Setelah mereka memasuki kamar pribadi Liel, kini Satria sedang membantu liel membersihkan badannya sebelum tidur.
"Tuan, saya menghantarkan susu yang anda minta" ucap seorang maid mengetuk pintu kamar bertema baby blue itu.
Satria mendengar itu memunculkan kepalanya sedikit keluar pintu dan mengambil susu yang sudah selesai dibuatkan oleh maid.
"Pergi" satu kata singkat itu mampu membuat maid itu ketakutan dan segera enyah dari hadapan tuannya.
Setelah kepergian maid itu Satria berjalan ke arah nakas dan meletakkan susu coklat itu tepat di atasnya, kemudian kembali ke arah kamar mandi tempat Liel tadi.
"Abang, apa itu tadi" tanya Liel kepada Satria.
"Sebotol susu coklat" jawab Satria singkat.
"Apa untuk Liel?" Tanya Liel dengan hati yang berada di ambang kesenangan.
"Ya" jawaban singkat diberikan Satria.
"Jadi segeralah mencuci kakimu dan kemudian meminum susu coklat itu sebelum susunya dingin" kalimat panjang diberikan Satria kepada Liel.
Sebuah gerakan mengangguk dilakukan untuk menjawab penuturan Satria tadi.
Kini Liel dan Satria sama-sama telah selesai membersihkan diri dan mereka telah berada di atas kasur yang sangat empuk.
Posisinya adalah Satria yang memeluk Liel dan menempatkan kepalanya ke dalam cekuk leher Liel dan Liel yang menghisap susu coklatnya dengan rakus.
"Wangi dan nyaman" satu kata yang menceritakan bagaimana rasa tempat di mana kepala Satria sekarang berada.
Satria merasa tidak ada lagi pergerakan rakus mulut liar dan nafas Liel juga sudah mulai teratur. Ia menoleh ke atas untuk memastikan bahwa apa yang dipikirkannya adalah benar.
Dan benar saja di sana nampak dia telah memejamkan matanya dengan dot yang terus dihisapnya namun tidak se-rakus tadi.
"Lucu sekali adik kecilku ini" pujian Satria berikan bertujuan untuk Liel.
Tentu saja Liel tak mendengar penuturan itu karena ia telah sepenuhnya masuk ke dalam dunia mimpi yang ia buat di alam bawah sadarnya.
Satria membenarkan selimut yang Liel pakai dan menggantikan dot Yang sudah habis isinya dengan sebuah pacifier lembut.
Merasa ada benda baru di dalam mulutnya dia kembali nyaman menyedot pacifier itu.
Lucu, itulah kata yang bisa menggambarkan keadaan Liel sekarang.
Di sisi lain nampak seorang pemuda sedang menyelesaikan tugas sekolahnya, nampak ia sangat menikmati tugas itu dan tidak mengeluh sedikitpun karena soal yang diberikan menurutnya sangat mudah. Keturunan Greyson memang sudah tak asing Dengan pujian "pintar".
Setelah Arsen merasa sudah menyelesaikan segala tugas yang diberikan gurunya ia meregangkan otot-otot yang terasa kaku karena tak melakukan apapun kecuali duduk.
"Apa kegiatan yang dilakukan oleh kelinci kecilku" tanya Arsen entah kepada siapa.
"Karena tugas sialan ini aku harus merelakan kelinci kecilku bermain dengan Satria bodoh itu" ucapan dengki dikeluarkan Arsen mengingat yang sebenarnya terjadi.
"Lebih baik aku melihatnya sekarang" putus Arsen tidak membereskan buku-buku yang ia telah gunakan tadi, toh ada maid yang akan membereskannya.
Tak tahu saja Arsen, bahwa sekarang Liel sedang menyelami dunia mimpinya dengan seseorang yang ia sebut bodoh tadi.
"Di mana Liel" pertanyaan itu di luar kan Arsen kepada salah satu Maid yang lewat di hadapannya.
"Tuan muda kecil sudah tertidur dengan tuan muda Satria" jawab main itu memberitahu dengan sedikit membungkukkan badan sebagai tanda penghormatan.
KAMU SEDANG MEMBACA
B'BIEL (TIDAK SELESAI)
RomanceGabriel, pemuda 13 tahun yang bekerja untuk menjalani hidup. Gabriel, ya hanya Gabriel tanpa nama belakang. Seorang perempuan, ah tidak dia seorang pemuda yang cantik hampir menyamai perempuan, atau bahkan perempuan akan dikalahkan kecantikan nya ol...