24

3.7K 381 58
                                    

Perlahan-lahan 7 bulan itu Erine lalui dengan begitu cepat, sekarang kondisinya tengah genting, usia kandunganya telah memasuki 9 bulan yang dimana menurut dokter dia sudah mulai memasuki tahap akan melahirkan dalam waktu dekat ini.

Benar saja ditengah malamnya, Erine meringis kesakitan akibat rangsangan hebat yang kontras dari perutnya, dia bahkan mmengeluh kesakitan, niat hati ini memangil Bundanya, namun dia tidak memiliki tenaga sama sekali.

Hingah berakhir dia melempar gelas kaca yang ada dinakas, semoga dengan suara itu kedua orang tuanya dapat mendengar Erine.

Sesuai dugaan Graselo serta Chyinthia berlari menuju kamar Erine, memang fase hubungan mereka tengah dingin, tapi soal kasih sayang hal itu tak pernah luntur mereka berikan kepada Erine, hanya saja rasa itu ketutup sama kekecewaan yang selama ini Erine perbuat.

Yang pertama kali bereaksi adalah Graselo, dia mengendong ala bridal stel, dan Chyinthia dia telah menelpon Ambulan yang sedang siap menuju kekediaman mereka.

"Sayang.. Sayang tahan ya tarik nafas kamu terus buang.." perintah Chyinthia.

Erine tak menyadari nada lembut itu kembali dia dengar, sebab wanita itu kini tengah menahana rasa sakit yang begitu menerjang diperutnya. "Sakitt bunda.." ringisnya..

"Sabar ya sebentar lagi ambulan datang sabar dulu ya sayang.." Graselo tak banyak mengeluarkan suara, dia sudah cukup tau mengenai hubungan Erine anaknya dan juga Aldo yang diketahui adalah Ayah dari anak yang saat ini Erine kandungi.

Graselo juga sudah mengetahui tentang Aldo yang tak dapat lagi bertangung jawab atas apa yang dia buat, rasa kesal itu kembali menghantui, andai saja Erine anaknya tak bodoh pasti sekarang anak itu sudah ditemani oleh Ayahnya. Namun sayang ini semua sudah terjadi, dan diluar kendali Graselo yang dimana dia tak bisa berbuat banyak lagi, selain memberi support terbaik bagi anaknya sendiri.

Tak lama setelah itu Ambulan yang mereka tunggu telah sampai, Graselo segera bergegas keluar diikuti oleh Chyinthia.

Para petugas segera menjalankan tugas mereka dengan sangat baik, mereka dengan telaten memindahkan tubuh Erine dari pelukan Ayahnya Graselo, ke arah barangkar yang mereka bawa.

Setelah itu Ambulan berlalu lebih dulu, Chyinthia memilih untuk ikut dengan anaknya, sementara Graselo dia memberi kabar terlebih dahulu kepada Oniel bagaimanapun keduanya selalu mengangap mereka keluarga, maka dari itu Graselo memberi tahu tentang hal ini.

Setelah selesai dia segera menyusul dengan mobilnya menuju rumah sakit.

Hari yang Erine tunggu akhirnya datang, dia merintih kesakitan disana hanya ditemani oleh yang Bunda yang terus menguatkanya, air matanya mengalir mungkin itua karna sakit diperutnya, tapi bukan entah mengapa tapi Erine sangat berharap setidaknya bisa melihat Oline disana khawatir kepada kondisinya.

Tapi itu nihil, bodoh pikirnya dia masih terus berharapa setelah berkali-kali menyakiti Oline..

Semua proses persalinan itu berjalan dengan lancar, Erime dengan segela tenaga yang dia punya telah melahirkan bayi laki-laki yang tampak sehat tengah dimandikan oleh dokter.

Chyinthia mengelus sayang rambut anaknya, keringat telah mengucur diseluruh tubuh hingah wajah Erine, nafasnya terengah-engah sebagai reaksi terakhir wanita itu menutup matanya dengan lemas dan kehilangan kesadaranya...


Sementara diluar, Oniel, Indah, dan juga Graselo sama-sama berdoa untuk keselamatan Erine didalam sana. Oniel berjalan sedikit menjauh dari Graselo dan istrinya, dia mengambil ponselnya seolah tengah mengetik sesuatu dibarang pintar itu, setelahnya dia kembali dan ikut bersyukur ketika mengetahui dari dokter jika Erine melakukanya dengan baik dan dinyatakan selamat oleh tim medis yang menangani.






Kakak kelas galak itu istriku (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang