Aidan dengan wajah masam nya menghela nafas berat saat tubuhnya berada dalam pelukan gadis bersurai pink yang kini tengah menangis sembari memeluk tubuhnya, ia kira terdapat hal yang serius sehingga ia dipanggil dan menghadap raja ternyata ia harus meladeni satu bocah yang tak ingin berpisah dengannya.
Melihat wajah Aidan yang terlihat tertekan membuat Arthur maju melangkah kearah Aidan dan memisahkan tubuh Aidan dari pelukan sang gadis bersurai pink tersebut.
Sedangkan sang empun yang merasakan pelukannya terlepas menatap tak suka kearah Arthur.
Sedangkan Arthur hanya menatap datar sembari menyembunyikan tubuh kecil Aidan dibelakangnya.
"Cih dasar pengganggu" ucap Eliana yang menatap sinis kearah Arthur.
Raja serta para kelompok kerajaan suci hanya menghela nafas melihat kelakuan putra dan saintes mereka.
"Cih kau lah pengganggu nya, enyahlah dan kembali ke tempat mu yang mulia saintes"
Mendengar itu membuat Eliana semakin mendung, terlihat jelas kerutan wajah yang sangat menggambarkan keengganan untuk pergi meninggalkan kerajaan Amoraxe.
"Tidak aku tidak mau kembali!! Aku akan disini untuk menemani yang mulia pangeran! "
"Tidak kau tidak boleh bersama Aidan! Lagian Aidan tak kekurangan pelayan jadi kau bisa pergi"
Dan terjadilah perdebatan antara putra mahkota dan saintes kerajaan suci yang saling adu argumen yang berujung seperti anak kecil yang saling merebutkan satu permen.
"SEMUA DIAMM"
Ruangan yang tadinya berisik kini menjadi hening, seluruh atensi mengarah ke Aidan yang baru saja bersuara dengan volume yang keras.
Arthur maupun Eliana yang tadinya tengah berdebat langsung terdiam dengan posisi kepala tertunduk, jika Aidan sudah marah maka habislah sudah."Arthur kau tak lupa bukan jika kau adalah putra mahkota yang dimana kau akan meneruskan dan memimpin kerajaan ini, jadi... Apa menurut mu prilaku mu barusan mencerminkan sosok seorang pemimpin? "
Arthur hanya terdiam dan menyesali prilakunya yang membuat Aidan marah kepadanya atau mungkin kecewa? Yah kecewa karena ia belum bisa menunjukkan kepemimpinan nya.
Sedangkan Eliana menahan tawa nya saat melihat Arthur yang dimarahin abis oleh Aidan dan Arthur tau jika Eliana menertawakan nya dan ia hanya menatap tajam Eliana.
"Dan kau juga Eliana! Berhenti bertingkah kekanak-kanakan dan jangan pernah lari dari tanggung jawab mu. Kembali kekerajaan suci dimana tempat mu berasal. Kau adalah saintes utusan dewa maka jalankan kewajiban mu jangan pernah kau meninggalkan kewajiban mu"
Dan kini giliran Arthur yang menertawakan Eliana yang kini juga terkena siraman rohani dari Aidan, wajah yang ditekuk serta tatapan memelas yang Eliana tunjukkan guna memohon belas kasih agar dirinya tetap bisa berada disisi Aidan nyatanya tak berguna dan justru ditolak mentah-mentah oleh Aidan dan itu membuat Arthur menatap penuh kemenangan kearah Eliana.
[Tuan kenapa tidak anda pertimbangkan saja penawaran dari saintes tersebut? Anda bisa menjadikannya pelayan anda tuan]
"Tidak! Dia sangat berisik dan yang pasti nantinya aku tidak bisa bermalas malasan"
[Justru itu sebabnya saya merekomendasikan supaya anda menerimanya agar anda tidak bermalas malasan]
[Lagian yah tuan anda akan mendapatkan beberapa misi berat dan dengan adanya satu anggota di tim anda bukankah anda bisa lebih bersantai dalam menyelesaikan misi]
Aidan terdiam mendengar berbagai macam bujuk rayuan kei dan setelah lama terdiam akhirnya Aidan menyetujui saran kei, yaitu menerima satu babu lagi untuknya.
"Huft, baiklah mungkin tak salah nambah satu"
"Eliana apa kau yakin ingin tetap tinggal dan menjadi pelayan ku disini? "
Mendengar itu Eliana mengangguk dengan semangat, "yah tentu saja! Saya akan mengabdi dan setia kepada anda pangeran"
"Kenapa kau sangat ingin menjadi pelayan Aidan daripada kembali kekerajaan suci" kali ini Arthur ikut bersuara pasalnya Eliana sangat kekeh ingin menjadi pelayan Aidan padahal ia adalah seorang saintes agung yang dimana orang orang memohon kepada nya untuk sekedar saling bertatap muka atau sekedar minum teh kini malah ia yang berlutut dan memohon kepada Aidan untuk mengangkat nya menjadi pelayan nya. Sungguh Arthur tak habis pikir!
"Tentu saja aku ingin menjadi pelayan Aidan karena Aidan adalah dewhmphmm.. "
"Cukup sampai disini, dan kau Eliana... "
Hampir saja Eliana membocorkan identitasnya namun dengan cepatnya ia membungkam bibir gadis tersebut dengan tangannya dan juga menatap tajam kearahnya, gadis ini.Arthur dan yang lainnya menatap heran dengan interaksi Aidan dan Eliana yang dimana Aidan yang membungkam bibir Eliana sehingga pembicaraan nya terpotong yang membuat mereka penasaran.
"Aidan kenapa? Ayo lanjutkan! "
Eliana yang ditanya hanya menampilkan senyuman canggung lantaran hampir saja ia keceplosan ditambah tatapan maut dari Aidan yang diarahkan kepadanya membuat ia merasa takut.
"Ekh.. Karena Aidan adalah pangeran jenius! Yah jenius dan aku jadi tertarik untuk menjadi pelayan nya, ahehe.. " ucap Eliana
Arthur menatap tak suka kearah Eliana, entah kenapa ia merasa ada rahasia antara Eliana dan Aidan yang tidak ia ketahui dan itu membuat nya kesal, kesal karena Eliana yang mengetahui rahasia Aidan sedangkan dirinya tidak. Ia merasa hal seperti ini harusnya hanya ia yang boleh tau karena sekarang dirinya adalah kakak dari Aidan sedangkan Eliana hanyalah orang luar namun kenapa ia kalah dengan orang luar padahal mereka baru beberapa kali ketemu sudah langsung main rahasia tanpa dirinya. Arthur cemburu!
"Hah.. Sepertinya Saintes agung tidak dapat kembali kekerajaan suci dalam waktu dekat ini, bagaimana menurut anda pendeta agung" ucap raja theo yang ditanggapi oleh senyum ramah pemilik dari Kerajaan suci sekaligus pendeta agung. Michelle Williams Smist.
"Yah jarang jarang yang mulia Saintes bersikap selayaknya remaja pada umumnya, apalagi melihat beliau yang begitu menyukai pangeran Qiel dan enggan kembali kekerajaan suci itu membuat saya seperti melihat sosok baru dari yang mulia saintes. Mungkin untuk kedepannya saya akan merepotkan kerajaan Amoraxe untuk menjaga yang mulia kami, haha.. "
"Hahaha... Tidak akan merepotkan kerajaan Amoraxe, justru kami yang merasa terhormat jika beliau menetap di tanah kami ini"
"Baiklah untuk kedepannya saya mohon bantuan anda yang mulia raja"
"Tentu saja pendeta agung"
Kedua penguasa tersebut saling berjaba tangan dan sedikit melemparkan candaan ala bapak bapak dan mengabaikan para muda mudi yang masih saling adu mulut atau lebih tepatnya hanya Arthur dan Eliana. Arthur yang komen tak terima dengan keputusan Aidan dan Eliana yang berbanggakan diri lantaran ia akan selalu berada di sisi Aidan. Sungguh hari yang melelahkan bagi Aidan dan ia ingin segera mengistirahatkan tubuhnya!! Siapapun selamatkan ia dari keributan ini!!
Tbc
Vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
adventure || Aidan [BL]
FantasyAidan yang bertrasmigrasi kedunia lain setelah mengalami kematian konyol dan juga memecahkan berbagai macam teka teki untuk mencari jati dirinya yang sebenarnya. Penasaran? Baca aja langsung. Typo bertebaran.