidup cuma sekali. Mati sekali. Dan jatuh cinta sekali"
"Jadiiii kesimpulannya???"
"Kesimpulannya, aku tidak mencintai mereka"
"Kalau tidak mencintai mereka, kenapa kamu terobsesi untuk memiliki mereka?"
"Bukan aku yang terobsesi. Tapi mereka"
"Ohhh jadi kamu menyalahkan mereka? Dengar ya Arman, hati seorang wanita itu ibarat bunga yang kalau disiramin air akan terus berkembang"
"Dan seorang lelaki itu ibarat kucing yang kalau dikasih ikan asin. Siapa coba yang mau nolak?"
"Terserah!"
"Kok jadi marah sih? Kenapa? Jeleous ya karena aku terlalu dekat dengan mereka"
"Apa?! Aku jeleous?! Helouwww! Adapun lelaki di dunia ini yang harus aku jeleousin itu bukan makhluk tak berhati bernama Arman. Jadi mohon dengan sangat tuan Arman. Anda jangan merasa kegantengan"
"Memang aku ganteng"
"Talk to my hand!"

Begitulah sekiranya apa yang pernah aku diskusikan dengan Arman. Dan sejak saat itu, aku tidak pernah mau membahasnya lagi. Karena aku sudah tau, jawabannya pasti sangat tidak memuaskan.

"Anjani... Anjani... Lebih baik mulai sekarang kamu berhenti mengidolakan si sarungkan itu"
"Shah Rukh Khan", revisiku seraya menatapnya sinis.
"Ya maksud aku itu. Aku sebagai orang yang perduli sama kamu, kasihan liat kamu seperti ini terus. Tiap hari kerjaannya ngobrol sama gambar. Cari yang jelas-jelas aja kenapa sih. Misalnya idolain aku gitu. Lihat, aku sama dia 11-12 kok. Sama-sama berkharisma, menawan dan punya lesung pipi"
"Tapi ada satu perbedaan yang kamu lupa. Dia itu tipe cowok yang setia. Tidak seperti kamu. Hobinya modusin cewek terus"
"Eh eh eh. Kamu jangan salah. Aku juga setia kok. Setiap tikungan ada", Arman ketawa cengengesan. Aku menatapnya bete dan ngeloyor pergi menuju balkon kamar.

Baru beberapa detik duduk, tiba-tiba suara lagu terdengar dari dalam kamar ku. Sebuah lagu dari soundtrack film Rab Ne Bana Di Jodi yang merupakan lagu favourite ku.

'Pasti kerjaannya Arman', pikirku.

Benar saja, beberapa detik setelahnya aku mendapati Arman muncul di hadapanku dengan memakai topeng berwajah Shah Rukh Khan. Kemudian dia bernyanyi lipsing. Seolah aku seperti sedang di hibur oleh idolaku sendiri.

Arman... Arman... Sahabatku yang satu ini memang terlalu konyol. Dia selalu bisa menghiburku. Mengambil hatiku. Pantas aja, banyak cewek yang berhasil di modusin olehnya. Eits, tapi tolong digaris bawahin. Pengecualian untuk aku. Okey!

Setelah itu, aku dan Arman menari bersama. Mengikuti gerakan yang percis sama dilakukan SRK-Anushka di film RNBDJ.

***

KUCEK KUCEK HATINYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang