1

601 73 13
                                    

Asa berdiam diri di dekat gedung Fakultas Teknik, ia berdiri disitu untuk menunggu dan pulang bersama dengan sang sahabat. Sialnya kelas gadis itu belum berakhir menjadikan Asa kini menunggu tak menentu di sekitar gedung Fakultas sahabatnya itu.

Karena bosan menunggu, Asa kini mendumel sembari menghentakkan kakinya ke tanah.

"Awas saja jika ketemu nanti, habis kau denganku bocah!"

Asa menggembungkan pipinya sesaat untuk membunuh rasa bosan sebab menunggu sahabatnya yang lama datang.

Tiba-tiba sekelompok cowok datang menghampiri untuk menggoda Asa yang tengah sendirian di dekat gedung Fakultas mereka.

"Hei, gadis cantik sepertimu kenapa sendirian saja, bagaimana jika kita temani 'hm?"

Cowok rambut gondrong itu menggoda paling awal pada Asa yang kini merasa risih dengan kehadiran sekelompok itu.

"Aish ... jantungku berdebar, sepertinya aku baru saja menemukan cintaku." dengan lancang cowok rambut cepak itu mencolek dagu Asa yang langsung di tepis kasar.

"Berhenti menggangguku, aku tidak punya urusan dengan kalian!" Asa membentak dengan galak.

"Hei, kau jadi perempuan tidak usah jual mahal. Sekarang biar kutanya, jika satu jam biasanya berapa?"

Plak!!

"Jaga mulutmu brengsek, aku bukan perempuan seperti itu!" kata Asa emosi.

Laki-laki yang baru saja di tampar itu memegang pipinya lalu menatap tajam pada Asa.

"Sensitif sekali sih, padahal jawabannya hanya 60 menit Nona."

Asa langsung terdiam karena malu sudah suudzon, tetapi salah laki-laki itu juga yang sudah bertanya dengan ambigu.

"Yaak! Yaak! Berhenti mengganggunya." teriak seseorang yang baru saja datang sembari menghampiri sekelompok cowok dan Asa.

"Memangnya kau siapa?" tanya salah satu dari mereka.

Dengan mendadak seseorang itu merangkul bahu Asa dengan akrab dan semakin rapat dengan tubuhnya, ia kemudian tersenyum manis.

"Dia pacarku, jadi berhentilah mengganggu pacarku!" katanya tegas, Asa mengerjap bingung lalu menatap seseorang yang tingginya sama dengannya itu.

Mulut cowok-cowok itu di tutup rapat oleh tangan masing-masing, mereka tampak terkejut bukan main karena ternyata Asa memiliki seorang pacar yang sejenis dengannya.

"Ew ..., yeoreobun kajja, kita pergi saja dari sini sekarang." instruksi si cowok gondrong yang di setujui oleh enam temannya yang lain.

Setelah melihat mereka yang semakin menjauh tiba-tiba gadis itu melepas rangkulannya dan tersenyum canggung pada Asa.

"Mianhae, tadi aku tidak bermaksud untuk mengaku-ngaku di depan mereka."

Asa masih diam, pasalnya gadis itu tidak percaya bisa melihat sosok gadis cantik sekaligus tampan di hadapannya. Bahkan Asa rasa gadis yang ada di hadapannya ini bukan manusia karena nyatanya gadis itu memiliki wajah yang rupawan nan sempurna.

Visualnya mengalihkan dunia Asa.

"Kim Asa!!!"

Asa kembali tersadar dari dunianya begitu mendengar suara yang tak asing di indra pendengarannya.

"Asa, kau menunggu lama ya." lanjut seorang gadis jangkung yang sudah ada di hadapan Asa dengan nafas yang terengah.

Tetapi, Asa tak mau mengindahkan itu dan kini dirinya memfokuskan diri untuk menatap gadis yang masih setia menatapnya dengan tak enak karena insiden beberapa menit lalu.

Felicity ; rorasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang