2. Sang Idol

56 10 1
                                    

Setelah kejadian itu, Eli terbangun di sebuah kos-an yang tidak terlalu kecil.
Ia terdiam sejenak untuk menetralkan pikiran nya.

"Sekarang apa lagi?" Batin Eli.

Ia melirik ke arah handphone milik nya dan melihat notifikasi pesan dari seseorang.

"Latihan? apa ini?" gumam nya.

Eli pun tak ambil pusing dan ia pun segera bersiap untuk pergi ke tempat latihan itu.

Eli kini merupakan seorang anggota idol yang terbesar di jakarta, namun saat ini kondisi idol tersebut mengalami perubahan drastis yaitu mengalami penurunan akibat kelalaian staff mereka.

~

Kini Eli sudah sampai di depan sebuah Mall besar dan tak lama seseorang menegur nya dari belakang.

"Kak Eli! malah ngelamun, udah ayo masuk." Tegur orang itu yang ternyata member dari idol grup tersebut yang bernama Cornelia vannesa atau biasa di panggil Oniel.

Eli sedikit tersentak, namun ia berusaha biasa saja di depan gadis itu.

"Y-ya udah ayo Niel." Jawab Eli.

Mereka pun akhirnya memasuki tempat tersebut.

~

Ketika mereka masuk, terlihat wajah muram yang tergambar dari para member.

"Kan aku udah bilang! jangan ngadain event itu! sekarang lihat imbas nya." Sindir Staff yang bernama Amelia.

"Ya gua hanya ngikutin apa kata pak Hajime!" sentak staff bernama Ina.

Eli yang tak mengerti di tarik oleh Oniel untuk bergabung dengan member yang lain.

Suasana saat ini sangat panas, para staff bersitegang karena kejadian event sebelumnya.

"Ini ada apa sih?" tanya Eli berbisik pada Oniel.

"Ini karena event kemarin kak, semua kacau." Jawab Oniel.

Keadaan makin tegang ketika salah satu staff berusaha menggunakan fisik untuk berbicara, Eli yang melihat itu segera belari dan menahan tangan staff tersebut.

"Bisa pake kepala dingin kan? liat! member pada takut." Ucap Eli seraya menatap staff itu dengan tatapan datar.

Semua yang ada di situ tertegun melihat apa yang dilakukan oleh Eli.

"Bukan saling menyalahkan, cari solusi bareng-bareng." Ujar Eli.

Staff itu pun terdiam.

"Aku ingin bicara dengan kalian, ikut aku." Ujar Eli seraya masuk ke sebuah ruangan.

Beberapa staff masuk mengikuti Eli.

"Kak Eli kok berani ya?" tanya member bernama Muthe.

"Itu pukulan tadi kenceng lho, kok bisa Eli nahan itu." Saut member bernama Shani.

"Ada yang aneh." Gumam member bernama Gita

~

Eli duduk menatap para staff yang berada di hadapannya.

"Eli, apa yang kamu ingin bicarakan pada kami?" tanya Ina.

"Seharusnya bila terjadi perbedaan pendapat, kalian sebisa mungkin  menutupi semua dari member yang lain, aku bukan ingin mengajari kalian, tapi tolong kalian pahami situasi nya." Jawab Eli.

"Terlebih, sampai menggunakan kekerasan, kakak itu laki-laki lho, jangan sampai main fisik. Kalau emang mau main fisik, cari lawan yang setara." sambung Eli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Jurnal : Helisma putriTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang