Disinilah Andrew dan Brian berada, di rumah makan ayam bakar. Makanan kesukaan mereka berdua itu sama, yaitu ayam bakar madu. Lidah Indonesianya emang udah kuat banget.
Andrew dan Brian hanya tinggal menunggu pesanan mereka datang saja. Andrew yang saat sedang sibuk dengan ponselnya dan Brian yang juga sibuk dengan laptopnya.
"Lo berapa lama disini?" Tanya Andrew membuka percakapan dan menaruh ponselnya di atas meja.
Mereka berdua saat ini sedang duduk lesehan. Biasalah, tempat makan khas Sunda kalo gak sambil lesehan rasanya kurang afdol.
"Sama kayak kamu" jawab Brian sambil tersenyum. Brian itu punya ciri khas kalo senyum, matanya akan hilang kalo dia senyum.
Andrew mengembuskan nafasnya lelah "Boleh, asal jangan tinggal bareng gue" ucap Andrew.
Dapat dilihat perubahan wajah Brian yang tadinya tersenyum kini memudarkan senyum tersebut. "Kenapa?" Tanya Brian.
"Gue mau liburan sendiri, jadi gue gak mau di ganggu sama orang lain" jawab Andrew dengan santai. Kalau nggak blak blakan ngomongnya bukan Andrew namanya.
"Eh, Andrew?"
Suara itu sepertinya Andrew kenal. Itu adalah suara Dino. Andrew kembali menghembuskan nafasnya pasrah, dua orang manusia berisik kini dipersatukan.
Dino tersenyum ketika melihat ternyata benar jika itu adalah Andrew. Tanpa bertanya, Dino langsung duduk di samping Andrew. Brian yang melihat itu memprotes "Heii mengapa kamu duduk dekat Andrew?" Tanya Brian dengan nada kesal sambil menunjuk Dino.
Dino menaikkan sebelah alisnya "Ada masalah?" Tanya Dino sambil memeluk pinggang Andrew membuat yang dipeluk membulatkan matanya.
"Ya, kamu sangat tidak sopan sekali kamu tau?" Ucap Brian lagi.
"Lo siapa nya Andrew?" Tanya Dino kaku menjulurkan telapak tangannya "Gue Dino, orang yang pernah ada di dalam hati Andrew dan sekarang juga masih sama"
Brian mendengar itu merasa tak terima lalu berkata "Brian, masa depan Andrew" ucap Brian tanpa membalas uluran tangan Dino.
Dino berdecih tak senang, bagaimanapun orang bernama Brian itu harus disingkirkan dari lingkaran kehidupan Andrew. Bagi Dino, Brian itu seperti noda membandel yang pasti akan sulit hilang.
***
Andrew, Dino, dan Brian akhirnya selesai makan. Andrew sih niatnya mau pulang ke apartemennya, ngga tau kalau dia manusia ribet yang di samping kanan dan kirinya ini mau kerjaan kemana.
Hari sudah hampir sore dan Andrew rasanya ingin cepat cepat pulang ke apartemen miliknya. "Brian, Lo habis ini mau kemana?" Tanya Andrew pada Brian yang berdiri di sebelah kanannya.
Brian tampak berpikir sebentar lalu berkata "Di apartemen mu" jawab Brian sambil tersenyum manis.
"Ngapain tinggal di apartemen orang? Nggak mampu Lo bayar utang sewanya?" Itu bukan Andrew yang berbicara, tapi Dino. Terdengar nada kesal dari ucapan Dino, membuat Brian ikut tersulut emosi juga.
"Apa urusannya denganmu? Andrew saja tidak masalah"
"Siapa bilang gue bolehin?" Kini Andrew ikut bersuara juga. Dino yang mendengarnya tersenyum kemenangan, dirinya merasa dibela.
"Memang kenapa? Aku yang akan membayar sewa nya" ucap Brian sambil menatap Andrew.
"Ngga ada, gue jadi sendiri, ngga mau ada orang lain yang masuk" telak Andrew dan tidak bisa di bantah saja sekali oleh Brian. Dino yang melihatnya tersenyum mengejek pada Brian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ru-mate
Teen Fiction"Aku selalu bersamanya setiap hari, tapi kamu selalu ada di dalam pikirannya hingga saat ini. Kamu pemenangnya, Andrew" *** Over by princeasta Ru-mate yang artinya Rumit Side story dari 'roomate' Sebelum baca kisah ini, disarankan untuk ' terlebih...