Malam Pertama 🔞

584 10 0
                                    

Diharapkan untuk pembaca dibawah umur untuk skip part ini !
!!🔞

Setelah resepsi berakhir dan tamu-tamu mulai pulang, Nara dan Phuwin kembali ke kamar mereka yang telah didekorasi dengan indah di sebuah hotel mewah di kota. Kamar itu penuh dengan bunga-bunga segar dan lilin-lilin yang menyala lembut, menciptakan suasana romantis yang sempurna.

Nara dan Phuwin, yang kini sendirian, saling menatap dengan penuh cinta dan rasa syukur. Nara memeluk Phuwin dari belakang, menyandarkan kepala di bahunya.

"Aku masih tidak percaya kita sudah menikah," kata Nara dengan suara lembut, hampir berbisik. "Aku merasa seperti mimpi."

Phuwin tertawa kecil, lalu membalikkan tubuhnya untuk menatap Nara dengan penuh cinta. "Kalau ini mimpi, aku tidak pernah ingin bangun. Aku sangat mencintaimu, Nara."

Nara menatap dalam-dalam ke mata Phuwin, merasakan kehangatan cinta mereka. "Aku juga sangat mencintaimu, Phuwin. Terima kasih sudah memilihku untuk menjadi bagian dari hidupmu."

Phuwin meraih tangan Nara, menggenggamnya dengan lembut. "Aku tidak bisa membayangkan hidupku tanpa kamu. Hari ini adalah awal dari segala sesuatu yang indah."

Nara tersenyum bahagia, membelai pipi Phuwin dengan lembut. "Aku merasa begitu lengkap dan bahagia sekarang. Semua terasa lebih berarti karena kita melaluinya bersama."

Phuwin mendekatkan wajahnya ke wajah Nara, matanya penuh dengan emosi. "Kamu tahu, aku selalu membayangkan hari ini, tapi tidak pernah benar-benar yakin kalau ini akan terjadi. Sekarang, melihatmu di sini, aku merasa semua usaha dan perjuangan kita terbayar."

Nara mengangguk, matanya berkaca-kaca. "Aku juga merasa begitu. Ada banyak hal yang harus kita hadapi untuk sampai ke titik ini, dan aku bersyukur kita melakukannya bersama. Ini adalah babak baru dalam hidup kita, dan aku tidak sabar untuk melihat apa yang akan datang."

Phuwin menyentuh pipi Nara dengan lembut, lalu mencium keningnya dengan penuh kasih. "Aku ingin kita selalu seperti ini-berbagi setiap momen, baik suka maupun duka. Kita bisa menghadapi apa pun selama kita bersama."

Nara merangkul Phuwin lebih erat, merasa kehangatan cinta mereka. "Aku berjanji akan selalu ada untukmu. Ini adalah awal dari perjalanan kita, dan aku sangat bersyukur kamu ada di sampingku."

Kini hanya tersisa Nara dan Phuwin yang sudah memasuki kamar beberapa waktu lalu. Mereka merasa sesak dengan pakaian dan jas yang dikenakan, ditambah dasi yang sudah lama menggantung di bawah leher kemeja mereka.

Nara memperhatikan Phuwin, bukan lagi hanya sebagai kekasih, tapi kini sebagai suaminya. Dia melepaskan dasi dan jasnya, melemparkannya ke sudut ruangan dengan rasa kelelahan.

"Kamu mau mandi dulu?" tanya Phuwin.

"Tidak, kamu dulu saja. Atau mau mandi berdua?" jawab Nara.

"Boleh," jawab Phuwin.

Keduanya melepaskan pakaian mereka, tanpa menyisakan sehelai pun. Phuwin merasakan sedikit malu karena ini adalah pertama kalinya dia membuka pakaian di depan seseorang-yang sekarang adalah suaminya.

Nara mengangkat alisnya, " kenapa? kamu malu? Tidak apa-apa, ini juga pertama kali untukku," katanya dengan tawa ringan.

Phuwin mengangguk malu. "Maaf, Nara. Aku sedikit malu," ujarnya dengan senyum canggung.

Mereka berdua masuk ke dalam bathtub dan merendam tubuh mereka dalam air hangat yang menyegarkan.

"Ahh, rasanya sangat rileks," ucap Nara.

"Umm," Phuwin hanya mengangguk.

Nara terkekeh melihat Phuwin. "Kamu kelihatan sangat gugup, ya? Aku juga malu sebelumnya, tapi karena ini adalah hal yang normal untuk pasangan, rasanya akan baik-baik saja," jelasnya.

[END] Repeat the Moment PondPhuwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang