❀Bab 14❀

13 3 0
                                    

Jangan lupa vote dan komen ya!


• • • •

Tak terasa waktu kelulusan sebentar lagi akan tiba hingga menghitung beberapa hari saja.

Laut yang tengah sibuk memeriksa skripsi akhirnya sampai sampai membiarkan Birru tanpa berbicara sedikitpun pada suaminya.

"Sayang," rengek Birru.

"Kenapa mas?" Tanya Laut tanpa melirik ke arah Birru.

"Udah dong, masa mas di diemin gini sih." Ucap Birru.

"Sebentar ya mas, sebentar lagi selesai kok."

"Iya tapi jangan diemin mas sayang,"

Laut tertawa kecil melihat suaminya yang merengek seperti anak kecil yang tidak di kasi susu oleh orang tuanya.

"Kok mas kayak anak kecil sih," ucap Laut.

"Biarin." Jawab Birru.

Laut membereskan meja dan menyimpan kembali skripsi akhirnya ke meja belajarnya.

"Udah selesai nih," ucap Laut dan mendekat ke arah suaminya yang tengah tertidur di atas ranjang.

Lagi lagi Birru mengelus perut rata milik Laut, "kapan sih sayang di sini ada bayi, mas ngga sabar pengen punya bayi." Ucap Birru sambil menatap Laut.

"Sabar mas, mungkin belum rezeki." Jawab Laut membalas tatapan Birru.

"Iya sayang," ucap Birru.

Laut mengusap rahang tegas milik suaminya itu sambil tersenyum.

"Sayang, mas mau ngajak kamu makan di luar. Mau kan?" Tanya Birru.

"Mau dong, tapi kok tumben ngajak makan di luar?"

"Ngga papa sayang pengen aja ngajak istri makan di luar," ucap Birru.

Mereka berdua langsung bergegas untuk bersiap siap makan di luar. Setengah jam kemudian akhirnya mereka selesai dengan menggunakan pakaian yang begitu rapi.

"Udah selesai sayang?" Tanya Birru sambil memakaikan jam di tangannya.

"Udah," jawab Laut yang merapikan kembali ikatan rambutnya.

"Yaudah ayo berangkat," Birru menggandeng tangan Laut keluar dari kamar.

"Mau makan dimana mas?" Tanya Laut.

"Ada deh, nanti kamu juga tau."

Sudah memakan waktu sekitar empat puluh lima menit, namun Birru masih tetap memutar di seluruh jalanan ibu kota. Laut yang terlihat sudah bosan langsung mengambil ponsel dan earphone nya.

Ia memutarkan musik kesukaannya dan memejamkan matanya sambil menunggu perjalanan mereka terhenti.

Sudah satu jam lamanya akhirnya mobil mereka berhenti, namun Laut enggan membuka matanya karna sudah terkenal dengan alunan musik yang mengalun indah di telinganya.

LautBirru [Open Pre-order]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang