❀Bab 2❀

44 18 51
                                    

Jangan lupa Vote dan komen ya!


• • • •

Setengah jam lamanya Laut berpikir, kini Laut menguatkan tekat nya untuk menerima perjodohan ini, ia bangkit dari tidurnya dan keluar dari kamarnya menuju kamar orangtuanya.

TokTokTok

Laut mengetuk pintu kamar dengan perlahan, pintu terbuka memperlihatkan sang mama yang membuka kan pintu kamarnya.

"Kenapa sayang kok kamu turun?" Tanya sang mama.

Laut melirik ke dalam kamar, ia melihat sang papa tengah duduk di atas ranjang sambil menatap ke arah Laut. "Laut mau ngomong sesuatu sama papa dan mama," ucap Laut sambil masuk ke dalam kamar orangtuanya.

"Mau ngomong apa nak?" Tanya sang papa.

"Eum, soal tadi siang tentang perjodohan, Laut Nerima perjodohan itu pah," ucap Laut gugup.

Braham dan Genzi saling tatap dan terkejut mendengar pernyataan dari sang anak.

"Kamu serius nerima perjodohan ini nak? Bukan karna terpaksa kan kamu nerima perjodohan ini?" Tanya sang papa antusias.

"Iya nak, bukan karna terpaksa kan kamu nerima perjodohan ini? Kalau kamu ngga mau nerima juga ngga apa apa nak, mama sama papa ngga mau maksa kamu," jelas Genzi sambil mengelus pundak sang anak.

"Laut yakin, Laut nerima perjodohan ini bukan karna terpaksa, Laut juga pengen bantu mama sama papa. Laut ngga tega kalau ngeliat papa sama mama sedih apa lagi Laut inget perjuangan kalian buat bangun perusahaan itu, sayang kalo bangkrut sia sia begitu," ujar Laut.

"Nak, terima kasih kamu udah mau mengerti kondisi kami, tapi udah kami katakan kalau kamu ngga mau nerima perjodohan ini ngga apa apa, biar papa sama mama cari solusi yang lain, papa sama mama ngga mau melibatkan kamu apa lagi melibatkan kebahagiaan kamu," ucap Braham.

"Pah, mungkin ini jalan kebahagiaan Laut yaitu menikah dengan calon pilihan kalian, Laut janji akan selalu bahagia,"

"Mama tanya sekali lagi ya nak, kamu sudah yakin seyakin yakinnya sama perjodohan ini? Nak, pernikahan itu sekali seumur hidup kamu, mama sama papa ngga mau buat kamu menyesal sama pilihan kamu," kata Genzi meyakinkan sang anak.

Laut menggenggam tangan orangtuanya dengan begitu erat, "Udah berapa kali Laut bilang, Laut yakin sama keputusan Laut untuk menikah," ucap Laut.

Braham menghela napasnya pelan, ia menarik tubuh Laut dan memeluknya dengan erat, "Terima kasih ya nak kamu udah mau membantu papa sama mama, kami minta maaf belum bisa menjadi orangtua yang baik buat kamu," ucap Braham dengan lembut sambil mengusap kepala sang anak.

LautBirru [Open Pre-order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang