Butuh waktu sekitar 30 menit untuk ares dan yang lainnya sampai di rumah sakit. Dengan tergesa-gesa Ares dan Excel memanggil para petugas medis,.
Tak lama kemudian para perawat dan dokter tiba dan langsung membawa Archer beserta Dimas kedalam untuk di periksa.
Beberapa saat setelah penanganan akhirnya Archer yang pingsan tersadar. Saat ia baru membuka matanya orang pertama yang Archer lihat adalah ibunya. “Ibu, kenapa Archer di rumah sakit?”
Sang ibu memandangi langit langit kamar bernuansa putih khas rumah sakit berusaha untuk menahan agar air matanya tidak terjatuh sebelum berkata, “kenapa kamu suka banget berantem sih, Archer? Kamu kan tahu ayah kamu gimana. Kalau dia sampai tahu gimana?”
Archer justru tersenyum ketika melihat ibunya menangis di sampingnya. “Gak apa-apa kok Bu, lagian ini juga kesalahan Archer. Kalau ayah marah kan itu wajar.”
“Ya, tapi kan kamu tahu Cher, ayah kamu itu kasar banget. Ibu gak tega kalau kamu di marahi terus sama ayah. Apa lagi kalau kamu sampai di pukuli lagi, cher” Baru saja ibunya memperingati Archer tiba-tiba saja ayahnya masuk kedalam kamar dengan membanting pintu dan langsung marah.
Brak!
Archer dan Aletha terkejut. Tubuh Aletha terlihat sedikit bergetar, sedangkan Archer hanya bisa diam sambil menunduk. Kuku kuku tangannya mulai menggaruk asal bagian jari tangannya yang tak terasa gatal.
“Apa yang udah kamu lakukan! Bikin malu aja! Ayah kan udah bilang, kalau mau berantem itu di ring!” Aletha mencoba menenangkan sang suami yang sudah naik pitam.
Archer dengan terburu-buru langsung bangkit dari tidurnya. Archer tahu Arthur—sang ayahnya akan terus marah apapun penjelasannya. Wajah Archer terlihat semakin panik. Jari tangannya masih menggaruk kasar bagi jari lainnya hingga mengeluarkan sedikit darah.
“Ayah tahu kamu anak laki-laki, tapi gak gini caranya!”
Arthur menyingkirkan Aletha yang berusaha menahannya. Ia terus berjalan ke arah Archer. Ketika Arthur tiba dihadapan Archer ia langsung mencengkeram pundak sang anak, “kalau kamu mau berantem, ya berantem aja. Tapi jangan Sampai kalah dan bikin ibu kamu khawatir!”
Archer meringis kesakitan tapi langsung tersenyum dan berkata. “Maaf ayah, lain kali Archer yang menang dan gak akan buat ibu khawatir. Maaf... aku benar benar minta maaf.”
Aletha yang melihat adegan keduanya hanya berusaha menahan tangisannya dengan menggunakan tangannya untuk menutupi mulutnya. Aletha juga berusaha menahan rasa sakit di dadanya karena takut sekaligus khawatir.
Setelah Arthur berkata demikian kepada Archer, ia langsung melepas cengkeramannya dengan frustrasi sambil memegangi kepalannya. Saat Arthur melihat kearah istri tercintanya yang sedang menangis, Arthur dengan cepat langsung menghampirinya dan menepuk pundaknya dua kali kemudian pergi meninggalkannya begitu saja.
Archer mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk dan menghadap Aletha dan kemudian berkata. “Bu, ibu gak usah khawatir. Aku tahu ayah khawatir sama ibu dan aku, makanya dia marah.”
Mendengar kata-kata menghangatkan dari sang anak tercintanya membuat Aletha mengembangkan senyuman diwajahnya. “Iya sayang, ibu tahu kok.”
“Udah sekarang kamu istirahat dulu ya,” ucap Aletha Kembali sambil membaringkan tubuh Archer perlahan dan di balas senyuman oleh Archer.
“Tapi ibu jangan kemana mana ya, temenin Archer.” ucap manja Archer akhirnya lolos begitu saja diri mulutnya tanpa sadar.
“Iya sayang, cepet tidur.” Balas Aletha sambil mengusap air matanya yang jatuh kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
SECRET STORY {Revisi}
Mystery / ThrillerSepuluh tahun yang lalu, Archer terpaksa berpisah dengan adik kembarnya, Ariesha. Sebuah insiden kelam membuat Archer harus menyerahkan Ariesha kepada keluarga kaya raya asal Inggris, dengan satu syarat yang menyakitkan: ia tak diizinkan bertemu adi...