2. Semua juga kehilangan

208 26 3
                                    

Haechan berjalan menuju kelasnya dengan malas. Jujur saja rasanya ia tidak ingin masuk sekolah hari ini. Suasana hatinya sedang tidak mendukung. Bahkan ia hanya memasang wajah datar tidak ada wajah tengil atau wajah bahagianya.

Persetan dengan pandangan orang-orang. Begitu tiba dikelasnya ia hanya duduk di bangkunya tidak menyapa teman temannya yang mulai berdatangan masuk ke kelas. Bahkan ketika 2 sohibnya tiba ia masih betah dengan wajah datarnya.

"Buset ikan sepat ikan tongkol pagi pagi kok udah gitu wajahnya."

"Sebenarnya gak nyambung nyet tapi berhubung gue males berantem pagi pagi jadi gue sambung sambungin aja tu pantun."

Felix tertawa dengan keras. "Aduhh tumben Ji. Eh btw ni ketua sadboy kita kenapa ni mukanya sepet amat? Cerita lah wahai kawan."

"Gak mood cerita, malas."

"Dih kek cewek aja lo segala gak mood mood tan," Jihoon dengan kejulidtannya.

"Bacot lo Ji."

"Yang hari ini ultah tu harusnya mukanya bahagia bukan sepet kek gini apalagi kemarin lo juga menang turnamen kan?"

Haechan berdeham. "Nahh harusnya lo traktir kita double. Satu karena ultah lo satu lagi karena menang turnamen. Iya kan?!" seru Felix.

Jihoon dengan tidak berperikemanusiaan menggeplak kepala Felix. "Tu temen lo sadboynya kumat bukannya dihibur malah tagih traktiran."

Felix mengusap kepalanya. Sakit juga geplakan dari Jihoon. Padahal Jihoon sering banget menggeplak kepala Felix begitu juga sebaliknya. Tapi ya namanya geplakan mana ada yang terbiasa.

"Sakit nyett."

"Oh oke cukup tau," balas Jihoon acuh.

Lalu mulailah mereka gelut. Felix berusaha untuk menggeplak kepala Jihoon tapi Jihoon selalu menghindar. Haechan tertawa sedikit terhibur dengan gelutan 2 sohibnya.

"Ya entar gue traktir tapi nunggu si Sunwoo dulu biarpun nanti gue traktirnya cuma pentol 2 ribu."

"Apaan anjir pentol 2 ribu," sewot Felix.

Jihoon mengangguk. "Bener nih kata bule jadi jadian minimal nasi Padang kek!"

Baru akur kalau sudah bahas traktiran. Sebenarnya Haechan sama aja tingkahnya kayak 2 bocah itu. Tapi berhubung suasana hatinya Haechan sedang tidak enak jadinya sedikit lebih kalem.

"Heh! bersyukur ya anjir gue udah mau traktir lo pada!"

"Minimal ya tau dirilah kalau mau traktir," balas Felix.

"Kebalik nyet harusnya gue yang ngomong kek gitu minimal tau dirilah kalau mau ditraktir."

"Nyeh."

"Udahlah nunggu si Sunwoo dulu gak enak kalau traktir lo pada sekarang tapi dianya enggak," final Haechan. Capek juga debat sama mereka perkara traktir doang.

"Nasi Padang ya atau gak mie ayam bude dehh ya?" pinta Felix dan disampingnya Jihoon juga mengangguk setuju dengan Felix.

"Ya liat budget dulu lah."

"Ini Sunwoo udah seminggu gak keliatan batang hidungnya kemana nih anak?" tanya Jihoon.

Haechan menggeleng tak tau. "Gue udah coba hubungin dia gak diangkat, chat gue juga gak dibales."

"Gue juga kerumahnya tapi kata bibi, dia juga gak pulang kerumahnya," ucap Felix.

"Gue khawatir sama dia," ujar Haechan. Jihoon dan Felix mengangguk menyetujui ucapan Haechan.

ATMAJA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang