25

3.9K 374 44
                                    

1 Minggu kemudian....

Seorang gadis jakung terlihat sedang sibuk mengemaskan beberapa baju beserta alat yang penting dalam koper miliknya, hari ini dia hanya mengenakan kemeja lengan panjangnya, dengan dipadukan oleh jeans panjang, kemudian sepatu putih miliknya, outfit yang simpel namun sangat menawan jika dikenakan olehnya.

Sibuk membereskan hal itu sehinga membuat dirinya sangat fokus, dan bahkan tak mengetahui seorang gadis yang baru saja keluar dari kamar mandi mengunakan bathrobe putih kini berjalan mendekat dan berdiri tepat disebelah gadis jakung itu.

"Hari ini banget mau berangkatnya?..." pertanyaan itu diajukan untuk seseorang yang tengah sibuk mempacking barangnya.

"Acaranya lusa, kalau besok berangkatnya takut keburu belum lagi mau siap-siap kan?.." jawab gadis itu, yang kini dirinya telah selesai dia menurunkan koper miliknya di atas kasur dan kini dia letakan dilantai, kemudian dia mengambil jam tanggan Rolex miliknya yang ada dinakan mengenakanya ditanggan setelah selesai dia tersenyum menatap wajah sedih disampingnya.

"Kamu ngak mau ikut aku aja?.. Sekalian pulang ngak kangen sama temen-temen disana apa?.."

Gadis itu menunduk, dia memainkan ujung kemeja milik Oline sesekali dia melihat lagi ke arah gadis jakung itu.

"Aku kangen, kangen banget bahkan aku juga mau ketemu mama papa, tapi..." ucapanya tak dilanjutkan..

Oline yang mengerti kekehawatiran gadis ini segera mengambil tangganya dan mengeleusnya pelan. "Tapi apa hm?..." tanyanya pelan.

Gadis itu menghela nafas kemudianya membuang cepat, kepalanya yang awal tertunduk kini mendonga matanya telah berkaca-kaca kala dirinya mentapa Oline.. "A..aku cuman ngak mau dengan baliknya lagi kamu ke Indo kamu bakalan inget yang selama ini telah terjadi, a..ku ngak mau liat kamu sakit lagi Line, aku ngak mau kamu sedih, itu terlalu sakit buat aku ketika ngeliat kamu kembali dan mengigat segala hal yang seharusnya kamu lupa hiks..." isaknya..

Oline tak tahan dia segera membawa gadis itu dalam pelukanya, kepalanya dia letakan tepat diatas kepala sang gadis yang tengah menangis dengan memeluknya erat.

"Aku tau kamu khawatir karna ini, Lynn aku pernah bilang kan sama kamu, ngak semua orang itu sama mungkin beberapa orang akan merasa kan kembali apa yang dia alami sebelumnya ketika kembali ketempat itu, tapi aku ngak Lynn mungkin dulu aku memang sedih aku rapuh dan aku kecewa, tapi untuk hari ini aku akan jadi versi yang kuat, doain aku terus ya.."

Akhirnya Delynn menganguk, dia semakik membenamkam kepalanya didada Oline, mengirup lama wangi tubuh itu sebelum akhirnya dia melepaskan peluka dan mengusap pelan pipi Oline.

"Aku tau walaupun kita udah tingal bareng disini, dan bahkan udah lewatin semuanya, tapi aku bukan yang utama kan Line dihati kamu?..."

Oline diam dia masih memandang Delynn dengan mata sembabnya disana.

"Lynn.."

"Aku tau Line seberapa kuat pun aku berjuang, aku tetap ngak bisa kayak dia, a..aku udah kalah Line aku pikir dengan cara ini kamu bisa melihat aku seperti Delynn tapi aku salah, selama ini aku sadar bahwa aku hanya hidup dalam bayang-bayang Erine dimata kamu....."

Entah kenapa hal ini lalu menjerumuskan ke hal yang tidak-tidak. Oline juga tak mengerti mengapa Delynn berkata demikian, meskipun dia mencoba untuk tetap tegar tapi apa yang Delynn katakanya adalah sebuah kenyataan kenyataan yang tak pernah berubah meski dirinya telah jauh selama berbulan-bulan.

"Lynn maafin aku.." Oline menunduka tak mampu lagi melihat Delynn, gadis ini terlalu tulus buat dirinya yang belum selesai dengan masa lalunya, Oline sendiri mengakui bahwa dia malu karna telah berjanji yang tidak-tidak kepada Delynn dan tanpa sengaja memberinya sebuah harapan besar padahal dirinya sendiri masih belum bisa sepenihnya lepas dari cerita masa lalu itu sendiri.

Kakak kelas galak itu istriku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang