Shanghai, China.
Tik...
Tik...
Tik...
Tetesan air menitik dari ujung sebuah bangunan tua di sela-sela genting, menghantarkan air mengalir pada satu titik secara terus menerus yang membuat dinding memunculkan bercak hitam kehijauan. Dingin menyeruak, seluruh kota basah akibat hujan yang baru saja berhenti beberapa menit yang lalu.
"Paman, tolong percepat. Aku harus segera berangkat bekerja!" Teriakan seorang gadis usia awal dua puluhan itu terdengar nyaring, menembus langit rumah kontrakan kecil itu.
Pria yang di panggil paman itu mendengus, menggeser beberapa genting, mengambil bagian yang pecah dan menggantinya dengan kepingan genting yang utuh.
"Pergi saja kalau begitu, ini sudah hampir selesai." Pekiknya membalas.
Pria itu bisa mendengar suara sibuk dari dalam rumah petak itu dan tidak lama terdengar suara pintu di kunci lalu kemudian munculah gadis muda si pemilik kamar menggunakan pakaian rapi dengan kedua tangan berdecak dipinggang.
"Bukankah tempat ini sudah terlalu sering bocor? Seharusnya paman merenovasinya dan bukan hanya memperbaiki bagian yang rusak terus!"
Wu Tian, pria yang dari tadi dipanggil paman itu dengan malas segera memanjangkan kepalanya, bersiap untuk membalas omelan gadis kecil yang menyewa salah satu kamar kos miliknya.
"Dari pada aku, bukankah kau yang seharusnya lebih perhatian? Jika tidak suka, lebih baik cari saja tempat tinggal lain!"
Zhi Mai yang sedari tadi mengeluh akhirnya berdecih, menghentakkan kakinya dengan kesal kemudian pergi untuk meninggalkan rumah tua itu sambil terus mencibir.
"Aku tidak akan pamit!" Katanya marah.
Wu Tian tidak peduli sama sekali, dia masih dengan perlahan memperbaiki genting sambil was-was memperhatikan dimana kakinya berpijak supaya tidak jatuh akibat genting yang masih licin sehabis hujan tadi.
"Dasar tidak sopan, masih bagus aku perbaiki, tetapi bawel sekali. Apa yang kau harapkan dari kamar sewa seharga 2900 Yuan/bulan." Gerutu Tian yang sepertinya masih kesal terhadap ocehan Zhi Mai.
"Lanjutkan nanti saja Wu Gege, itu licin dan berbahaya." Suara pria muda terdengar, ia keluar dengan baju santai dan jaket sebuah restoran China tempatnya berkerja.
"Oh, Xi Wu? Mau berangkat berkerja?" Tanya Wu Tian berbasa-basi.
Xi Wu mengangguk seraya mulai mengeluarkan sepeda listrik yang digunakan sebagai kendaraan untuk mengantar makanan.
Jika ingin dijabarkan, kamar sewa di rumah tua itu terdiri dari 5 kamar berbentuk huruf U dengan kamar Tian di tengah dan yang paling besar. Tetapi disitu bukan hanya ada kamarnya, melainkan ada dapur umum serta meja makan yang bisa digunakan penghuni lain.
Terdapat juga pekarangan kecil tanpa pembatas yang hanya dilapisi beton. Sebelah kanan, ada kamar 1 yang diisi gadis bawel bernama Zhi Mai. Dia seorang cleaning servis di sebuah perusahan kecil yang jaraknya tidak jauh dari sana.
Kemudian disebelahnya adalah kamar nomor 2 milik Ling-Ling, seorang wanita dewasa berusia 37 tahun. Dia bekerja di sebuah spa sebagai tukang pijat para orang kaya.
Pada sisi kiri di kamar nomor 3, itu lah kamar Xi Wu. Seorang pria muda yang bekerja di sebuah resto makanan cepat saji sebagai pengantar makanan. Dan untuk kamar nomor 4—
"Hyung, sampai kapan kau akan berada disana?!"
Itu dia. Namanya Jeon Juha, seorang pria asal Korea Selatan yang menempuh pendidikan beasiswa S2-nya di Shanghai, China.

KAMU SEDANG MEMBACA
Top Secret
FanfictionKisah sekelompok detektif asal Korea Selatan yang ditugaskan untuk melakukan penyamaran jangka panjang pada sebuah gang di pinggiran kota Shanghai, China. Berawal melakukan penyelidikan sebuah bos kriminal besar yang melarikan diri ke Shanghai memba...