Hari ini Asa memiliki matkul pagi, ia juga berpamitan terburu-buru saat sarapan karena diluar sudah ada seseorang yang menunggunya.
Setelah keluar terlihat Ruka yang sudah berdiri di samping mobilnya, Asa tersenyum saat mata mereka bertemu.
Kemudian gadis itu langsung menghampiri Ruka yang sudah tersenyum manis menyambut kedatangannya.
"Mianhae Ruka, kau pasti sudah menunggu lama." ucap Asa dengan lembut karena ia tak enak sudah membuat Ruka menunggunya.
Ruka lantas menggeleng pelan. "Gwenchana, aku baru sampai lima menit yang lalu kok."
"Jinjja?"
Lagi Ruka mengangguk seraya tersenyum hangat dan jujur saja senyuman yang sedaritadi Ruka pancarkan itu membuat jantung Asa berdetak lebih kencang dari biasanya.
Tiba-tiba saja tangan Ruka terulur untuk menyelipkan anak rambut gadis itu ke daun telinga, Asa langsung mengerjap beberapa kali dengan mata yang fokus pada wajah rupawan gadis yang ada di hadapannya itu.
Sepertinya aku sudah gila karena menyukainya.
Sementara diwaktu yang bersamaan Rora telah selesai menghangatkan mesin motornya dan bersiap untuk berangkat ke kampus, tetapi di pagi yang sangat cerah ini ia malah harus melihat pemandangan yang menyebalkan.
Rora berdecak sebal, dirinya ingin mual rasanya melihat kemesraan dua gadis yang ada di depannya itu.
Ia kemudian naik ke motor CB350rs yang sudah ia modifikasi lalu melipat tangannya di depan dada sembari memperhatikan mobil BMW milik Ruka lalu melihat ke arah motor kesayangannya yang ia beri nama Junior karena motornya memiliki body paling kecil diantara motor-motor sport para temannya.
Detik berikutnya Ruka dan Asa pergi dengan menaiki mobil BMW milik gadis sipit itu sedangkan Rora masih diam di tempatnya.
"Apa ini gara-gara motorku ya, jadi sekarang Asa sudah tidak mau lagi berangkat atau pulang denganku." lalu Rora mengusap-usap motornya dengan sayang. "Kau tenang saja Ju, nanti kita cari penumpang yang menerima kita apa adanya nde." lanjut Rora yang berbicara pada motor kesayangannya itu.
Rora akhirnya memutuskan untuk berangkat ke kampus karena sebentar lagi kelasnya akan dimulai.
####
Weekend itu jadwalnya Junior mandi dan terlihat kini Rora tengah sibuk memandikan motor kesayangannya itu di depan rumahnya.
Sementara Asa baru saja keluar dari rumah dengan pakaian yang tampak rapi seperti ingin berpergian, ia juga sepertinya tengah berteleponan karena kini gadis itu sedang berbicara sembari menempelkan handphonenya di telinga.
"Nde, aku sudah siap." ucapnya yang berhasil mengalihkan atensi Rora yang tadinya sedang sibuk menyabuni motornya itu. "Arraseo, hati-hati di jalannya, tidak usah ngebut."
Setelah itu Asa mengakhiri telponannya, lalu Rora membuka suara.
"Pagi-pagi seperti ini sudah rapih saja, ingin pergi jalan-jalan 'huh?" Rora menaik-turunkan alisnya untuk menggoda.
Sedangkan Asa mendeliknya. "Bukan urusanmu!"
"Aish galak sekali sih," protes Rora. "Memangnya mau pergi dengan siapa, biasanya juga weekend begini kau hanya bermalas-malasan dirumah." lanjut Rora mencibir.
"Kepo itu sifat Dajjal!"
Kemudian Rora menghentikan kegiatannya untuk mematahkan argumen gadis itu. "Yaak itu bukan kepo, tapi itu namanya bertanya dengan gaya."
Asa terkekeh kecil mendengarnya.
"Motorku sebentar lagi akan tampan, bagaimana kau pergi jalan-jalan denganku saja 'huh?" tawarnya yang kini mulai membersihkan sabun-sabun yang menempel di motornya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity ; rorasa
ChickLitDalam persahabatan dua orang, pasti ada salah satu dari mereka yang melibatkan perasaan. Jika, bukan kamu orangnya, itu artinya dia. *** Original story by skyreee_