Tarian Es

16 4 1
                                    


Matahari sudah mulai terbenam, menimbulkan efek yang sangat cantik di atas Danau Hitam yang sudah membeku. Hari berjalan begitu cepat, tak terasa besok liburan natal dan tahun baru sudah dimulai. Irene membawa dua kantong belanjaan yang penuh dengan makanan manis kesukaannya, dari toko yang paling populer di Hogsmeade; Honeydukes. Walau hari ini adalah hari terakhir belajar untuk semua siswa di Hogwarts, tentu saja Irene membolos kelas dan menghabiskan waktunya berbelanja di Hogsmeade. Musim dingin tahun ini entah mengapa terasa lebih dingin dari biasanya, dipadukan dengan cahaya matahari yang sudah mulai terbenam, memberikan efek unik pada semua orang; udara dingin yang menusuk kulit dan diselimuti kehangatan dari cahaya matahari.

Irene menaruh belanjaannya di bawah pohon, dan mengambil sepatu skatingnya yang ia beli di sebuah toko Muggle di London. Irene mengenakan sepatunya dan mulai berseluncur di atas es, sambil bersenandung. Irene mendapati dirinya memikirkan tentang Orion untuk yang ke sekian kalinya saat Orion datang menghampiri Irene. Irene berhenti sejenak, memindahkan fokusnya ke Orion yang sedang terbang di atasnya, sambil memberikan senyum kepada Orion. Orion hanya melihat ke arah Irene, dan lanjut terbang menuju Hutan Terlarang untuk berburu makanan.

Waktu terus berlalu, kini matahari sudah sepenuhnya terbenam, dan Irene berseluncur hanya ditemani dengan cahaya bulan yang memantul di atas es. Orion sudah selesai berburu, dan datang menghampiri Irene. Kali ini, ia berdiri di atas es beberapa meter dari Irene. Irene melihat tubuh Orion berdiri tak jauh darinya. Irene menunjukkan trik yang baru saja ia kuasai kepada Orion. Trik itu berupa putaran sederhana. Betapa terkejutnya Irene ketika melihat Orion berubah menjadi laki-laki yang ia lihat di Pensieve Dumbledore ketika ia menunjukkan triknya kepada Orion.

Laki-laki tersebut tidak terlihat sedikit pun lebih tua dari yang Irene lihat di dalam Pensieve. Laki-laki tersebut tampak sangat familier, namun Irene tidak tahu mengapa. Penampilan laki-laki itu sangat mirip dengan Profesor Snape, namun entah mengapa berbeda. Irene hanya berharap dalam hati bahwa Orion dan Snape hanya memiliki penampilan yang mirip, dan bukan merupakan orang yang sama. Bayangkan jika Orion adalah Snape, Irene tidak akan bisa menahan rasa malunya. Irene sering bercerita, mencurahkan hatinya kepada Orion sejak tahun pertamanya.

Irene terdiam, dengan kedua tangannya berada di sebelah tubuhnya sambil menatap tidak percaya. Orion, atau entah siapa pun namanya yang sebenarnya, berjalan di atas es mendekati Irene. Orion hanya bisa tersenyum tipis, menganggap wajah terkejut Irene adalah sebuah hiburan baginya. Orion sekarang berdiri sangat dekat dengan Irene, hanya berjarak kurang dari lima belas senti.

"Membolos kelas ramuan adalah tindakan yang tidak biasanya dilakukan oleh Irene Shepherd." Senyum Orion semakin lebar saat melihat wajah Irene yang semakin terkejut. Orion mengalihkan pandangannya ke pipi Irene, yang sekarang dihiasi oleh warna merah merona. Irene masih diam membisu, tidak dapat menemukan kata-kata yang cocok untuk situasi ini. Bagaimana Orion bisa tahu hal ini? Irene tidak bisa mengingat kapan ia bertemu Orion sebelum saat ini, dan apa lagi untuk memberitahu rencananya meninggalkan kelas dan berbelanja di Hogsmeade.

Orion mengangkat lengan kirinya, memperlihatkan luka cakaran, yang Irene kenali sebagai luka di sayap kirinya. "Kau mungkin tidak pernah mengetahui aku punya luka ini karena aku selalu mengenakan pakaian yang sangat tertutup saat mengajar kelas yang kau lewati tadi pagi."

Irene merasakan semua kehangatan di tubuhnya meninggalkan dirinya. Tidak ada kata-kata di seluruh dunia yang dapat menjelaskan perasaannya sekarang. Pikirannya buram, tidak dapat berpikir jernih. Terkejut, marah, cemas bercampur aduk. Orion adalah... Profesor Snape? Wajah Irene sangat pucat, hampir sepucat Snape. Cahaya bulan menyelimuti wajah mereka, membuat wajah Irene semakin pucat. Irene perlahan mengamati wajah Snape yang terkena cahaya bulan. Wajahnya tampak sangat berbeda dari biasanya. Kulitnya tampak halus, dan semua fitur-fitur wajahnya tampak lebih jelas di bawah sinar bulan. Snape tersenyum puas melihat wajah terkejut Irene yang tampak seperti sebuah hiburan untuk dirinya. Snape membuka jubahnya, tubuhnya seperti menyala di bawah sinar bulan. Irene merasakan kehangatan menjalar di kedua pipinya saat melihat gurunya bertelanjang dada. Snape memang memiliki karakter yang dingin, namun bukan berarti dia kebal akan suhu dingin yang tidak masuk akal kan? Apalagi mereka sedang berdiri di atas es.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Bat | Severus SnapeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang