Dipagi harinya.
Oline turun dengan seragam lengkapnya, dia hendak berjalan ke arah dapur, namun dipertengahan tangga langkahnya harus berhenti kala mendengar suara Erine yang berasal dari belakangnya.
"Tunggu! Gue mau ngomong sama lo." jegat Erine.
Sekarang Oline berbalik, dan melihat ke arah Erine.
"Ngomong apa?" tanya Oline.
"Gue benci sama lo." tutur Erine.
"Lo cuman mau ngomongin ini?" tanya Oline tampak cengoh.. "Ok ok lupain, pertanyaanya kenapa lo benci sama gue?"
"Lo emang masih berhak nanya? Kenapa gue benci sama lo?"
"Ya berhak dong, kalau gue ngak nanya ya mana gue tau lo benci sama gue karna apa!?" celetos Oline cepat.
"Lo sadar ngak sik Line sikap lo itu udah keterlaluan." tekan Erine dia menatap ke arah mata sayu Oline dengan tatapan tajamnya.
"Maksud lo?" Oline yang memang tidak mengerti terus-terus saja bertanya.
"Apa perlu gue jelasin!? Oke gue emang perlu jelasin, karna orang kayak lo ngak bakalan sadar!!" Erine berhenti sejenak sebelum dia melanjutkanya.
"Sikap lo semalam secara terang-terangan keterlaluan, padahal lo tau sendiri ortu gue masih dimeja makan dan lo dengan seenaknya lo ningalin meja makan, Line!? Kok sikap lo gini sik sama ortu gue?"
Oline menatap Erine dengan diam, lalu dia menjawab. "Lo mau tau kenapa?..Rine lo pernah sadar ngak sama apa yang lo omongin, mungkin lo pikir itu memang sesuatu yang benar, tapi lo pernah mikir perasaan orang lain saat lo ngomong kayak gitu?"
Mendengar penjelasan Oline sama sini, jujur Erine masih tidak mengerti sama sekali.
"Omongan yang lo bicariin tadi malam secara ngak sengaja, buat gue kesingung lo tau maksudnya? Ok mungkin selama ini lo emang ngak pernah bisa nerima gue sebagai pasangan lo, tapi gue ngak pernah nuntut ini dan itu sama lo, bahkan gue ngak pernah larang hubungan lo sama orang lain, dan semalem dengan omongan lo yang kayak semalem lo pikir gue ngak sakit hati? Rine gue tau pernikahan ini hanya sebatas kontrak, tapi seharunya lo ngak ngomong kayak gitu. Apalagi didepan kedua orang tua lo, itu sama ajah kayak lo ngak ngehargain gue sama sekali!!" jelas Oline mungkin nadanya tampak lembut. Tapi Erine bisa merasakan dalam tatapan Oline sirat kekecewan terlihat jelas ketika bagaimana gadis jakung itu mengeluarkan omonganya.
Tanpa sadar Erine menunduk, jika dipikir untuk yang kedua kalinya, omongan Oline sejauh ini benar, apa Erine yang terlalu terbawa emosi tentang perilaku Oline yang meningalkan meja makan tanpa izin?
"Gue berangkat, hati-hati." ucap Oline lagi lalu pergi begitu saja, Erine mematap diam ke arah punggung Oline yang menghilang, setelah itu dia bergumam.
"Oline maaff.." gumamnya pelan.
****
Ditengah-tengah jam mata pelajaran ini, sejak sedari tadi Erine tidak bisa fokus mendengarkan penjelasan guru didepanya, pikiranya hanya terpaku kepada satu orang..
Yaitu..
Oline..Oline dan Oline..
Jadi sejak pertengkaran kecil yang terjadi diantara mereka pagi ini, sejak saat itu juga Erine bahkan tidak melihat sosok Oline, entah itu kebetulan, atau saat jam istrirahat, biasanya Oline dan dua temanya selalu ada dikanti saat-saat jam Istrirahat tapi istrirahat pertama ini tumben sekali Erine tidak melihat mereka bertiga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kakak kelas galak itu istriku (ORINE)✅
أدب الهواةTiba-tiba nikah itu ngak lucu banget wee!!