"Terkadang, kita perlu melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda untuk benar-benar menghargai pencapaian kita. Hari ini adalah contoh nyata betapa kekuatan tekad bisa mengangkat kita lebih tinggi dari yang kita bayangkan."
•••
Di tengah pagi yang cerah, Dreamberry bersiap menyambut festival tahunan yang selalu dinanti-nantikan. Jalanan kota yang biasanya sepi kini ramai oleh tenda-tenda berwarna-warni yang menjual berbagai macam makanan, kerajinan tangan, dan permainan tradisional. Aroma manis dari roti yang baru dipanggang menguar di udara, mengiringi sorak-sorai warga yang antusias mengikuti kompetisi membuat roti—ajang paling populer dalam festival ini. Di antara mereka, Ilianna Baker, atau Ann, tengah bersiap untuk berkompetisi.
Rumah dua tingkat keluarga Baker, yang lantai bawahnya adalah toko roti, tampak sangat sibuk pagi itu. Suara Mrs. Margaret memenuhi isi rumah saat ia memanggil Ann dengan penuh semangat. Di dapur, aroma roti yang baru dipanggang memenuhi ruangan, menambah semarak suasana pagi. Sementara pelanggan datang dan pergi di toko roti yang ramai, Ann sibuk menyiapkan bahan-bahan untuk adonan roti yang akan ia buat di kompetisi nanti.
"Ilianna Baker!" teriak Mrs. Margaret dari dapur.
"Sudah siap, Mom," jawab Ann sambil memasukkan buku resep ke dalam tasnya. "Aku tidak bisa terlambat ke festival. Lomba roti tahun ini sangat penting."
"Pastikan semua bahan sudah kamu periksa sebelum pergi. Persaingannya sangat ketat tahun ini." Mrs. Margaret menatapnya dengan penuh perhatian.
"Semua sudah siap, Mom. Tenang saja." Ann tersenyum, menenangkan ibunya.
Saat Ann keluar rumah, ia melihat ayahnya, Mr. William Baker, dan neneknya, Beatrice Baker, sedang duduk di kebun depan. Mr. William sibuk menyiram tanaman, sementara Beatrice duduk santai dengan sebuah buku di tangannya.
"Dad, Oma, selamat pagi!" sapa Ann ceria sambil menghampiri mereka. "Aku siap untuk festival. Apa kalian akan datang?"
"Selamat pagi, Ann. Kami tidak akan melewatkan ini. Kami sangat bangga dengan semua usahamu. Dad yakin kamu akan menang!" Jawab Mr. William sambil tersenyum hangat.
Beatrice menambahkan, "Tentu, kami akan ada di sana, mendukungmu. Kamu pasti akan membuat roti paling enak di kompetisi nanti."
Ann merasa semakin bersemangat. "Terima kasih! Aku akan melakukan yang terbaik."
Ann berjalan menuju lokasi festival yang tidak jauh dari rumahnya, hanya sekitar sepuluh menit dengan berjalan kaki. Sepanjang jalan, banyak tetangga yang menyapanya, menanyakan apakah ia merasa gugup. Kabar beredar bahwa tahun ini Mrs. Cersei Denburry akan menghadirkan resep roti yang sangat istimewa. Ann menjawab dengan senyum percaya diri meski hatinya berdebar.
"Ya, aku mendengar tentang itu," ujar Ann. "Tapi aku siap dengan resepku sendiri. Semoga hasilnya memuaskan!"
Ketika ia mendekati area festival, keramaian semakin terasa. Stand-stand makanan dan atraksi festival mulai terlihat. Di kejauhan, balon udara berwarna-warni melayang di langit, menambah pesona festival. Ann berencana menaiki balon itu bersama keluarganya nanti. Di tengah keramaian, Ann melihat Alice Ocean dan suaminya, Oliver Grey, berjalan anggun di antara kerumunan. Kehadiran mereka seolah membawa kemewahan tersendiri dalam suasana desa yang sederhana. Alice tampak anggun dengan gaun sutra biru laut, sementara Oliver tampak elegan dengan setelan hitamnya.
Ann tiba di stand kompetisi membuat roti dan mulai memanggang dengan tenang. Setelah belasan menit, ia melihat keluarganya sudah hadir untuk memberi semangat. "Dad, Oma, Mom, terima kasih sudah datang!" serunya gembira.
Mr. William tersenyum. "Kami tidak akan melewatkan ini, Ann. Lihatlah semua orang yang mendukungmu."
Mrs. Margaret menambahkan, "Kami sangat bangga dengan usahamu, Ann."
YOU ARE READING
A Deadly Bloom: The Alice Ocean Case
Mystery / ThrillerKetika Alice Ocean ditemukan tewas secara misterius di rumahnya, para penduduk Dreamberry terkejut dan bingung. Awalnya dianggap sebagai serangan jantung, kematian Alice segera mencuri perhatian detektif Owen Smith, yang meragukan kesimpulan awal da...