33

2.5K 126 18
                                    

Revan sedang bersantai sambil menikmati sebatang nikotin sambil melihat pemandangan langit malam di balkon kamarnya. Saat sedang menikmati agin malam dan hamparan langit gelap ntah apa yang sedang di pikirkan oleh Revan sambil menatap langit kosong yang hanya di hiasi oleh rembulan.

Allen memasuki kamar tidak menemukan keberadaan Revan di kamar. Allen melihat pintu balkon terbuka membuat langkah kaki allen menghampiri balkon saat di ambang pintu dapat Allen lihat Revan yang sedang menatap langit dengan pandangan kosong. Segera Allen menghampiri Revan yang tampak menikmati kesendiriannya.

Revan merasa kedatangan seseorang yang mendekatinya segera dia mengalihkan pandangannya pada sosok tersebut. Revan melihat Allen menghampirinya dengan pakaian tipis membuat Revan terlihat sedikit kesal. "Masuk" Titah Revan sambil mematikan Rokok yang sedang dia hisap. Allen menggelengkan kepalanya dia ingi deep talk bersama Revan karena saat ini Revan terlihat senggang.

Revan menghembuskan nafasnya kasar lalu meninggalkan Allen sendiri di balkon. Revan mengambil selimut di kasur lalu kembali lagi ke luar lalu menyelimuti Allen dengan selimut tersebut. Allen tersenyum senang karena Revan perduli kepadanya. "Kamu lagi mikirin apa van?" Tanya Allen penasaran. Revan melihat mata Allen yang penasaran tersebut terlihat lucu hanya terkekeh dambil meletakkan telapak tangannya di kepala Allen lalu mengelus lembut pucuk kepala Allen "Rahasia" Sambil tersenyum lalu menarik Allen untuk masuk ke dalam pelukannya.

"Kenapa rahasia kan aku suami kamu" Ujar Allen kesal karena Revan tak ingin memberitahukan pemikirannya kepadanya. Revan terkekeh "belum saatnya lo tahu" Sambil meletakkan kepalanya di bahu Allen. "Oh iya gue ada hadiah buat lo" Ujar Revan membuat Allen penasaran tentang hadiah yang di berikan Revan karena selama ini Revan tidak pernah memberikannya hadiah. Hilang sudah penasaran Allen tentang rahasia Revan.

Dengan excited Allen bertanya hadiah apa yang Revan berikan dengan senyum merkah yang tak luntur. Revan melihat Allen yang bersemangat dengan mata yang penuh binar membuat Revan tersenyum manis. Revan menari tangan Allen lembut membawanya masuk kedalam kamar lalu mendukkan Allen  di kasur mereka "tunggu di sini" Ujar Revan lalu berlalu meninggal Allen. Revan pergi lemari berkasnya di kamar lalu mengambil map yang ada di sana.

Revan kembali menghampiri Allen lalu memberikan map tersebut ke pada Allen sambil mendudukkan dirinya di samping Allen "ini hadiahnya" Sambil tersenyum. Allen membuka map yang di berikan Revan padanya dengan teliti Allen membacanya dia merasa sangat senang sampai air mata kebahagiaan jatuh dari matanya. Segera Allen memeluk Revan kencang "ini beneran?! Berkas kampus? Kamu kuliahin aku? Aku boleh kuliah? " Heboh Allen memastikan apakah benar apa yang dia baca itu nyata impiannya untuk kuliah bisa terlaksana. Revan tersenyum melihat Allen terlihat sangat senang "iya, suka?" Tanya Revan sambil membalas pelukan Allen.

Allen  mengangguk heboh atas respon pertanyaan Revan "seneng banget van, makasih van, aku gak tau harus gimana saking senengnya" Ujar Allen sambil menangis haru karena bahagia. Revan menghapus air  mata Allen yang jatuh dari pelupuk mata indah itu. Dengan senyum manis "gak usah apa apa, cukup jaga diri aja dan kalau capek istirahat jangan paksain diri" Sambil mengelus pucuk kepala Allen lalu di angguki dengan semangat oleh Allen lalu memeluk Revan kembali sambil mengucapkan rasa terimakasih berkali kali.  Revan membarikan Allen ke kasur lalu memeluknya dari belakan "udah tidur" Sambil mecium harum Allen dari ceruk lehernya.



Keesokan paginya Revan terbangun tanpa Allen di sisinya membuatnya bingung kemana Allen pagi pagi sekali sudah bangun. Sambil mengumpulkan nyawanya Revan termenung di kamarnya setelah puas acara bengongnya Revan keluar kamar untuk menghampiri keluarganya di ruang makan. Revan melihat Allen yang sudah sibuk menyajikan makanan di meja bersama Lenna dan Revin. Dengan santai Revan duduk di salah satu kursi makan tersebut sambil menunggu anggota keluarga yang lain.


Revan melihat Regina duduk santai sambil memainkan hpnya membuat ide jahil muncul di pikirannya "heh cewek kok gak bantu bantu sih pantes jomblo" Tengan tawa mengejek. Regina yang merasa dirinya di ledek oleh Revan hanya memberikan tatapan maut "serah gue! Yang jomblo gue jadi gak usah sewot" Kesal Regina. Revan tertawa lepas setelah mengganggu kakak nya itu. "Gue sebagai adik yang baik, cuma mau bilang KASIAN JOMBLO" dengan meledek. Regina berdiri untuk menghampiri Revan yang mengejeknya.

Revan segera lari untuk menghindari amukan Regina berlindung di punggung Lenna adalah pilihat paling tepat untuk Revan saat ini. "Sini lo! jangan sembunyi di belakang bunda bocah lo!" Kesal Regina sambil menghmpiri Revan yang terus menghindarinya dengan berlindung di belakang Lenna. Revan terus mengejek Regina yang semakin terliha kesal "aku masih ESEMA kaka masih kicik" Semakin mengejek membuat Regina semakin kepalang kesal dengan kelakuan Revan.

Lenna risih dengan tingkah kedua anaknya itu "kalian berdua duduk sekarang atau wajah kalian yang good looking itu bunda lempar pakai sup panas ini" Sambil menunjukkan sup yang masih melepuh itu membuat Regina dam Revan yang pencinta visual itu bergidik ngeri dan mengikuti perkataan bundanya untuk kembali duduk tenang. Revan terus mengejek Regina dari tempat duduknya sedang kan Regina terus saja menatap sengit Revan.


Setelah semua anggota keluarga berkumpul sarapan pagi di mulai seperti biasa Allen mengambil makanan Revan terlebih dahulu. Selesai makan keluarga Dexon berkumpul di ruang keluarga karena hari ini adalah hari libur jadi tidak ada di antara mereka yang sekolah dan bekerja. "Revan tadi Allen cerita kalau kamu daftarin dia kuliah emang gak apa? Allen kan lagi hamil" Tanya lenna sambil mengupas jeruk. Revan melihat Allen yang seperti kurang nyaman "gak apa lah kan dia hamil bukan sekarat, jadi gak apa lah dia kuliah kan itu impiannya, selagi Allen mampu dan bisa kenapa engga dan Allen juga kuat dia bisa menjaga dirinya sendiri dan dia paling tahu bagaimana kondisi tubuhnya" Dengan santai Revan menjelaskannya dan Allen tersenyum dengan jawaban Revan.

Revin duduk di sebelah Allen "len aku boleh ngelus perut kamu gak?" Dengan mata berharap lalu di angguki oleh Allen. Revin merasa gemas degan perut Allen yang membuncit dia tak menyangka di dalam sana isinya adalah keponankannya. Allen terlihat semakin gemas dengan perut buncitnya sekarang sambil tersenyum Revin mengelus lembut perut Allen. "Tumben lo gak sama Alex vin" Tanya Revan karena biasanya dia selalu melihat Revin selalu bersama Alex seperti sendal jepit padahal yang kembarkan dia dan Revin.

"Di rumahnya lah, hari ini family time" Ujar Revin lalu memeluk Revan. Revan hanya pasrah saja di peluk oleh Revin karena menolak juga percuma. "Yah kalau pacar Reno hamil gimana?" Tanya Reno tiba tiba kepada Darren yang sedang asik memakan jeruk yang di kupas oleh Lenna langsung tersedak karena perkataan Reno. "Hahahah MBA Dexon part dua kah?" Dengan tawanya Revan mengejek Reno. Lenna melemparkan kulit jeruk ke wajah Revan saking kesalnya dengan tingkah Revan "heh! Jangan sampai, Reno jelaskan! " Dengan mengintimidasi Lenna bertanya kepada Reno "gak kan ini misalnya aja bun jangan marah dong" Ujar Reno menenangka bundanya "bohong tuh bun pasti udah tekdung itu pacarnya, tanggung jawab lo bang jangan lari" Lenna terprofokasi mendengar uncapan Revan.

"Benar itu Reno?" Tanya Lenna serius kepada Reno dengan tampang marah Lenna terus mencerca Reno dengan pertanyaan pertanyaan "dasar kompor meleduk lo van" Ujar Reno kesal dengan adiknya itu. "Lah kalau gak kejadian kenapa lo bertanya" Sambil terkekeh melihat ekspresi Reno yang semakin pasrah dengan amukan bundanya karena yang di ucapkan Revan juga masuk akal. "Bawa dulu pacarmu menghadap kami biar kami nilai orang itu seperti apa" Ujar Darren final.
"Kalu udah hamil gimana? Tetap di restuin? " Tanya Reno lagi. "Kalau orangnya baik di restui kalau gak dingkirkan" Ujar Lenna sinis. Mendengar penuturan Lenna Allen mengelus dada tanda bersyukur saat ini masih hidup. Revan melihat ekspresi Allen tertawa lalu memeluk Allen dampil mengelus punggungnya lembut dan mengecup pucuk kepala Allen.


_________________________________________

Yuhuuuu Revan Up nihhhh

Heheheehehehehhe

Aku penasaran tumben ya Revan baik.

Revan tuh hijau terus bisa gak sihhh.

Iya kannn?

Kalian maunya anak Revan dan Allen cowo apa cewe nihhh 😋🫢🫢🫢

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Trasmigrasi RevanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang